Prolog

12.6K 592 14
                                    

Haluw teman-teman pembaca semua 😚. Mbak Uti balik lagi dengan cerita baru. Seneng gak? Seneng dong, Mbak Uti aja hepi. Hehe 😅. Mbak Uti kembali dengan cerita ringan setelah menyelesaikan 12 dan Je t'Aime Aussi 😍. Plis sekali lagi, cerita-cerita ini cuma imajinasi Mbak Uti sebagai penulis. Jadi kalo ada yang kurang berkenan boleh dong kasih saran, tapi dengan cara sopan 😇. Mari kita saling menghargai, okhay? 🙏
FYI, cerita ini mungkin bakal slow update. Jadi semangatin aja mbak Utinya, ya 🤗. Biar bisa cepet apdet. Oke deh langsung aja. Happy reading. 😘

🎈🎈🎈

"Mas!"

Dante menutup matanya sekilas setelah mendengar teriakkan dari sang ibu. Dante tau, ibunya pasti terkejut dengan apa yang baru saja dia ucapkan.

Dilihat sang ayah yang hanya diam dengan ekspresi yang tidak bisa diartikan.

Dante juga tak ingin membuat kedua orang tuanya terkejut seperti ini. Tapi Dante juga sedang kehilangan akal karena apa yang terjadi padanya sungguh tiba-tiba.

Dia bahkan tidak percaya bahwa benar-benar harus memperkenalkan perempuan di sampingnya ini pada kedua orang tuanya.

"Mom, Dad. Namanya Keitha Evolet. Beberapa jam yang lalu kami sudah menjadi suami istri."

Ada senyuman yang tersemat di sudut bibir ibunya. Dante sempat sangsi dengan makna dari senyuman itu.

"Al, kita punya cucu." Ibunya mengguncang lengan sang ayah sekilas.

"Lov. Fokus kamu di luar konteks," jawaban sang ayah membuat ibunya cemberut.

Tapi langsung tersenyum setelah melihat balita laki-laki berumur tiga tahun yang sekarang sedang memegang ujung kemeja Dante.

"Kamu tau harus jelasin ini ke daddy sama ibu kan, mas?"

Dante menghela sambil menunduk, lalu mengangguk sekilas. Membiarkan sang ayah pergi tanpa menyapa perempuan yang dikenalkan sebagai istrinya.

Sang ibu mendekat dengan wajah cerah. Dante sangat sadar bahwa ibunya memang tipe perempuan aneh yang terlalu absurd di umurnya yang dua tahun lagi akan mencapai angka enam puluh.

Perempuan telat menikah. Begitulah yang diucapkan unclenya saat Dante dan kedua saudaranya menanyakan perihal sang ibu yang menikah dengan ayahnya.

Tapi siapa pun tidak akan menyangka dengan umur ibu mereka sekarang. Karena guratan keriput seakan enggan menyapa wajah sang ibu.

Mungkin efek menikah dengan laki-laki yang lebih muda.

"Keith, saya Lova, ibunya Dante. Panggil saya ibu mulai malam ini dan seterusnya, ya?" Lova meraih tangan Keitha yang tersenyum bingung. "Soal kalian yang tiba-tiba udah menghasilkan balita mungil ini," Lova melirik ke arah balita laki-laki itu dengan senyuman gemas, "Biar jadi urusan Dante ngejelasin sama daddynya. Ibu seneng karena akhirnya punya temen."

"Mom," Dante memanggil ibunya dengan suara jengah yang hanya dibalas dengan delikan tak suka.

Lova mendekatkan wajahnya ke arah Keitha yang masih terlihat canggung. "Semua laki-laki di rumah ini kelewat manja. Ibu capek ngurusi mereka sendirian. Seenggaknya, Dante udah punya suster sendiri sekarang."

Keitha tertawa kecil setelah mendengar bisikkan itu.

Setelah segala apa yang dilaluinya, Keitha juga tidak menyangka akan berakhir bersama Dante Derova Reuven. Pria yang notabene menjadi kepala devisi radiografi di tempat dia bekerja.

Semuanya terjadi begitu saja, tanpa rencana. Dan yang paling membuat Keitha terkejut, Dante membiarkan hal yang saat ini terjadi pada mereka benar-benar menjadi nyata. Tanpa penolakan, tanpa ada wajah penyesalan.

Segera Keitha mengalihkan pandangan saat mata berwarna hitam pekat seperti sang ayah itu menatapnya.

Vo, kendaliin jantung lo. Mimpi ketiban bulan lo pasti mah. Dapet suami ganteng banget begini.

Kehidupannya bersama pria itu akan segera dimulai.

🍦🍦🍦

See you when I see you 🙋

DAN (Sudah Pindah Ke Ican Novel Dan Kubaca)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang