Twenty

4.8K 403 32
                                    

Apdet DAN dong. Vote dulu ya, hehe... danke 🙏

✌✌✌

Evo beranjak dari kamarnya dan Archer yang sudah rapi. Gadis itu keluar dan melihat ke arah kamar di sebelah. Kamar yang akan di tempati Dante.

Suara Archer yang tertawa riang terdengar jelas dari kamar yang pintunya terbuka itu.

Evo dan Dante masih menikmati masa cuti kerja mereka setelah mengadakan resepsi kemarin.

Dan tadi pagi, mereka mulai memindahkan baju-baju ke rumah baru yang sudah Dante siapkan.

Barang-barang mereka sudah di bawa lebih dulu. Sehingga mereka hanya perlu membawa peralatan pribadi.

Tidak ada yang mengantar mereka untuk pindahan atau hanya sekedar membantu memberesi rumah.

Para anak muda di keluarga kembali bekerja. Sedang para orang tua, sedang menikmati reuni mereka dengan berlibur ke Thailand bersama.

Tak apa, kata Dante waktu itu. Dia akan menyuruh orang untuk membenahi perlatan di rumah baru. Sehingga tidak akan terlalu berantakan saat mereka datang.

Jika keluarga mereka ikut membantu, semua akan semakin kacau yang berujung beranatakan.

Itulah kenapa Dante sengaja membelikan tiket untuk para orang tua berlibur.

Sehingga tidak akan ada yang mengganggu mereka saat harus kembali merapikan sedikit peralatan di rumah yang waktu itu Dante tunjukkan pada Evo.

Evo berjalan pelan ke arah kamar yang seharusnya sudah rapi.

Mata Evo membulat saat melihat kamar itu justru terlihat lebih berantakan dari pertama mereka datang.

Sprei kasur yang bergelung-gelung tidak beraturan. Dan bantal yang sebagian sudah tergeletak di lantai.

Koper-koper Dante yang sudah terbuka bahkan mengeluarkan separuh isinya.

Hanya kotak-kotak yang berisi berkas-berkas kerja Dante yang masih tersusun rapi dan belum terbuka sedikitpun.

Sebab seharusnya, berkas-berkas itu sudah tertata di rak yang tersedia di kamar.

Sedang yang dilakukan Dante? Pria itu malah asik bermain bersama Archer tanpa mempedulikan kamarnya yang semakin berantakan.

"Mommy!!" Archer berteriak dengan tawa riang di akhir saat melihat Evo yang berdiri di ambang pintu.

Dante yang mengurung Archer dalam dekapannya langsung menoleh, tersenyum tipis ke arah Evo yang masih belum tau harus bereaksi seperti apa.

Melihat Dante yang lengah, Archer keluar dari kungkungan lengan sang ayah, lalu berdiri dan berbalik mendekap Dante dari belakang dengan lengan kecilnya.

"Ayah lose," ujarnya seperti orang dewasa.

Dante berteriak dramatis, lalu pura-pura tumbang dan berbaring di pangkuan Archer yang juga ikut terbaring karena dorongan tubuh Dante.

"Move away, ayah. You heavy." Archer mendorong-dorong kecil tubuh Dante yang jelas tidak berdampak apa pun.

Dante yang menutup mata tersenyum jahil bergeming. Dibiarkannya Archer yang terus mendorong tubuhnya.

"Mommy, help me. Ayah gak boleh mati." Archer melihat ke arah Evo yang kini tersadar dari lamunannya.

Dilihatnya wajah Archer yang sudah memerah menahan airmata. Benar-benar berpikir bahwa Dante tidak sadarkan diri.

"Wake up, ayah," pintanya dengan suara yang mulai serak. "Mommy," panggil Archer dengan wajah berkerut sedih.

Dante masih bergeming dan membiarkan matanya tetap tertutup. Sedang Archer sudah mulai benar-benar menangis.

DAN (Sudah Pindah Ke Ican Novel Dan Kubaca)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang