Twenty Seven

4.5K 426 38
                                    

Vote dulu, ya... Danke 😇

✌✌✌

"Jangan kerja sampe malam apa lagi bawa kerjaan ke rumah, mas. Buat susu hangat tiap malem, buat Archer juga. Archer harus tidur sebelum jam sembilan malem. Jangan kasih anaknya coklat apa lagi ice cream berlebihan. Kamu sama Archer harus cuci kaki, tangan sama muka sebelum tidur. Jangan lupa sikat gigi juga. Sebelum berangkat kerja jangan lupa sarapan. Bawa Archer ke ibu aja kalo kamu sibuk di rumah sakit. Jangan dipaksain bawa anaknya kalo bakal di tinggal sendirian di rumah sakit waktu kamu meeting. Baju kotor letakin aja di mesin cuci, jangan nyoba-nyoba nyuci kalo gak bisa. Makan di rumah ibu kalo kamu gak sempet beli makanan. Mas, no junk food."

Evo menghentikan kegiatan packingnya. Mengerukan wajah lalu beranjak dari ruang wardrobe kecil di kamarnya karena tidak ada jawaban dari kedua orang manusia yang sedang di ajaknya bicara.

Dilihatnya Dante dan Archer sedang berbaring di lantai beralas matras tipis di depan ranjang sambil menonton tv dan menghabiskan camilan di tangan mereka.

Evo menghembuskan napas kuat. Mendekati kedua pria itu dengan tangan di pinggang.

"Hey, are you guys listen to me?"

"We listen to you, mom." jika tidak melihat tubuh balita itu, orang pasti mengira bahwa Archer sudah besar karena ucapannya yang mirip seperti orang dewasa.

Dilihat Dante yang juga mendongak dengan alis yang terangkat dan anggukan kepalanya. Seolah membenarkan ucapan Archer.

Evo menghela. "Oke, its good if you two listen to me. So, you deal with it, don't you?"

Tangan Evo kini sudah terlipat di depan dada. Menunggu jawaban dari dua pria di depannya saat ini.

Tampak Archer menoleh ke arah Dante. Meminta sang ayah untuk menjawab.

"We can't promise, but we'll do our best." Dante tersenyum lebar ke arah Archer yang membalas dan mengangguk setuju.

Evo memutar bola matanya. "Oke, mommy gak punya sekutu di rumah ini," ujar Evo menyerah dengan tingkah keduanya.

"Then, you have to give me a little sister, mom."

Mata Evo membulat, pun begitu dengan Dante setelah mendengar ucapan random dari sang putra.

Archer sepertinya tidak lupa dari mana dia berasal dan siapa keturunannya. Ucapan Archer cenderung to the point dan apa adanya, persis seperti orang barat.

Evo bahkan sering kewalahan saat harus berbicara dengan Archer.

Archer jelas tidak tau apa yang sudah diucapkan. Tidak juga tau bahwa dua orang dewasa yang langsung terdiam itu kini saling menatap canggung.

"Kayaknya itu ide bagus."

Evo langsung menggigit bibir bawahnya saat mendengar ucapan dari Dante yang kini tersenyum tipis.

Saling mengungkapkan cinta bukan berarti semudah itu untuk mereka bisa melakukan hal yang memang seharusnya dilakukan oleh suami dan istri.

"Mas! Ada Archer!" ingat Evo, bersuara dengan sebisa mungkin tidak membuka mulutnya.

Dante terkekeh. Kembali melihat ke arah Archer yang sudah asik dengan film tobotnya.

"Lagian kamu cuma mau pergi tiga hari dua malam, Keith. Dan omelan kamu kayak orang mau sebulanan ninggalin anak sama suami," ujar Dante tak melihat Evo menghela dan mulai membawa kopernya keluar dari wardrobe.

DAN (Sudah Pindah Ke Ican Novel Dan Kubaca)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang