Chapter 30

599 60 4
                                    

4 agustus 2015

Nando pov

Aku memandang wajah jenny yang berjalan disampingku, jenny juga ikut melihatku, dia agak mendongakkan wajahnya kemudian tersenyum.

Aku menatap lurus kedepan.
Apakah benar jika aku meninggalkan sahabat-sahabatku?
Apa mereka akan membenciku?
Setelah semua yang aku lakukan, karena aku brylian benar dikeluarkan dari sekolah, rendy pasti sangat kecewa jika mendengar aku yang memberitahu lokasi rahasia itu yang mengakibatkan semuanya menjadi kacau.
Dan aku sangat yakin kalau david dan ahludz tahu itu, dari sikap mereka aku sudah bisa menebaknya, tapi kenapa mereka tidak marah?

"Nando..?"

Aku tersentak kaget ketika jenny menarik lenganku.

"Iya..? Ada apa jenny? Kau ingin sesuatu?"

"Kau lihat bunga mawar itu. Aku ingin sekali membelinya."

Aku melihat kearah seberang jalan, ada toko bunga disana. Kemudian aku tersenyum kepada jenny.

"Aku akan membelikannya untukmu jenny, tunggu sebentar. Kau tetap disini ya.."

"Terimakasih nando.."

Aku menyebrang jalan dan berjalan kearah toko bunga itu, memilih mawar merah yang diinginkan jenny. Setelah mendapatkannya aku mengacungkan bunganya kepada jenny yang tersenyum disebrang jalan sana, sedangkan aku masih berdiri didepan toko bunga.

Jenny berlari menghampiriku, dia tidak memperhatikan sekeliling.

Mobil tiba-tiba berhenti, cahaya lampu depan berhamburan.
Aku hanya berdiri tanpa pertahanan diri melihat kejadian itu.
Ada suara sesuatu yang terguling dijalan. Ada harum bunga.
Kemudian kenyataan menamparku, buket bunga mawar terjatuh dari tanganku. Jenny tergeletak ditengah jalan. Darah mengalir dirambutnya. Darah warna merah mengalir dijalan.

Aku berpikir..
"Jika saja aku bisa memutar waktu."

.
.
.

Author pov

Pemakaman itu didatangi banyak kerabat dan teman.
Kematian jenny akibat mobil yang menabraknya, banyak air mata berjatuhan.
Terlebih untuk nando, kekasihnya.
Yang menyaksikan kematian jenny didepan matanya. Nando menyalahkan dirinya atas kepergian jenny. Hatinya berseru menyalahkan dirinya sendiri.

Semua orang sudah pergi dari pemakaman. Nando tak bergeming, ia terus menatap nisan yang ada dihadapannya. Hati dan pikirannya kini sedang tidak sejalan, air mata terus mengalir dipipinya.

Demi kekasihnya, dia rela meninggalkan sahabat-sahabatnya, namun apa ini?
Kini nando harus kehilangan mereka semuanya.
Dengan berat hati, nando perlahan meninggalkan pemakaman itu.

~~~

Didalam ruangan yang tertutup, dikamarnya. Nando berdiri didepan cermin.

Nando pov


Aku ingin membuatnya bahagia, tertawa, aku ingin menjadi orang baik. Tapi nyatanya tidak demikian. Semakin aku mencoba menjadi orang lain, maka diriku yang sebenarnya akan ditemukan. Aku telah kehilangan diriku dan malah berjalan ditempat yang sama.

Semua waktu yang kuhabiskan sekeras mungkin untuk menjadi orang lain sepertinya menyelinap melalui jari-jariku. Aku mengangkat kepala dan mata terkunci denganku tercermin di kaca. Wajah lemah, bibir pucat, aku terlihat lusuh. Aku tertawa. Aku yang dicermin juga tertawa.

Sekarang apa yang harus aku lakukan?
Menemui sahabatku, adik-adikku, lalu menangis dihadapan mereka?
Apa yang harus aku lakukan?!





*Coment yang membangun..☺️
Akhir² ini jarang yg coment..
Jadi, cerita ini bagus atau receh?
Menurutku receh😅.
Ok, butuh tanggapan dari kalian😇

TEARS A BOY ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang