Brylian pov
"hallo vid?"
"..."
"Apa? Bagaimana semuanya terjadi?"
"..."
"Bodoh!"
Kenapa ini terjadi? Zico? Nando? Ada apa dengan mereka?!
"Kakak, ada apa?"
"Berhenti mengikutiku ren!"
"Tap-"
"Diam!"
Kejadiannya kemarin malam dan david baru memberitahuku pagi ini?!
Dan rendy? Kenapa dia masih setia menungguku diluar apartement, aku yakin bocah ini tidak pulang semalam..
.
.Ahludz pov
Aku berjalan kearah sofa yang ada digerbong. Setelah tadi aku mengusir david untuk pergi mengejar nando. Kata-kata zico sangat menyakitkan.
Aku merapikan meja yang berantakan akibat perkelahian nando dan zico.
Bagi manusia, perpisahan adalah hal yang menyedihkan.
Pagi ini aku akan kembali kerumahku didesa.
Aku tidak akan pernah tahu kapan aku bisa kembali kesini lagi, untuk bertemu dengan sahabat-sahabatku.Aku mendekat kearah kaca yang lumayan besar yang terpasang di gerbong ini, yang biasa ku gunakan untuk bercermin.
Aku memegang spidol hitam, tapi tak tahu harus berbuat apa. Waktu terus berlalu.
Sahabatku, adikku, zico, mereka semua muncul dipikiranku.Saat aku mengambil tas dan memasukan beberapa pakaian kedalam sana, aku mengarahkan spidol ke kaca itu, kemudian aku menuliskan tiga kata disana.
Tak ada salam perpisahan yang akan cukup, tak ada kata yang dibutuhkan untuk menyampaikan semua dan segalanya,
SAMPAI JUMPA LAGI
Bukan janji, tapi harapan.
.
.
.Brylian pov
"Ahludz! Buka gerbongnya!, Ahludz kau dengar aku? BUKA GERBONGNYA!"
"kak bry, mungkin kak ahludz masih tidur, ini masih pagi sekali, kak."
"Diam ren! Kau pergi saja! Kenapa masih mengikutiku.?.. AHLUDZ KAU TULI?!, BUKA PINTU GERBONG INI!.."
".. BAIKLAH JIKA KAU TIDAK MAU MEMBUKANYA, AKAN KU DOBRAK PINTUNYA, AKU TAK AKAN MEMBETULKAN PINTU GERBONG INI!"
"kak tenanglah kumohon tenang"
Brak!!
Berantakan. Semua yang ada di gerbong ahludz semuanya sangat berantakan. Lalu aku melihat sebuah tulisan di kaca.
Tidak! Dia tidak mungkin pergi..
Ahludz? Dia.."Kak apa yang terjadi dengan gerbong ini?"
"Aaaaaaa!!!!!!!"
"Kak.. kakak.. kakak kau kenapa?"
"Aaaaa!! Diam ren! Ahludz!!!"
"Kak.. kakak berhenti, kakak jangan begini hiks.. kakak.. masih ada aku kak bry.."
Barang apapun yang ada dijangkauanku akan kupastikan hancur.
"Kakak berhenti, tanganmu terluk-.."
Bughh..
"Akh..."
Aku tidak perduli saat rendy kudorong hingga membentur dinding gerbong dengan keras."Ahludz!! Aaaa!!"
"BERHENTI KAK!"
Plakkk!
Bugh..
BUGHH..Aku memicingkan mata saat rendy menampar dan memukulku dia bahkan mendorongku hingga membentur kursi, aku terbatuk dan meludahkan darah.
Bughh..
Aku balas memukul rendy, lalu aku menarik kerah kemejanya, tapi dia malah memelukku dan menangis
"Kak jangan lakukan ini, maaf aku memukulmu hiks, kakak berhenti menyakiti dirimu" itulah kata yang keluar dari mulut rendy.
Dukkh..
"Aakhhs,, ka-kak.."
Aku tidak peduli saat rendy meringis kesakitan karena pinggangnya membentur sofa di gerbong ini..
Aku mengambil kursi dan berniat melemparkannya kearah rendy.Prankkkk...
Kaca yang ada di gerbong ahludz pecah karena aku melemparkan kursi kesana.
Aku lihat rendy menutupi wajahnya, dia seperti ketakutan, dia menangis keras, aku tidak peduli, aku membiarkannya disana, aku meninggalkan dirinya.
*Brylian tega ama rendy atau gimana guys?
Pilih team:
1. Brylian & ahludz
2. Brylian & rendy
Hayooo koment,😊
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS A BOY ✔️
FanficCerita ini menceritakan tentang persahabatan ketujuh anak laki-laki. Saya harap, readers bisa mengikuti alur cerita dengan baik. Setiap huruf/kata/angka yang ada dalam cerita memiliki makna tertentu. Hargailah karya orang lain.