Alya melangkah riang masuk kedalam kelas. Pagi ini moodnya benar-benar bagus. Dia baru saja dapat tambahan uang saku. Ya mau bagaimana lagi, hidup di kota metropolitan memang sangat sengit.
Fasilitas hidup meningkat, mengikuti jaman. Mau bagaimana lagi, mau tidak mau ataupun suka tidak suka, kita harus seperti itu. Mengikuti jaman bukan berarti kau harus selalu mengikuti semua yang sedang trend di jaman sekarang.
Mengikuti jaman adalah dimana ada sesuatu hal baru, kau bisa mempelajari nya dan menguasainya. Dan kau bisa menciptakan sebuah inovasi-inovasi baru dari hal yang lama.
Namun, walau sekarang hidup di jaman millenial seperti sekarang, bukan berarti sifat orang-orang lama akan hilang.
Contohnya, manusia kulkas yang satu ini.
Dari awal pertama masuk sampai sekarang, dia selalu diam. Dingin, datar dan diam.
Mana ada sih orang yang seperti dia. Eh, ada. Dan dia adalah Feri Ardiansyah.
Feri biasa disapa, selalu diam dan datar. Berbicara secukupnya. Tidak pernah neko-neko. Tapi, bukannya orang yang tidak pernah neko-neko justru menjadi idola?
Ya begitulah Feri, baru juga masuk sudah banyak fans. Padahal dia cuma diam di kelas. Keluar hanya untuk cari makan di kantin, buang air di toilet dan menghabiskan waktu di greenhouse sekolah karena tempatnya adem dan banyak wifi.
Selebihnya dia hanya tidur di kelas.
Walau begitu, entah dapat angin darimana, Feri sudah terkenal begitu saja.
Saat ke kantin pun, banyak yang menyapanya, dari senior sampai teman seangkatan.
Feri sempat membuat geger teman satu kelasnya, bahkan membuat Rendi dan Jeje turun tangan membantu.
Saat itu ada seorang kakak kelas yang mengaku-ngaku pacar dari Feri. Dan dibantah oleh temannya yang beralasan bahwa dia juga pacar dari Feri. Padahal anak kelas tau bahwa Feri tidak punya pacar.
Bukan hanya itu.
Sekolah depan, juga sama.
Bahkan sempat hampir terjadi jambak-jambakan antar perempuan hanya karena Feri.
Memang Feri gak neko-neko tapi auranya yang bikin oranga lain neko-neko.
Susah mah kalo ketemu cowok macem dia. Kayak Alya, baru juga masuk kelas sudah di suguhi pemandangan malaikat.
Feri sedang memejamkan mata dengan telinganya di tutupi headset warna hitam.
"Assalamualaikum," sapa Alya saat memasuki kelas. Dia melihat Feri sebentar lalu melangkah maju menuju mejanya.
Feri membuka mata, bertepatan saat Alya melihatnya, "waalaikumsalam," jawabnya santai.
Bukannya kembali memejamkan matanya, dia malah terus melihat Alya.
"Hoi."
Alya terkejut, "lo manggil gue?"
Bego, ngapain dia tanya begituan. Feri memutar bola mata, "enggak gue manggil meja guru."
"Lah bisa receh juga nih anak," batin Alya geli. "Apa, tumben lo mau ngomong."
"Lo lagi lihat apaan?" tanyanya sedikit ragu. Alya bingung, lalu dia benar-benar memutar badannya yang tadinya hanya menengokkan kepalanya saja.
"Maksud lo apaan?" tanyanya tak paham. "Gue baru sampe mana ada buka hape."
"Lo nonton anime apa aja?" tanya Feri melepas headset dan mematikan ponselnya. Dan fokus pada Alya.
Alya sedikit terkejut, satu dia diajak bicara sama cogan. Dua, Feri suka anime ternyata. Tiga, dia benarena fokus sama Alya.
"Hm, banyak napa emang?" Alya sedikit memicingkan matanya. Dia berpikir sejenak, "lo mau minta stok anime di gue?" Lanjutnya bertanya.
"Enggak," jawab Feri sambil membuang muka.
"Terus apaan?"
"Gue mau ngajak lo nonton."
Alya membeku begitu saja. Pupil matanya membesar, telinganya juga. Jantung nya berdegup tak karuan. Dia tadi gak salah dengar kan?
"Mau nonton apa?" tanyanya berusaha untuk terlihat tenang, padahal dia sudah ambyar.
"Ada event Jepang di Xoxo, gue mau ajak lo."
Ohh ternyata itu.
"Okey, kapan?"
"Minggu depan, kita doang."
Tunggu sebentar, kita berdua katanya.
"Lo sama gue doang?"
"Iya, kalo gak mau ya gue ajak temen lain."
"Eh gak gitu, iya deh gue mau."
"Gue jemput lo jam 10."
Setelah dia berkata seperti itu, Feri kembali pada aktifitas sebelumnya. Alya masih mematung di tempat, sampai pekikan Stevanus membuyarkan semua lamunan nya.
Ini artinya, dia dan Feri akan date?
(…)
KAMU SEDANG MEMBACA
10 IPA 1 [ END ]
Fiksi Remaja( C O M P L E T E D ) SERIES OF DC HIGHSCHOOL Kelas 10 IPA 1 bukanlah kelas biasa. Banyak yang bisa terjadi di dalamnya. Bahkan, orang luar menyebutnya kelas aneh bin ajaib. Sama seperti kakaknya 11 IPA 4, anak-anak elit berkumpul jadi satu dikela...