29 maret 2016
Zico pov
Pemilik pom bensin meludah sebelum dia pergi. Aku berbaring ditanah diposisi yang sama saat aku tidur meringkukkan badan. Aku tadi sedang membuat grafiti didinding belakang pom bensin, aku tertangkap dan pemilik pom bensin memukulku sambil bertanya apa yang membuatku berpikir untuk melakukan itu, melukis didinding orang lain. Aku mulai berdiri dari posisi sebelumnya.
Dipukul adalah sesuatu yang sudah biasa namun juga tidak biasa bagi diriku.Aku mulai menggambar grafiti sejak dulu.
Aku mengambil botol pilok yang sudah dibuang dan mencoba melukis didinding.
Ku ingat catnya berwarna kuning, aku menyemprotkannya dan melihat kedinding. Aku menatap tinta kuning terang di dinding abu-abu, lalu mengambil beberapa kaleng pewarna lainnya. Untuk waktu yang lama aku menyemprot di dinding tanpa berpikir, baru saat kaleng-kalengnya kosong tanganku berhenti.
Aku membuang kaleng-kaleng tersebut dan mundur. Nafasku keluar seakan-akan aku baru berlari secepat yang aku bisa.Aku tidak tahu apa makna warna didinding. Aku tidak tahu apa yang telah aku lakukan dan kenapa aku melakukannya. Tapi aku telah melakukannya juga. Dan aku bisa mengira warna ini mengekspresikan perasaanku. Aku telah mencurahkan hatiku kedinding itu, mencurahkan rasa rindu pada sahabatku.
Awalnya aku berpikir ini jelek. Aku pikir itu kotor. Itu bodoh, tidak berguna dan memprihatinkan. Aku tidak menyukainya. Aku mengusap tinta yang masih belum kering dengan tanganku. Aku ingin menghapus semuanya, ada rasa sedikit benci kepada sahabatku. Kenapa mereka tak ada kabar. Tapi bukannya terhapus, aku malah melumuri dan membuat warnanya tercampur dan membuat bentuk yang berbeda.
Masalahnya bukan apakah aku menyukainya atau tidak.
Masalahnya bukan apakah itu cantik atau tidak.
Masalahnya adalah aku.
Aku yang bodoh, ingin membenci orang-orang yang aku sayangi.Saat aku berdiri, aku terbatuk.
Aku meludahkan darah ketanganku.
Saat itu aku melihat tangan seseorang mengambil kaleng pilok. Aku mengangkat kepala sampai aku melihat sebuah wajah.
Wajah kak ahludz. Aku tertawa. Aku kira aku baru melihat hantu.
Kakak mengulurkan tangannya. Aku hanya menatap kakak, lalu dia mengambil tanganku dan menarikku, tangannya hangat.Kak ahludz, satu-satunya sahabat yang masih setia bersamaku, walau sekarang dia jauh lebih menjadi pribadi yang pendiam.
"Jangan pergi ya kak.." ucapku seraya tersenyum kepadanya.
Dia hanya menatapku, tatapan tajam. Aku yakin dia melihat luka diwajahku jadi dia menatapku begitu, dia pikir aku berkelahi, biarkan saja. Kali ini dia pasti akan membawaku ke gerbong dan mengobati lukaku atau memberikan bajunya padaku sebagai ganti baju yang robek ini. Dan itu benar.
Hai hai hai...
Aku kembalii😂
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS A BOY ✔️
FanficCerita ini menceritakan tentang persahabatan ketujuh anak laki-laki. Saya harap, readers bisa mengikuti alur cerita dengan baik. Setiap huruf/kata/angka yang ada dalam cerita memiliki makna tertentu. Hargailah karya orang lain.