Pemuda tampan dengan badan tinggi menjulang itu dan mata bulat nya yang besar masih saja sibuk sendiri di belakang kelas. DC Highschool ini adalah sekolah internasional, tidak heran, berbagai fasilitas disini cocok untuk para murid elit. Ya, walaupun hampir sama seperti sekolah internasional kebanyakan, tapi disini peraturan nya tidak terlalu ketat seperti di sekolah sebelah, Xoxo Lotto.
Walaupun begitu, para siswa di DC masih punya Tata Krama. Mereka tidak bandel kok. Bagas juga kayak gitu. Tenang aja. Ngomong-ngomong dia dibelakang lagi, ngecass hape sambil main mobile legend. Emang ya mobile legend tuh ngalahin kakak kelas famous sekarang, heran.
"Bisa-bisanya gue masuk ke kelas kayak gini, mimpi apa gue semalem," keluh Bagas disela-sela dia memainkan mobile legend.
Sementara itu, Alya dan Yana sudah sibuk dengan dunia mereka masing-masing. Yaitu fangirlingan di dunia maya. Yah, bisa dibilang menghayal menjadi istri dari para anggota boyband Korea.
"Huhu Alya, masa temen gue ngambil Joshua sih, jahat deh."
"Lah njir, lo masih mending gue dikatain anju."
"Dikatain apa lo? Halah lo mah wajr dikatain lo kan pho."
"He mulut lo ya, yang ngambil Jungkook dari gue tuh ya sapa ha?"
"Apa seh Jungkook punya gue."
"Lo ini mau denger curhatan gue apa mau gue tebas ha?"
"Iya-iya lo dikatain apa?"
"Gue dikatain gini, mereka bilang fans modal kuota bisa apa, paling cuma streaming doang, ya lo pikir streaming tuh ga menghabiskan duit apa?"
"He, gue kasih tau ya, lo pikir yang naikin views di yutub sama ngevote kenceng tuh siapa? Beli album boleh, tapi kalo gak di barengi streaming ya sama aja."
Kurang lebih gitu percakapan unfaedah dari Alya dan Yana. Yana ini anak orang yang bisa dibilang terpandang. Tapi dia selalu aja bersikap sederhana. Ga ada yang dia pamerin. Temen idaman sih kalo gini.
"Ojiiii," kata seorang perempuan yang datang menghampiri nya. Laki-laki yang dipanggil itu mencari letak suara itu berasal. "Ehh Renata, kenapa?" tanyanya santai.
Renata, nama gadis ini. Hanya tersenyum, senyum bingung, karena dia gak tau mau ngomong apa. "Lo jadi ngomong gak sih Ren?" tanyanya lagi, membuat Renata mengerjap kaget.
"Anu, nyokap lo, maksudnya ada produk baru lagi gak? Mamah gue mau beli hehe," katanya canggung. Oji yang mendengar nya hanya tersenyum. Rupanya ini masalah Tupperware to.
Oji, jika sudah menyangkut tentang Tupperware nya, dia langsung turn on. Kayak sekarang, dia sudah mengeluarkan tiga katalog Tupperware nya. "Noh lihat-lihat aja dulu, ituh barang baru semua," katanya santai. Radith yang berada dj sebelahnya jadi terdiam beberapa saat lalu melanjutkan perjalanannya mencari bangku seakan tak peduli. "Dasar gak dirumah gak disini jualan aja tuh anak," umpatnya pelan.
Asal tau aja, daritadi tuh Radith lagi keliling kelas cari tempat duduk yang pas. Mumpung masih sepi, harus cari tempat duduk yang enak. Kalau deket jendela pasti banyak cewek-cewek, sampai akhirnya dia tersadar. "Pantes tuh Oji milih duduk deket jendela, dasar ibu-ibu komplek," kata nya memandang Oji masih sibuk mengobrol dengan teman perempuan nya.
Radith udah dapet mejanya, di belakang barisan tengah. Gak ada tas disitu. Dia duduk disitu, naruh tas diatas meja. Kepalanya ditempelin di tas nya. Dan satu, dua, tiga, Selamat tidur Radith. Dasar kang pelor. Tempel dikit molor.
Belum ada sepuluh menit Radith tidur, ada siswa lain yang masuk kelas dengan berteriak, "ASSALAMUALAIKUM ZAYN MALIK IN HERE."
"APAAN ANJENG," kaget nya latah terbangun dari tidurnya. "Buset gitu mulutnya Akhi," kata Alya ikut mengomentari.
Pemuda yang baru saja masuk tadi menghampiri Radith, menjulurkan tangan tanda ingin memperkenalkan dirinya. Radith sebenarnya agak sebal, namun apa boleh buat akhirnya ia membalas jabatan tangan itu.
"Zayn," kata pemuda itu singkat. Radith sendiri terkejut, namanya bagus banget. "Radith," balas Radith singkat. "Gue tadi bangunin lo tidur ya? Sorry kebiasaan," kata nya basa-basi. Namun Radith justru menyeletuk hal lain, "Jadi kebiasaan lo itu bangunin orang yang lagi tidur? Gitu?" katanya seakan menuntut.
Zayn ini melongo heran dan dalam hitungan detik dia tertawa. Tertawa nya sangat nyaring, dia ketawa pakai nada tinggi. "Buset kita temenan sama Mak Lampir," Kata Stevanus kaget.
"Lah Nus, ngapain lo disitu?" tanya Radith jauh lebih kaget. "Mabar, mau ikutan?" jawabnya singkat. "Lah lo sendirian gitu dibilang mabar," kata Oji ikutan, walau dia masih dalam urusan Bisnis dengan Renata. "Hooh, mana yang satu?" Renata ikutan juga.
"Gas, lo dikatain Saiton sama Radith," celetuk Stevanus asal. "Gue gak bilang gitu anjir," kata Radith membela diri. Sedangkan Bagas cuek gak peduli.
Dua gadis melangkah masuk ke kelas. Mereka berparas cantik, gadis yang satu seperti orang India.
"Jaelani lagi," kata gadis dengan paras India itu. "Tapasyya lagi," jawab Zayn tak peduli. "Lah tunggu nama lo Jaelani apa Zayn?" tanya Radith bingung.
Sontak kedua gadis itu tertawa mendengar pertanyaan Radith. "Lo tadi tanya apa? Nama dia tuh Jaelani, gue perjelas JA.E.LA.NI," kata perempuan satunya. "Masih aja lo kayak gitu, dasar," kata perempuan berparas India.
"Gue udah bilang kan, bapak gue tuh salah tulis, harus nya Zaelani jadi Jaelani, nama gue tuh pakai Z, cuma salah tulis," katanya membela diri. "Ya sama aja, jatohnya jadi Jaelani, goblok!" kata Radith sambil menjitak kepala Zayn. "Sakit anjeng," adu Zayn kesakitan.
"Karina, Karina Khan," katanya memperkenalkan diri. Perempuan berparas India ini memang benar dari India. "Jadi lo beneran dari India?" tanya Radith. "Iya, kampung halaman gue sih itu," jawab Karina sambil menaruh tas di samping meja Zayn.
"Gue Berlian, panggil aja Berli, gue orang Indonesia asli, gak dari Berlin," katanya sudah nyerocos gak jelas. "Gak ada yang tanya sih," celetuk Zayn asal yang membuat nya mendapatkan jitakan kedua di jidat.
Satu per satu siswa mulai masuk ke dalam kelas. Mereka semua saling membaur satu sama lain. Tidak ada yang menyangka mereka akan menjadi keluarga suatu hari nanti.
(...)
YOSHA GUE KEMBALI HUHU!!!
Ada yang rindu kah? Indonesia lagi lawan Thailand nih. Gue mau nonton dulu oke bye. Wassalamu'alaikum. Maaf kalo gue terlambat update. Lop u pulll....
KAMU SEDANG MEMBACA
10 IPA 1 [ END ]
Ficção Adolescente( C O M P L E T E D ) SERIES OF DC HIGHSCHOOL Kelas 10 IPA 1 bukanlah kelas biasa. Banyak yang bisa terjadi di dalamnya. Bahkan, orang luar menyebutnya kelas aneh bin ajaib. Sama seperti kakaknya 11 IPA 4, anak-anak elit berkumpul jadi satu dikela...