Twenty Four

4.1K 400 12
                                    

Vote dulu, ya. Maaf sering ngaret apdetnya. Dunia nyata lagi rada ribet 😂... Danke 🙏

✌✌✌

Kicauan burung berpadu sempurna dengan suara aliran sungai yang masih jernih kala itu.

Daerah yang masih sangat asri dan belum begitu terjamah oleh banyak orang.

Pohon berjajar rapi di sepanjang jalan yang masih setapak dengan tanah merah yang akan becek jika hujan.

Pedesaan indah dengan sawah yang membentang di kanan-kiri jalanan. Tali-tali dengan kaleng sebagai pengusir burung-burung pemakan padi pun masih sering terdengar jika terkena angin.

"Deroooooo!" teriakkan nyaring dari gadis berumur tujuh tahun itu terdengar di sebuah pondok kecil yang sedikit jauh di belakang rumah mereka. "Buruan larinya. Lama banget, sih," sambungnya dengan wajah kesal.

Seorang anak laki-laki seumurannya yang sedikit gemuk itu berlari dengan wajah cerah.

"Aku bawa nasi goreng kesukaan Keitha. Mom buatin khusus buat kita," celoteh anak laki-laki itu membuka bento yang dibawanya.

Wajah gadis itu berubah cerah. "Gak jadi ngambek deh ke Dero."

"Keitha anak baik jadi gak boleh ngambek-ngambek," ujar anak laki-laki itu mengusap pelan ujung kepala gadis kecil di depannya.

Gadis itu mendelik ke arah sang anak laki-laki. "Dero selamet karena nasi goreng mom, ya. Kalo Dero kalah lagi, harus bener-bener gendong aku."

"Kalo Keitha mau, aku bisa gendong Keith nanti pulang. Tapi sekarang makan dulu. Laper."

Kedua anak manusia itu saling melempar senyuman. Dengan penuh semangat mereka menyantap nasi goreng sosis yang tadi di bawa Dero.

Sesekali mereka melempar canda dan saling memukul pelan satu sama lain.

Keitha, gadis kecil dengan rambut lurus dan mata hazelnya, berteman baik dengan seorang anak laki-laki yang sering dipanggilnya Dero.

Mereka dekat sejak masuk ke sekolah dasar yang sama. Rumah yang hanya berjarak beberapa meter membuat mereka sering menghabiskan waktu bersama pula setelah pulang sekolah.

Banyak hal yang sering mereka lakukan jika sudah bersama.

Bermain masak-masakkan, menjadi raja dan ratu pura-pura dengan daun-daun yang mereka buat seperti mahkota. Atau juga bermain perang-perangan dengan sebuah kayu di tangan masing-masing.

"Aku itu ya, nanti, kalo udah gede, aku mau jadi tukang masak. Biar bisa masakin ibu sama bapak makanan enak. Terus biar nanti pas Reza gede, bisa nyobain masakan aku juga."

Dero menoleh ke arah Keitha dengan senyuman lebar. Sedang Keitha asik memotong benda-benda yang mereka anggap sebagai bahan masakan.

Mereka memilih bermain masak-masakan pagi ini.

"Aku boleh nyobain juga?"

Keitha menoleh dan langsung membalas senyuman Dero. "Dero bakal jadi orang pertama yang bakal nyicipin masakan aku."

Lagi-lagi mereka saling melempar senyuman. "Dero mau?"

Anak laki-laki itu mengangguk kuat. "Aku bakal jadi yang paling depan nyemangatin Keith masak."

Keitha tertawa. "Dero baik. Makanya aku sayang banget sama Dero."

Ada jeda diantara mereka. Kedua anak itu sibuk dengan kegiatan memotong bahan makanan yang ada.

"Keith mau jadi istri aku setelah besar nanti?"

Dero melihat Keitha yang tersenyum tanpa melihatnya. Dero diam, menunggu jawaban dari gadis kecil di sampingnya.

DAN (Sudah Pindah Ke Ican Novel Dan Kubaca)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang