28 september 2015
David pov
Ibunya andre masuk keruang gawat darurat, setelah dia memastikan ada nama andre ditempat tidur itu, aku memegang bahu andre.
Haruskah aku menjelaskan pada ibu andre mengapa andre bisa dibawa ke ruang gawat darurat?
Atau haruskah aku menjelaskan penyakit andre kambuh saat dihalte bus tadi. Meskipun aku merasa ragu, aku tetap mengulurkan tangan. Ibunya andre menatapku sebentar. Aku tidak tahu kenapa aku merasa malu. Ibunya andre mengatakan,
"Terimakasih," kemudian ia berpaling.Ibunya andre menatapku lagi saat dokter dan suster datang untuk mengeluarkan andre dari ruang gawat darurat. Aku mencoba membantu, tapi ibunya andre mendorong bahuku pelan sambil berkata,
"Terimakasih,".Dia seperti berusaha memisahkan aku dan andre . Tiba-tiba seperti ada hubungan kasat mata antara aku dan ibunya andre . Hubungan itu jelas, kuat dan dingin. Hubungan yang tidak bisa aku lewati. Aku sudah tinggal dipanti asuhan selama sepuluh tahun jadi aku tahu orang mana yang menginginkan kehadiranku dan mana yang tidak menginginkan kehadiranku.
Aku panik, aku berjalan mundur dan tersandung. Ibunya andre hanya melihatku terjatuh dilantai . Meski dia wanita yang cantik, tapi bayangannya sangat gelap dan dingin. Bayangan itu menutupiku.
Ketika aku melihat sekeliling, tempat tidur andre sudah dikeluarkan dari ruang gawat darurat.
Sejak hari itu, andre tidak pernah datang kesekolah lagi. Sampai saat ini.Aku ingin menemuinya tapi aku takut kalau ibunya andre akan melarangku.
Bagaimana keadaan andre saat ini?
Bagaimana keadaan adikku?
Aku merindukanmu andre, aku ingin bertemu denganmu. Iya. Aku akan menemuimu, aku tidak akan takut kepada ibumu andre.Saat ini aku benar benar takut kehilanganmu.
.
.
.Andre pov
Aku tidak bisa menghitung sudah berapa hari aku dirawat dirumah sakit.
Ada beberapa hal yang ingin aku lakukan atau aku harap bisa aku lakukan saat aku keluar dari sini.
Melalui jendela rumah sakit, aku melihat rerumputan dan pepohonan jauh disana, melihat beberapa orang dengan pakaian yang berbeda. Rasanya waktu berjalan sangat lama.
Terkadang aku melihat orang-orang memakai seragam sekolah, tapi hal itu tidak membuatku merasa semangat."Apakah terlalu banyak memakan obat bisa membuat semua hal menjadi buram?"
Hari ini adalah hari pertamaku mengatakan kebohongan.
Aku menatap mata dokter itu sambil berpura-pura kesakitan,
"Dokter, aku tidak ingat apa-apa"Aku mengatakan semua ini ketika dokter mengatakan ada seseorang yang ingin menjengukku, saat ini aku tidak ingin diganggu.
Aku hanya ingin bertemu kak david, dimana dia? Kenapa dia tidak menjengukku padahal aku sudah memberitahukan alamat rumah sakit serta nomor kamar ku. Kenapa dia tidak datang?
Aku harap dia tidak meninggalkanku, tidak, kak david bilang dia akan selalu bersamaku dia kakakku dan aku adiknya, dia bilang begitu.*Maaf kawan, aku gak up kemarin². Soalnya mama sakit, jadi harus rawat mama.
Maaf ya,.🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
TEARS A BOY ✔️
FanficCerita ini menceritakan tentang persahabatan ketujuh anak laki-laki. Saya harap, readers bisa mengikuti alur cerita dengan baik. Setiap huruf/kata/angka yang ada dalam cerita memiliki makna tertentu. Hargailah karya orang lain.