Fifteen

4.5K 319 9
                                    

Vote dulu ya, baru baca. Gracias 🙏

✌✌✌

Evo terpaku saat harus melihat pemandangan di hadapannya saat ini. Pria tinggi itu sedang berpeluh dengan baju tanpa lengan dan napas yang terengah.

"Ayah," suara riang dari Archer yang menyambut kedatangan pria itu di kamar membuat Evo mengerjap, kembali ke dunia di mana dia seharusnya.

Pria itu berjongkok dengan senyuman lebar, lalu mencegah Archer untuk mendekat karena tubuhnya yang penuh dengan keringat.

"Nanti ayah gendong setelah ayah mandi, ya. Archer ditungguin oma di bawah buat sarapan," ujarnya lalu berdiri setelah mengacak rambut Archer yang mengangguk.

Evo menggaruk kepala belakangnya karena canggung. Juga bingung harus berkata apa setelah kini Dante melihatnya.

"Udah mandi?" Evo hanya mengangguk menjawab pertanyaan itu. "Ajak Archer ke bawah buat sarapan. Ada Bang Delan, kamu belum kenalan sama dia."

Evo lagi-lagi hanya bisa mengangguk. Entah kenapa Evo merasa seperti orang bisu karna terus mengangguk.

Evo langsung membawa Archer ke bawah untuk bertemu dengan Delaney, anak kedua yang lahir hanya berselang beberapa menit setelah Dante.

Akan sangat berbahaya untuk jantung Evo jika terus-terusan melihat Dante yang begitu menggoda karena berpeluh setelah jogging pagi akhir pekan ini.

Jangan sampai pikiran liar Evo bekerja sepagi ini.

***

Pria yang lebih dingin dari Dante. Itulah kesan pertama Evo setelah bertemu dengan Delaney yang dipanggil 'abang' oleh keluarganya. Yang mau tidak mau, Evo ikuti.

Delaney hanya meliriknya sekilas setelah menjabat tangan Evo, berkenalan ala kadarnya karena paksaan dari sang ibu.

Ibu mertuanya bilang bahwa Delaney sekarang menjadi dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan jurusan pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Siarna. Kampus milik keluarga Prasiarkana.

Evo sempat sangsi, bagaimana cara pria dingin itu berhadapan dengan mahasiswanya jika tidak punya ekspresi yang bagus untuk bersosialisasi?

Seperti ayahnya, Alder Reuven, Delaney juga punya otak jenius. Sehingga di umur yang baru 23 tahun sudah bisa menyelesaikan pendidikan S3.

Delaney tidak kalah tampan dengan Dante dan Declan. Bisa dibilang, keluarga Reuven ini adalah keluarga visual karena wajah mereka yang tampan-tampan dan cantik.

Itu kata para K-popers.

Ah, dan satu lagi tentang Delaney. Dia adalah satu-satunya anak yang dengan benar menyebut ibu mertuanya dengan panggilan 'ibu'.

Declan dengan lantang memanggil 'mama'. Sedang suaminya terus menyebut Lova dengan panggilan 'mom'.

Suami? Ya ampun, Evo bahkan masih gemetar jika mengingat dirinya dan Dante sudah menjadi sepasang suami istri seminggu ini.

"Jadi kamu bakal nemenin Keitha fitting baju, kan, Mas? Sekalian kamunya juga." Suara dari ibu ratu di rumah itu terdengar di meja makan besar tempat mereka sarapan.

Evo langsung melihat ke arah Dante yang mengerutkan dahinya.

Astaga!!

Evo lupa mengatakan pada Dante perihal fitting baju yang baru saja ibu mertuanya sebutkan.

"Fitting?"

"Iya. Ibu dua hari lalu ketemu sama Keitha dan temen-temennya. Terus salah satu di antara mereka itu pemilik butik dan designer. Jadi ibu sama Keith sepakat buat baju nikahan kalian sama dia aja," jawab ibu mertuanya setelah menyuapkan sepotong kecil apel ke dalam mulut Archer.

DAN (Sudah Pindah Ke Ican Novel Dan Kubaca)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang