Radith pergi ke Kantin. Karena sekarang sedang Jumat bebas. Dan memang siswa disini di bebaskan untuk apa saja. Itu sebabnya 10 IPA 1 kosong.
Jika Jumat bebas, 10 IPA 1 akan kosong. Tidak ada orang sama sekali. Cuma tas nya saja. Pemiliknya hilang entah kemana.
Tapi gak selalu mereka berpencar saat Jumat bebas. Terkadang di kelas, pintu di tutup. Korden di tutup, dan layar lcd di turun kan. Nonton film bersama.
Yang suka bawa laptop berisi penuh dengan film itu Azmi dan Berliana. Mereka yang suka bergilir membawa laptop. Tidak hanya film barat, tapi banyak genre mereka punya.
Drama Korea juga ada. Eh jangan salah, 10 IPA 1 terkadang juga menonton Drama Korea. Tapi yang bergenre action, atau school life.
Bukan perempuan nya saja. Laki-laki nya pun menyukai drama Korea. Ya yang ber-genre itu.
Namun kali ini, tidak. Mereka berpencar, ada yang ke kantin kayak Radith. Ada yang di perpus, di lapangan basket dan lapangan futsal. Di aula musik, aula tari dan aula teater. Di kelas tidur, ini sih Feri. Di taman numpang wifi. Dan yang lain.
Radith datang ke gerombolan Bagas, Rendi, Dimas dan Stevanus. Mereka duduk di satu meja yang sama.
Tidak hanya mereka, tapi Oji juga ada. Renata, Berliana, Adel, Jeje dan Jeni disana. Makan bakso bersama.
Terkadang curhat soal gebetannya dan ditanggapi baper oleh si cowok. Emang yang cowok tuh apa-apa dikatain baper. Coba jadi posisi cewek.
Eh gak usah jadi posisi cewek deh, ngaca dulu. Ngapain lo baperin anak orang.
Jeje yang daritadi mendengar teman-teman nya curhat soal kisah cinta hanya diam. Ya Jeje ini humble ke semua orang. Sampe dikira anaknya gak pernah sekalipun baper sama cowok.
"Je, lo daritadi diem? Lesbi ya lo?" celetuk Dimas santai.
"Anjay lo kalo ngomong yang bener dikit lah," jawab Jeje sewot.
"Ya lo daritadi diem bae, kagak ada pengalaman yang lo alami apa?"
"Ga, ga ada yang menarik."
"Masa Je?" tanya Renata mulai tak percaya.
"Ck," Jeje berdecak kesal. Sebenarnya ada satu cuma, sampe sekarang. Jeje malas kalau membahas nya.
"Ada," sambung Jeje pada akhirnya mengaku.
"Nah kan!" seru Radith tiba-tiba heboh.
Jeje hampir tersedak es kopinya karena tiba-tiba Radith jadi kayak orang kesurupan gitu.
"Gue pernah baper sama seseorang, cuma gara-gara roti isi."
Kata Jeje mulai bercerita, tidak ada yang menyahut semua hanya fokus menjadi pendengar. Jeje menghela nafas, toh ini juga masa lalu.
"Pas SMP, pas gue kelas 8. Gue ke UKS, pingsan sih lebih tepatnya. Pas gue sadar, gue lihat ada kakak kelas cowo duduk di sebelah gue," Jeje berhenti sebentar.
Yang lain masih sama, setia mendengar.
"Dia bilang kalau gue pingsan, terus dia gendong gue kesini. Nah gue sempet blushing, ya dia mantan ketos."
"Ganteng gak?" tanya Jeni.
"Kece, ganteng, tinggi, beh mantul lah. Terus pas dia mau keluar, dia ngasih bungkusan jajan, isinya roti isi, susu kotak, sama air putih. Sama ada sticky notes, gue gak mau bilang isinya apa."
Semua kompak mengeluh karena tidak mau dibacakan sticky notes itu.
"Lo baper gara-gara apa?" kali ini gantian Rendi yang tanya.
Jeje menengok, memandang nya. "Roti isi, gue pas itu lagi pengen."
Mendengar jawaban Jeje, hampir seluruh meja mau tersedak angin.
Ya mau gimana lagi. Yang namanya baper gak bisa di rencanain.
(…)
A/n
Gue pengen susu kotak :'(
KAMU SEDANG MEMBACA
10 IPA 1 [ END ]
Novela Juvenil( C O M P L E T E D ) SERIES OF DC HIGHSCHOOL Kelas 10 IPA 1 bukanlah kelas biasa. Banyak yang bisa terjadi di dalamnya. Bahkan, orang luar menyebutnya kelas aneh bin ajaib. Sama seperti kakaknya 11 IPA 4, anak-anak elit berkumpul jadi satu dikela...