Rumah Ryuu Tanaka

2.4K 231 1
                                        

Hari ini satu kelas sedang kumpul di rumah Ryuu. Awalnya mau dirumah Renata, tapi karena celetukan asal Radith saat itu maka semua setuju pergi ke rumah Ryuu.

"Dirumah Ryuu aja, biasanya rumah orang Jepang adem-adem."

Lokasi rumah Ryuu dekat dengan rumah Feri. Jadi saat yang lain belum datang Feri sudah datang terlebih dahulu. Ya bantu mempernyiapkan makanan. IPA 1 itu kalau makan gak kenal tempat.

Satu-satu dari mereka datang, mulai dari Jeje, Oji, Renata, Adel, Alya, Jeni, Radith, Stevanus, Dimas dan yang lainnya.

"Gila adem bener," komentar Oji saat sedang bersantai dirumah Ryuu. Hari ini mereka libur karena kelas 12 sedang praktikum.

"Yakan apa gue bilang, pasti rumah orang Jepang itu adem-adem," balas Radith seakan bangga.

"Ryuu, orang rumah lo pada kemana?" Tanya Adel. Ryuu tidak langsung menjawab, diam sebentar. Ya sebenernya agak males juga kalau jawab pertanyaan beginian.

"Lagi di Jepang," jawab Ryuu pada akhirnya.

Adel dan yang lain seakan mengerti kalau Ryuu tidak ingin menceritakan lebih jauh lagi tentang keluarga nya. Meraka diam. Tidak ada yang menyahut lagi. Sampai Radith dengan bego nya bilang, "Oh berarti ini bisa buat basecamp nya kelas kita dong."

Yang lain ternganga, tidak paham akan maksud Radith. Ryuu sendiri juga.

"Dasar, gini yang dibilang kelas unggulan? Pada bobrok semua isinya," cibir Radith.

"Ya elo termasuk bobrok."

"Oiya juga."

"KAMPRET!"

Radith tersentak, bisa-bisanya satu kelas kompak berkata seperti itu. Alih-alih mau kaget secara lebay, Radith segara mengatakan apa yang ia maksud tadi.

"Daripada rumah Ryuu sering kosong, mending kita kalau liburan main disini aja. Kan enak kumpul bareng temen, sekaligus hemat uang transportasi," kata Radith yang berikutnya membuat semua penghuni disana terdiam.

Kok tumben Radith bisa serius.

"Gimana Ryuu, gapapa kan?" sambung Radith pada akhirnya.

Ryuu terlihat menghela nafas. Sedikit berpikir. Benar juga, untuk akhir semester satu ini orang tuanya sedang sibuk-sibuknya di Jepang. Dia lebih sering sendiri. Sebenarnya tidak apa-apa juga kan kalau dia berikan sedikit ruang untuk teman nya ini?

Ryuu mengangguk, dan membuat semua orang bersorak bahagia.

"Nah asek, sekalian, bikin iklan endorse gue di halaman belakang lo," celetuk Oji yang membuat semua orang mengumpatinya. Bahkan Stevanus dan Rendi menggebuki nya dengan gemas.

Hal itu sontak membuat semua tertawa. Termasuk Ryuu yang entah kapan tertawa selega ini. Tawa yang sangat tulus, karena mata Jeni menangkap hal itu.


















Menjelang siang. Rumah Ryuu atau sekarang sedang menjadi basecamp nya IPA 1 tengah ramai di bagian belakang. Jadi Ryuu ada taman kecil di belakang. Biasa dibuat untuk bersantai bersama keluarga.

Tapi tujuan itu sekarang hanya angan saja.

Semua tengah berkumpul bersama berbagi kisah dan canda.

Beberapa dari mereka ada yang bermain gitar, dan ada yang menggosip.

"He, Yana," panggil Dimas.

Yana yang daritadi sedang asik mengepang rambut Jeje hanya berdehem saja. Tidak berniat menolehkan kepala.

"Kok lo bisa jadian sama Aris?"

"Kok lo bisa ngomong Dim?"

"Yan, kampret."

Jeje yang sedang dikepang oleh Yana tertawa singkat, "ya bisalah Dim, namanya juga cinta."

Dimas mendengus tak suka. "Bukan gitu maksud gue he Mama Jeje, maksudnya Yana kok mau aja sama Aris."

"Ya terus sama siapa dodol?"

"Gue gitu Yan?"

"Alah ogah."

Dimas tertawa dan beranjak pergi dari sana. Menuju ke ruang tengah dimana ada sedikit laki-laki yang sedang bermain playstation sambil menunggu Jeni dan Alya serta Adel menyiapkan makanan.

Dengan hati yang terjun hebat, Dimas tersenyum menghampiri kawannya.



















(…)














A/n

Halooo yang Uts semangat ya!

Maap nih baru apdet :( ku sibuk :(.

Btw 11 IPS 1 udah Lahir lhoooo

10 IPA 1 [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang