Twenty Six

4.3K 413 22
                                    

Vote berjamaah, ya... Kamsahamnida 😘

✌✌✌

Helaan terdengar berkali-kali dari perempuan yang sekarang sedang memegang ponsel dan meletakkan di telinganya.

Matanya sesekali menatap ke arah kasur di mana dua pria berbeda generasi itu sedang bergelung saling berpelukan dan mengusap satu sama lain dengan sesekali tertawa kecil.

Evo memutar matanya sambil memegang kepala dengan satu tangannya yang bebas.

"Hallo, Ti," sapa Evo dengan seseorang di seberang sana. "Gue izin gak bisa masuk kerja hari ini, ya?"

Evo keluar dari kamar sang suami. Menjauh dari pria-prianya yang masih saling berpelukan itu.

"Pak Dante kagak masuk juga. Mau honeymoon lo?"

Evo mendengus mendengar kikikan dari Tia di ujung telepon. "Laki sama anak gue sakit. Gak bisa di tinggal ini mereka. Gue izin dulu, ya. Masukin di absen, tolongin."

"Cieee... udah laki aja ngomongnya, Vo." Evo yakin Tia sedang bersama Fikri dengan telepon yang bisa didengar oleh mereka berdua.

"Gak usah ngebacot, Fik. Udah ah, gue mau ngeliatin itu dua manusia lagi pada gelendotan berdua."

Tanpa menunggu jawaban dari Tia, Evo langsung menutup telepon sepihak. Dia yakin, Tia dan Fikri hanya gencar mengejeknya.

Terpaksa Evo menghubungi Tia untuk mengabarkan bahwa dia tidak bisa masuk kerja hari ini.

Seperti yang dikatakannya, Archer dan Dante memang sedang sakit.

Bermula saat Evo selesai menunaikan solat subuh, suara dari kamar Dante membuat Evo bergegas menghampiri pria itu.

Ditemukannya Dante yang sudah terduduk lemas sambil memegangi perutnya di samping toilet.

Wajah pria itu pucat dan tubuhnya lemas. Suhu Dante juga cukup tinggi.

Evo tau bahwa pria itu mengalami demam. Segera Evo membantu Dante untuk berbaring dan mengompres pria itu.

Dan Archer bangun sambil menangis. Tergesa Evo menyusul putranya lalu kembali ke kamar Dante.

Berakhirlah Archer yang tidak ingin berpisah dari sang ayah yang panasnya sudah reda dan ikut berbaring di sampingnya.

Evo benar-benar tidak bisa meninggalkan suaminya yang masih demam, juga putranya yang baru saja sembuh dari flu dan batuknya.

Gelengan kecil tercipta saat Evo kembali ke kamar Dante. Dua pria itu masih saling memeluk dengan bercerita.

Suara Dante jelas terdengar lemah karena kondisi tubuhnya yang sedang tidak sehat.

Sedang Archer menanggapi dengan sesekali terbatuk pelan.

"Mas, udahan ngelendotin anaknya. Archer baru sembuh, kamunya baru sakit. Nanti sakit lagi itu si Archer gimana?"

Evo berjalan mendekati nakas dan merapikan handuk kecil yang tadi dipakainya untuk mengompres dahi Dante.

"Kan ada mommy, yakan, nak?" Dante menciumi Archer di lehernya, membuat balita itu terkekeh karena geli.

Lagi-lagi Evo menggeleng. "Archer ikut mommy mandi, yuk. Habis itu bantu mommy buat sarapan," ajak Evo duduk di pinggir ranjang mendekati Archer.

"Ayah?" tangan mungil balita itu menyentuh pipi Dante yang tersenyum.

"Ayah kan masih sakit. Nanti setelah mommy selesai buat sarapan, kita makan sama-sama sama ayah," jawab Evo dengan senyuman.

DAN (Sudah Pindah Ke Ican Novel Dan Kubaca)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang