Pagi ini hujan turun. Tidak seperti biasanya, kan sekarang gak musim hujan. Renata sudah bingung mau berangkat naik apa. Oji yang kena getah nya.
Dia terus saja mengirim pesan pada Oji untuk segera menjemputnya. Mereka satu komplek perumahan, jadi Renata tidak merasa bersalah meminta tolong pada Oji.
Asal tau saja. Jika Renata dan Oji berdampingan mereka seperti kakak dan adik. Dimana Oji sebagai adik Renata yang masih sekolah SMP. Iya, Oji sependek itu.
Itu sebabnya, kadang jika Ibu Oji meminta Oji untuk pergi dengan Renata, Oji langsung menolak nya mentah-mentah. Apalagi Renata ini malah suka pergi dengan Oji. Tau kenapa? Oji orangnya gampang nurut.
Renata kalau sudah masuk mall. Mall tutup dia baru pulang. Dan Oji? Ya ikut Renata. Yang aneh dari Renata adalah, dia kalau di dekati seorang lelaki, pasti selalu bilang "aku udah punya pacar, ini disamping ku."
Ya siapa lagi kalau bukan Oji. Untungnya ya Oji gak baper. Coba deh dia baper. Bisa berabe.
Balik pada awal. Oji dengan berat hati, berangkat bareng bersama Renata. Padahal dia mah ogah naik motor, biasa nya juga naik bus kota.
Sampai di kelas, hanya beberapa orang yang sudah menghuni kelas ini.
Rendi salah satunya.
"Eh neng Renata, tumben berangkat sama sopirnya," celetuk Rendi tanpa dosa. Sambil menunjuk Oji tentunya.
"Kampret ya lo," balas Oji tak terima.
"Alya, tugas Makalah udah jadi?" tak menggubris perkataan Rendi, Renata menghampiri Alya yang tengah duduk dan membaca novelnya.
Alya membalas tatapan Renata, "udah tapi di bawa Feri."
Renata mengernyit, "kok bisa ada di dia?"
"Kemarin ngerjain bareng."
Jawaban singkat dari Alya itu membuat Renata tidak suka. Ya habis, Feri kan gebetan Renata.
Kemarin Renata ingin mengajak Feri nonton bareng, dan Feri membalas dia ada tugas dan harus di kerjakan dirumah temannya.
Saat Renata tanya, dirumah siapa? Feri hanya membaca nya. Merasa ada saingan nya, Renata mulai duduk di bangku depan Alya. Mulai mengintrogasi lebih tepatnya.
"Kemarin ngerjain bareng di rumah lo?" tanya Renata pelan. Alya mengangguk sebagai jawaban.
"Sama siapa aja?"
"Feri doang."
Renata bersengut mendengar jawaban tadi. Ini gak bisa di biarin nih.
"Tuh Feri, mau minjem kan?" tunjuk Alya begitu Feri datang. Astaga Tuhan, kenapa hari ini Feri sangat tampan?
Rambutnya basah yang terkena air hujan itu. Membuat dirinya seperti berlian.
Renata bahkan tidak berkedip saat Feri lewat di depannya.
"Nih bukunya, kemarin yang salah udah aku benerin," kata Feri pada Alya. Tunggu-tunggu, tadi Feri bilang apa? Aku?
"Kalian pacaran?" celetuk Renata spontan.
Feri hanya memandanginya, sedangkan Alya menggelengkan kepala. "Enggaklah Ren, ini bukunya. Aku mau ke toilet."
Setelah menerima buku itu. Renata masih duduk termenung di mejanya. Haruskah ia lepaskan perasaannya untuk teman satu kelasnya?
(…)
A/n
Jujur aja respon nya sedikit banget. Bikin sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
10 IPA 1 [ END ]
Teen Fiction( C O M P L E T E D ) SERIES OF DC HIGHSCHOOL Kelas 10 IPA 1 bukanlah kelas biasa. Banyak yang bisa terjadi di dalamnya. Bahkan, orang luar menyebutnya kelas aneh bin ajaib. Sama seperti kakaknya 11 IPA 4, anak-anak elit berkumpul jadi satu dikela...