Author pov
Saat ahludz dan rendy berlari untuk menghampiri zico yang sudah berada dipuncak bangunan yang tua dan tinggi itu disisi lain nando sudah mendekati lokasi yang menunjukan keberadaan zico.
"Kak zicooo!! Turun!!"
Rendy berteriak sambil berlari.Saat ahludz dan rendy sudah sampai dibawah tangga bangunan itu, zico melihat kebawah dan tersenyum kearah mereka berdua.
"Zico turun! Jangan main-main! Kenapa kau selalu saja membuatku marah! Ayo turun, cepat!"
Ahludz berbicara dengan nada setengah marah setengah menangis."Kak zico turun kak, turun aku mohon," rendy berusaha membujuk zico dengan suara yang dibuat selembut mungkin.
Namun, zico seperti tidak peduli dengan yang mereka katakan,
"Zico turun!!" Kali ini nando yang yang berteriak, nando sangat panik saat melihat zico berdiri dipuncak bangunan.
"Terimakasih kalian sudah mengisi hari hariku dengan warna, kak ahludz, aku sangat berterimakasih kepadamu, ini jalan yang aku ambil, ini hal yang menurutku baik kak, terimakasih banyak untuk semua yang kau lakukan untukku, mulai saat ini aku tidak akan membuatmu marah lagi kepadaku, aku tidak akan memakai pakaianmu lagi, dan kau tak perlu repot-repot menjemputku kekantor polisi lagi. Terimakasih kak ahludz."
"Turun bodoh!"
"Zicooo!!!!..." Teriak mereka bertiga, saat zico menjatuhkan diri kelaut lepas.
Ahludz langsung saja memanjat bangunan itu dan langsung meloncat ke laut. Rendy berteriak-teriak memanggil nama kedua kakaknya itu, sedang nando dia jatuh terduduk, nando tidak pernah menyangka semua ini akan terjadi.
Ahludz pov
Zico benar benar gila, aku berusaha menyelamatkanya dengan cara menceburkan diriku kelaut juga.
Aku terus mengarungi ombak yang besar ini, keadaan laut tidak bersahabat denganku, ombak terus menghantam tubuhku, dimana zico?
"Zicoo.."
"Zicooo.."
Itu zico, tubuhnya terhempas kesana kemari oleh ombak. Aku berusaha untuk menggapainya tapi aku juga mulai kehabisan tenaga untuk melawan ombak yang besar ini.
Tubuh zico sudah kugapai, aku berusaha menyadarkan zico.
"Zico, zico buka matamu, ayo buka.. zico""Kakak.." meskipun suaranya pelan aku masih bisa lega karena dia masih hidup.
"Tidak!!! Zicoo.."
Ombak besar menghantam kami berdua sehingga tanganku melepaskan tubuh zico, dimana zico sekarang, aku kehilangannya, tidak zico.
Byurrr...
Aku berusaha berenang keatas, mendadak kaki ku sakit dan tidak bisa digerakkan, aku terus berenang di air dengan nafas yang menipis.
Sampai ombak terus menghantam diriku dan semuannya gelap.~~~
Masih ahludz pov
Uhuk.. ukhuk..
Dadaku rasanya sakit ketika aku batuk, aku muncratkan air dari mulutku saat seseorang menekan perutku
Aku mencoba untuk bangun, dingin menjalar ditubuhku, seseorang langsung memeluk tubuhku.
Kak brylian?
"Kau baik-baik saja ludz?"
Aku hanya mengangguk. Kenapa kak brylian ada bersamaku, terakhir kali aku ingat..
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS A BOY ✔️
Fiksi PenggemarCerita ini menceritakan tentang persahabatan ketujuh anak laki-laki. Saya harap, readers bisa mengikuti alur cerita dengan baik. Setiap huruf/kata/angka yang ada dalam cerita memiliki makna tertentu. Hargailah karya orang lain.