Chapter 9

1.1K 85 0
                                    

Zico pov

Aku tidak tahu arah jalan yang sedang kami bertiga lalui.
Jalan ini berlawanan arah dengan jalan yang biasa kulewati saat pulang sekolah.

Mungkin sudah lebih dari duapuluh menit kami jalan kaki, dan saat ini kami bertiga berjalan diatas rel kereta api yang sudah rusak.

Dapat kulihat dari kejauhan ada benda-benda berbentuk persegi panjang, mungkin itu gerbong kereta api.

Dan setelah kami berjalan mendekat kearah benda itu, ternyata benar yang kulihat itu gerbong kereta api. Ada lumayan cukup banyak gerbong kereta, mungkin sudah tidak terpakai lagi karena keadaan rel kereta ini tidak baik, memungkinkan tak ada kereta yang lewat dijalur ini dan gerbong-gerbong itu tergeletak tak terpakai.

"Kita sudah sampai!"
Seru kak ahludz.
"Ini tempat tinggalku zico, yaa begini keadaannya," tuturnya lagi.

Aku tersenyum padanya,
"Woah, kau mandiri ya kak, kau hebat!"

Aku menengok kearah kak david.
Dia tersenyum.

"Baiklah ayo masuk," ajak kak ahludz.

Kak ahludz membuka pintu gerbong, dan membiarkanku untuk masuk lebih dulu kemudian diikuti kak david dibelakangku dan kak ahludz ada paling belakang.

Untuk sesaat aku berpikir, gerbong ini pasti dalam keadaan gelap.

Ternyata tidak, ada lampu-lampu kecil yang memberi pencahayaan, lemari berukuran sedang ditaruh dipojokan dan terdapat tiga sofa panjang, dan...




Siapakah orang yang sedang berbaring di salah satu sofa itu..?




"Uh, kau disini kak?,"
Aku menoleh ke kak david, mungkin ia berbicara kepada orang yang berbaring disofa.
Setelahnya kak david berjalan ke sofa yang lainnya.

"Kak brylian..?" Ucap kak ahludz. ekspresinya sedikit terkejut,

"Sejak kapan kau disini?," Sambung kak ahludz lalu dia menarik lenganku menyuruhku duduk disamping kak david.

"Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau baru pulang hah ahludz?!"
Remaja lelaki itu berbicara, kemudian mengambil posisi duduk, setelahnya ia menatapku, dan tatapannya itu
oohh,, sungguh sangat tidak bersahabat.

"Siapa kau?"

Sudah kuduga, ia pasti akan menanyakan diriku.

"Ah dia i-,"

"Aku tidak bertanya kepadamu, david" selanya saat kak david berbicara.

"Aa-ku zico," jawabku gugup.

"Dia adik kelas kita kak, aku yang mengajaknya kemari." Ujar kak ahludz kemudian dia duduk disebelahku, tunggu..

Kapan kak ahludz mengganti seragam sekolahnya?

"Aku bawa banyak makanan, kalian sudah makan?" Tanya remaja lelaki yang dipanggil 'kak brylian' itu.

"Tentu belum.." ujar kak ahludz sambil mengambil kantong plastik yang dipegang kak brylian, kak brylian mengambil itu dari samping sofa.

"Kau david?," Tanya kak brylian.

"Sudah kak," jawab kak david.

"Dan kau?"
Kemudian ia bertanya padaku dengan nada dinginnya.

"A-ku be-belum,"

"Apa kau ini gagap?" Ujar kak brylian kepadaku.

"Eiy kau ini bicara apa, kak. Dia tidak seperti itu, mungkin dia takut denganmu. Oh ayolah, setidaknya pasang wajah bersahabat dengannya." Ucap kak david panjang lebar.

"Hah sudahlah, ludz ajak dia makan juga, dan kau david, kau juga boleh makan lagi,"

"Kau sendiri, sudah makan?" Tanya kak ahludz.

"Hem,"
Kak brylian hanya menjawab dengan deheman, lalu dia mengeluarkan bungkusan rokok dari saku bajunya.
Ah dia merokok??

"Dia, kak brylian zico. Satu sekolah dengan kita, dia kelas sembilan," ujar kak ahludz.

"Yak! Kak sejak kapan kau merokok?!" Teriak kak david, sedang kak ahludz hanya bisa terkejut ketika mendengar teriakan kak david.

"Tadi," dengan nada datarnya, kak brylian menjawab.

"Kak kau tau itu tidak baik!,"

"Diam vid!, kau makan saja" tukasnya..

"Kau memang begitu! Tak mau mendengarkan siapapun!, Ah sudah lebih baik aku kembali kepanti sekarang."
Kak david berdiri dan beranjak keluar gerbong.

"Kaakk, kau lihat, sekarang david marah kan," ucap kak ahludz.

"Lanjutkan saja makanmu, aku pergi beli korek api dulu,"
Kemudian kak brylian pergi.

Mulutku ingin sekali bertanya.

"Kak, kenapa sikap kak brylian seperti itu? Apa dia memang begitu sejak kau mengenalnya?"

"Tidak, zico. Dulu ia tidak seperti itu,tapi.."

"Tapi?"

"Tapi semenjak ibunya meninggal karena musibah kebakaran, kak brylian jadi berubah, dia tidak pernah datang kesekolah sudah lebih dari seminggu dan saat aku kerumahnya, tetangga bilang dia dan ayahnya tinggal dirumah saudara karena rumah kak brylian sedang direnovasi dan ini kali pertama dia datang lagi kegerbong kita setelah kejadian kebakaran itu."

Aku hanya bisa mengangguk-anggukan kepalaku mendengar penjelasan dari kak ahludz.

Dalam sehari ini aku mendapat tiga teman sekaligus dengan cerita kehidupan yang berbeda-beda dari setiap orangnya.

TEARS A BOY ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang