Chapter 43

564 47 4
                                    

Zico pov

Bagian tubuhku sakit sekali, ketika pemilik toko menghajarku tadi karena mencoret dinding tokonya. Keringat berjatuhan. Dalam tempat terpencil dan sedikit celah dipinggir rel kereta api, ditempat kosong dibelakang minimarket, dibawah jembatan bayangan seorang perempuan yang entah dari mana asalnya muncul. Aku berlari kehalte bus, tapi ternyata dia tidak ada disana. Orang-orang yang sedang menunggu bus melihatku dengan tatapan aneh. Apa yang terjadi?.

Perempuan itu, dia ayla, perempuan yang bertemu denganku diminimarket yang sedang mencuri.
Ayla selalu muncul dari suatu tempat dan mengikutiku. Bahkan saat aku bilang dia sangat mengganggu, dia tidak peduli. Tapi sekarang aku tak bisa menemukannya, bahkan ditempat biasa kita bertemu, sebuah tempat yang sangat nyaman.

Aku mendatangi jalan yang familiar dan mulai memperlambat langkah.
Ada coretan grafiti disana, grafiti yang kita gambar bersama, aku dan ayla. Ini hal pertama yang ia gambar. Diatas gambarnya ada huruf 'X' besar  itu pasti dia yang menggambarnya. Aku memang tidak melihat langsung ia menggambar itu, tapi aku tau itu pasti dia.

Kenapa tidak ada jawaban?.
Dia mudahkan menjawabnya, menerimaku atau tidak, mau jadi kekasihku atau tidak? Tinggal dijawab iya atau tidak!.
Beberapa kenangan mulai terbayang, suara tawanya saat kepalaku membentur rel kereta api saat sedang berbaring. Dia membantuku saat aku jatuh karena menolongnya. Wajah marahnya jika aku mencuri roti miliknya. Wajah murungnya saat kita berjalan melewati gambar foto keluarga disebuah studio pinggir jalan. Tatapan matanya yang mengikuti anak-anak sekolah berjalan.
Ketika aku mencoret dinding ini, aku pernah bilang padanya,"aku suka kamu, kamu mau jadi teman spesialku?, Jadi jika kau punya masalah katakan padaku. Jangan mengoceh sendiri,"

Huruf 'X' itu mewakili semua kenangan. Sekaligus melambangkan bahwa semua ini palsu. Tanpa sadar aku mengepalkan tanganku.
"Kenapa tidak ada jawaban?!!!".
Kita sendirian lagi sekarang. Aku dan dia, sendiri lagi.

Saat aku ingin berbalik, aku menemukan kalimat kecil dibawah tulisan 'X'. Tulisan itu berupa kalimat pendek yang seseorang gores didinding. Salah satunya yang bertuliskan 'ini bukan salahmu'. Ini pasti ayla. Aku tidak tahu bagaimana bentuk tulisannya tapi aku tahu, ini pasti tulisan dia. Rasanya seperti sapaan terakhir yang mengatakan kepergiannya bukan karena aku. Rasanya dia seperti memberitahukan untuk tidak menyalahkan diriku dan menyiksa diriku sendiri, tapi untuk menjadi berani, seperti aku berani menyatakan perasaanku pada dirinya.

~~~

Saat aku sadar aku sudah berada didepan rumahku. Aku bisa mendengar teriakkan kakakku dari balik pintu. Aku berlari dan mendorong pintu lalu pergi kedalam. Kejadian yang familiar ada didepanku. Aku bergerak untuk menahan ayahku. Aku menahan tangannya dan menatapnya tepat dimata. Aku tidak bisa membiarkan semua ini, siklus harian yang sama akan terus berulang, aku ingin merubahnya. Ayah segera mengayunkan pukulan kearahku, aku terhempas beberapa kali karenanya.

Pyarr.. trangg..

Cleb!





*Mari berteori☺️,
Yang bisa tebak alurnya siapa hayo??

TEARS A BOY ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang