One

9.5K 593 47
                                    

Budayain vote sebelum baca, ya. Gak susah juga tinggal ngeklik sekali bintang kecil di pojok kiri, sekalian di komen biar lebih ngefeel. Pembaca suka, penulis seneng dan bisa apdet lagi. Terima kasih :)

🐣🐣🐣

Perkenalkan pria yang sekarang sedang duduk di meja kerja dengan kopi hangat di tangan sebagai pengawal untuk paginya.

Pria dengan wajah sedikit oriental tapi memiliki rahang tegas dengan kulit yang cukup gelap. Jangan lupakan tinggi badan dengan tubuh yang proporsional itu.

Namanya Dante Derova Reuven.

Jika kalian tak asing dengan nama belakangnya, maka mungkin tebakan sebagian dari kalian itu benar.

Dialah si sulung dari kembar tiga pasangan Alder dan Lova. Pasangan paling fenomenal tahun 2k19. Hahaha...

Dan, sapaannya, baru menginjak umur 23 tahun. Tapi mungkin, karna faktor keturunan, Dan sekarang sudah menjabat sebagai ketua devisi radiologi di rumah sakit milik ayahnya sendiri.

Awalnya, Dan tidak berniat menjadi seorang radiografer. Tapi melihat kedua saudaranya yang sudah memiliki pandangan untuk masa depan mereka masing-masing, Dan akhirnya memilih radiologi untuk pendidikan selanjutnya.

"Ibu sih terserah kamu aja, Mas. Mau jadi dokter sekalian juga gak papa. Uncle kamu bakal bantu deh pasti," ujar ibunya beberapa tahun yang lalu kala Dante menanyakan soal kelangsungan pendidikannya.

"Sekolah kedokteran mah lama, Mom," balas Dan.

"Ato kamu nikah aja deh, Mas. Kan ibu bisa cepet jadi nenek." Dante menyipitkan matanya saat melihat ada binar harapan dari wajah sang ibu.

"Mom! We just talking about my education. Tiba-tiba ngomongin nikah masa. Umur Dan belum cukup 20 tahun. Baru dapet KTP setahun lalu loh, Mom."

Terdengar dengusan dari sang ibu. "Tapi bilangnya kedokteran lama pendidikannya. Sekali ibu minta kamu nikah gak mau juga."

"Ya gak harus nikah juga kali, Mom."

"Tauk ah. Tanya aja sana sama daddymu. Ibu gak tau yang begituan." Lova, sang ibu, berdiri dan meninggalkan anaknya yang terlihat jengah.

"Mom! Kok pergi? Ngambekkan, ih," teriak Dante dengan melihat punggung ibunya.

"Terserah. Ibu sebel." Tanpa menoleh, sang ibu membalas.

Dante hanya bisa menghela napas dengan sikap sang ibu yang memang terlihat sangat manja.

Dikelilingi empat orang laki-laki membuat ibunya cenderung bersikap manja. Karena empat pria di rumah itu tidak ingin mencari masalah dengan si pemilik kekuasaan keturunan kedua dan ketiga keluarga Reuven.

Tidak akan ada makanan untuk sarapan, makan siang bahkan makan malam jika mereka membuat tuan Ratu itu marah.

Ruang TV akan menjadi sepi karena diam adalah amarah paling menakutkan dari tuan Ratu yang membuat seluruh penghuni rumah itu takut untuk keluar dari kamar.

"Maklumin deh. Umur ibu kalian hampir enam puluh. Emosinya udah level nini-nini," ujar sang paman kala itu pada Dante dan kedua saudara kembarnya. Petuah yang membuat si paman berakhir dengan biru di lengannya karena gigitan sang ibu.

Tak terkecuali ayah mereka. Jika ibunya marah, maka sang ayah mungkin akan mengungsi tidur di salah satu kamar anak-anaknya.

Tidak ada bisikkan-bisikkan manja sebelum tidur, atau helaan napas berat untuk memanaskan malam mereka, pun ciuman pengantar tidur.

DAN (Sudah Pindah Ke Ican Novel Dan Kubaca)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang