Eighteen

4.4K 348 17
                                    

Vote dulu deh, pasti bacanya lebih seru. Hehe, gracias 😊

✌✌✌

Evo terpaku melihat kedua orang tuanya memeluk erat Lova dan Alder dengan setetes dua tetes airmata dari kedua perempuan setengah baya itu.

Sedang para suami hanya melihat dengan senyuman hangat.

Evo merasa melewatkan sesuatu. Dia yakin ada hal yang tidak diketahui.

Dante bahkan tidak terkejut melihat kehangatan yang terjadi antara para orang tua itu.

Dua hari lagi resepsi Dante dan Evo akan dilaksanakan. Itulah kenapa Utami dan Reno sudah berada di Jakarta. Menginap di rumah besar keluarga Reuven untuk melihat beberapa persiapan resepsi mereka.

Tapi, apakah para orang tua itu sudah saling kenal?

Mereka bahkan tidak mempedulikan Evo yang masih tertegun dan asik mengobrol ngalur-ngidul sambil membawa Archer yang bahagia diberi perhatian yang berlebihan dari dua pasang orang tua itu.

"Kamu mau berdiri di sini aja?" suara berat itu membuat Evo tersadar dan langsung menoleh.

"Mas," Benar! Suaminya ini pasti tau tentang kedekatan para orang tua itu. "Kamu gak mau jelasin sesuatu ke aku?" syukurlah, Evo sudah mulai terbiasa dengan panggilan mereka sekarang.

Pria di sampingnya itu mengernyit. "Apa?"

"Soal beliau-beliau," Evo menunjuk ke arah Utami, Reno, Lova dan Alder. "Apa mereka gak keliatan aneh karena terlalu akrab di awal perjumpaan?"

Dante terkekeh pelan. "Keseringan baca syair kamu? Puitis banget itu kata-kata."

"Mas! Aku serius ih." Evo menghentakkan sebelah kakinya yang membuat Dante meringis sambil melihat ke arah kaki Evo.

"Kesian lantainya kamu hentakkin kuat-kuat gitu," ujar Dante tanpa bersalah.

Evo mendengus kesal. Mengusap sekilas wajahnya dengan kasar. "Kamu ternyata senyebelin ini ya, mas."

Pria tinggi itu tersenyum tipis. "Tanyain sama ibu dan bapak kalo kamu pengen tau." Pandangannya teralih pada para orang tua yang tertawa bahagia itu. "Buat mas, keakraban mereka itu hal biasa tapi sangat ditunggu," sambungnya.

Dante pergi bergabung dengan para orang tua itu setelah lebih dulu melirik Evo dengan senyuman.

Meninggalkan Evo yang masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

***

"Kenapa gak ngomong dari kemarin sih, buk?" wajah Evo sekarang benar-benar tidak terima setelah mendengar penjelasan dari ibunya.

"Ya ibunya Dante kan temennya ibu, ngapain juga ibu nyeritain temen ibu ke kamu? Lucu ya, yuk, Alder itu dulu murid ibu. Eh malah sekarang jadi suami temen ibu. Besanan lagi sama ibu."

Wajah Evo berkerut saat melihat sang ibu yang bercerita dengan raut bahagia sambil menerawang jauh ke masa lalu.

"Jodoh gak ada yang tau, buk." Evo melihat ke arah sang ayah yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan senyuman dan langsung ikut menimpali.

"Jadi dari awal sebenernya ibu sama bapak udah tau pak Dante itu siapa, kan? Aku gak salah denger dong waktu itu bapak sama ibu manggil pak Dante dengan namanya?"

"Kamu manggil suami kamu pak?" wajah Utami berubah serius saat menanyakan hal itu pada Evo.

"Masa iya Archer manggil Dante bapak sih, yuk?" ayahnya ikut bertanya.

Evo mendengus karena sekarang topik pembicaraan malah berbalik padanya.

"Jawab ih, yuk," desak sang ibu.

DAN (Sudah Pindah Ke Ican Novel Dan Kubaca)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang