"David, hey tunggu!,"
Brylian berlari mengejar david yang kini sudah berjalan jauh. Sedang david terus saja berjalan tanpa memperdulikan orang yang memanggil-manggilnya, karena david tau kalau itu pasti brylian.
"Ey!! Kubilang berhenti atau kupukul kau!!!"
Brylian berhenti mengejar david,kemudian meneriakki david.
David pun berhenti dan membalikan badannya,
"Tak usah mengejarku! Aku ingin pulang kepanti!," Saat ini juga david meninggikan nada bicaranya kepada brylian.
Kemudian david kembali berjalan.
"Tak usah berteriak kepadaku, aku masih bisa dengar,"
Kini brylian sudah ada disamping david.
"Kau marah padaku?"
Brylian bertanya kepada david sambil mengenakan penutup kepala di hoodie nya.
Namun david hanya diam dan tetap memandang lurus kedepan, brylian pun menghembuskan nafasnya,.
"Maafkan aku," ucap brylian.
"Kak, kenapa kau seperti ini?" Akhirnya david membuka suara.
"Aku? Aku kenapa?" Ujar brylian seolah-olah tidak mengetahui apapun.
"Kak, kau begitu berbeda dari kak brylian yang dulu ku kenal, yaa aku akui dari dulu kau memang pendiam dan dingin tapi sikapmu ini benar-benar berbeda, kelakuanmu juga berubah..,"
David pun mengeluarkan keluhannya terhadap brylian yang sudah dianggap sebagai kakaknya sendiri.
"Biar ku antar kau sampai panti," ucap brylian.
"Kenapa kau mengalihkan pembicaraan?," Batin david.
"Dan kenapa kau pulang malam huh?, Apa ibu panti tidak mencarimu?" Tanya brylian kepada david yang kini tengah bergelut dengan pikirannya.
"Apa pedulimu,"
"Aku peduli sebab itu aku bertanya kepadamu, bukankah kau sudah menganggapku sebagai kakakmu, jadi aku peduli kepadamu."
"Kak. berhentilah merokok, itu tidak baik"
Kini david berbicara baik-baik kepada brylian agar dia mau berhenti merokok.
"Vid, aku lebih dewasa darimu, aku tau mana yang baik untukku dan mana yang buruk,"
David berdecak kesal, kakaknya ini memang susah untuk dinasehati, ia pun pasrah.
.
.
."Sudah sampai, kau masuk dan tidurlah yang nyenyak."
Ujar brylian setelah mereka sampai didepan panti asuhan."Hm,"
Hanya jawaban itu yang bisa diberikan david kepada brylian, karena david benar-benar sedang kesal kepada kakaknya ini.Setelah itu brylian pun pergi dari situ dan berniat untuk kembali ke gerbong kereta yang ditempati ahludz.
Brylian tidak ingin pulang kerumahnya, karena ia tahu jika ia pulang sudah malam-malam begini pasti ayahnya akan memarahinya dan saat ini brylian tidak ingin mendengar ocehan dari siapapun..
.
.Kemudian setelah sampai didepan gerbong ahludz, brylian mengetuk pintu gerbong, lama menunggu pintu tak kunjung dibuka,
"Apa ahludz dan zico sudah tidur?" Pikir brylian.
Lalu brylian langsung membuka pintu, ternyata didalam gerbong tidak ada siapapun, brylian kemudian mengambil ponselnya dan mengirim pesan ke ahludz,
Setelah begitu lama menunggu, ahludz tak kunjung membalas pesannya, akhirnya brylian memutuskan untuk berbaring disofa sambil menunggu ahludz pulang.
Diliriknya bungkus makanan yang tadi dia bawa untuk ahludz,
Semuanya sudah ludes dilahap adiknya dan juga teman adiknya itu."Zico.." brylian bergumam, sejenak ia berpikir, tadi dia apa begitu menyeramkan sampai adik kelasnya itu takut kepada dirinya.
"Kalau dipikir-pikir, anak itu sedikit aneh," ucap brylian sambil mengingat kelakuan zico yang gugup dihadapannya.
.
.
.1 jam kemudian,
"Kak, kau kembali?"
"Darimana kau?,"
"Mengantar zico pulang, ini sudah malam jadi aku mengantarnya pulang,. Kau tidak pulang?"
"Aku akan menginap disini untuk malam ini."
"Ah baiklah,"
"Ludz, kau masih ada seragam sekolah cadangan?"
"Ya, ada"
"Aku meminjamnya ,besok aku akan berangkat sekolah."
"Iya kak, kau boleh menggunakannya"
Kemudian mereka berdua terlelap di sofa yang ada didalam gerbong itu.
*Votecoment ya😊
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS A BOY ✔️
Hayran KurguCerita ini menceritakan tentang persahabatan ketujuh anak laki-laki. Saya harap, readers bisa mengikuti alur cerita dengan baik. Setiap huruf/kata/angka yang ada dalam cerita memiliki makna tertentu. Hargailah karya orang lain.