Biya dan 10 IPS 2

2.5K 281 5
                                    

Gadis ini berlari dengan tergesa-gesa. Tatapannya lurus ke depan. Buku yang ia bawa hampir terjatuh. Keringatnya memenuhi kening.

"Maaf, permisi, maaf kak permisi," kata itu selalu ia ucapkan. Melewati kakak kelas yang berada di lorong.

Mukanya sudah kucel, seragamnya sudah tidak rapi. Keringat banyak yang keluar, dan bau badannya sudah tidak harum.

Walau begitu, rambutnya masih rapi. Di kuncir kuda begitu saja, dan poni rata memenuhi kening. Tidak lupa kacamata nya, biasanya sih dia pakai kalau hanya membaca.

Alya, dari tadi masih berlari, tidak tau tujuannya kemana.

Sekarang dia berhenti di lorong IPS.

Masuk kedalam kelas 10 IPS 2.

"Permisi, Fira nya ada?" tanyanya di ambang pintu. Untung sekarang sedang jam bebas. Jadi guru tidak ada.

"Eh neng Alya, masuk dulu sini," salah satu penghuni kelas 10 IPS 2 mengapa nya. Davin, kalau tidak salah.

Alya mengangguk, "Fira mana Vin?"

"Fira?" Davin membeo. "Kok gak cari Davin aja sih," katanya dengan sok imut.

Alya mendelik, lupa kalau Davin ini adalah penerus dari Adam. Si kakak kelas yang berada di jurusan IPA.

Info yang sebetulnya gak penting tapi dibuat penting, Adam adalah buayanya DC Highschool.

Alya memutar bola matanya malas, "Eh Nanda!" serunya saat melihat Nanda. Teman satu kelas Davin.

Nanda yang awalnya ingin menghampiri Darto jadi mendadak berhenti karena panggilan itu.

Memutar balik haluan nya dan berjalan menuju Alya.

"Gimana beb?" sapanya santai.

Kali ini Alya ingin memuntahkan sesuatu. Ah, Nanda juga salah satu bagian aliansi Davin.

ABDC alias Aliansi Buaya DC.

Menghela nafas panjang, "Fira kemana ya?" tanya nya berusaha se kalem mungkin.

Nanda memutar kepalanya, "lagi keluar kayaknya, sama Chandra sih tadi," jawabnya menyebut Ketua Kelas IPS 2 itu.

Alya mengangguk, "Ibi nya ada?"

"Tuh di pojokan," jawab Nanda enteng sambil menunjuk Ibi yang sedang fokus di pojok kelas.

"Oke makasih Nan," ucapnya sambil berjalan menuju Ibi.

Alya menghampiri Ibi.

"Woy Bi," sapanya lalu duduk di depan Ibi.

Ibi yang tadinya sudah hampir menangis gara-gara tokoh utama dalam cerita yang ia baca siuman dari sakitnya jadi gagal. Hanya karena sapaan absurd itu.

Dengan malas ia menurunkan buku dan membalas tatapan Alya, "paan."

Alya terkekeh kecil. Puas menganggu Ibi. "Gue gabut di kelas, temenin gue kuy!"

Ibi menutup bukunya, meletakkan nya kembali di rak baca. "Kemana?" tanya nya pada Alya.

"Greenhouse?" jawab Alya sekaligus bertanya. Telunjuknya ia letakkan di dagu. Masih berpikir.

Ibi mengangguk, "rame tapi, jam kosong gini," jawab Ibi sambil memeluk kedua lututnya.

"Oh apa nunggu Fira aja ye?" Kata Alya. "Kita nunggu disini dulu," sambungnya.

"Ya oke, terus kita disini ngapain? Curhat manja?" kata Ibi datar seperti biasanya.

"Eh oh ya!" Alya seperti teringat sesuatu. Mendengar nada bicara Alya barusan,Ibi menegang. Menajamkan pendengarannya dan yah memperkuat batinnya, karena yang pasti Alya akan bercerita panjang lebar.

Alya siap untuk curhat, "gue kan ada temen ya, namanya Feri," katanya mulai curhat.

Ibi mengangguk serius, "Feri yang kayak kulkas itu?" tanya nya berusaha mengingat siapa itu Feri.

Alya mengangguk, "iya Feri, gue baper kayak nya sama dia!"

Ibi kaget, "gak usah teriak juga kali."

"Iye maap, eh terus ya Bi, ini perasaan gue aja atau gimana ya?"

"Gimana apanya?"

"Kayaknya Feri suka sama gue deh!"

"What?!"












(…)

YOSHA!! Akhirnya saya bisa update. HUHUHUHU AKU CRY.

ANAK-ANAK KU YANG INI, YANG TERCINTA SABAR YA SAYANG!

Sedih woy, yg baca udh 1k yg vote hhh.

VOTE elah, yaudah iya maap yg mau aja lah.

Btw ini Scene yg gk ada di IPS 2 ya, karena ini Fira belom muncul kan, jadi tuh ini Scene pas Alya nyari Fira, tapi si Fira lagi rapat MPK sama Chandra.

Gituuu.


10 IPA 1 [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang