HALO! thanks ya yang udh nge vote...
Aku bakal lanjutin next part pas udah ada 6 likes :)
DAVE POV
Aku membenarkan posisi dudukku. Aku memijit pelipisku dan kembali bekerja. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pelan dari luar. "Masuk,"ucapku datar. Terdengar suara pintu terbuka dan menampakkan seorang perempuan yang kukenal. "Hi, Dave," sapanya.
"Steph? Mau ngapain kamu?"
"Boleh aku menganggu sebentar?"
"Silakan."
"I need your help."
------
Aku membuka pintu apartemenku yang menampakkan Ree yang sedang tertawa seperti lelaki sambil menatap televisi. Aku tersenyum kecut dan ikut duduk di sampingnya. Menyadari keberadaanku, dia langsung menoleh dan tersenyum gembira, "Halo, Dave. Gimana kantor?"
"Ree, kamu pulang cepet banget."
"Terus kenapa?"
"Kalo orang lain liat terus merasa ga adil gimana? Apalagi aku ga marahin kamu tadi."
"Iya juga sih. Tapi tadi gue laper banget, Dave. Masa gue harus nahan laper."
"Iya deh,iya."
Aku menatap wajahnya lama dan kembali teringat percakapanku dengan Stephanie.
Flashback.
Stephanie tersenyum kecut dan duduk di sofa depanku.
"Kemarin aku ketemu Ree."
"Oh ya?" Kataku dingin.
"Ya. Dia ga bilang sama kamu?"
"Apa gunanya juga dia ngomong sama aku?"
"Okay, chill. Aku mau kau bantu aku."
"Membantu apa?"
"Kemarin mom bertanya siapa ayah dari anakku. Dan itu membuatku panik setengah mati. Cuma kau yang terlintas di otak dangkalku ini. Jadi, ya begitulah."
"Kau mau aku dateng ke mamamu dan bilang kalo aku ini cowok brengsek itu?"
"Dave, listen. Bantu aku sebentar aja. Abis itu kamu boleh pacaran lagi sama Ree. Ini benar-benar darurat, Dave."
"Akan kupikirkan."
Flashback End.
"Dave!"
Teriakan itu membuatku terlonjak. Aku menggerutu dan menatap Ree kesal, "Kenapa, Ree?" "Daritadi dipanggilin diem aja. Sabtu ini kita kemana ya?"
****
Stephanie berjalan mondar-mandir di rumahnya. Ini sudah hari Sabtu dan Dave belum menjawab peermintaannya. Ia memegang iPhonenya dan langsung menelepon Dave.
"Ada apa?"
Loh, kenapa suara Ree yang muncul?
****
Dave sedang ke toilet ketika iPhonenya berbunyi. Ree yang kesal karena si penelepon terus menghubungi Dave langsung mengangkat telepon itu.
"Ada apa?"
"Ree?"
Mata Ree membulat seketika. Ngapain si Phanie nelepon?
"Kenapa phan?"
"Em, Dave ada?"
"Lagi ke toilet. Telepon nanti aja."
Ia langsung mematikan teleponnya.
Dave datang beberapa menit kemudian. "Halo. Nunggu lama ya?" Ree hanya diam seperti bisu.
****
Dave menghembuskan napasnya khawatir. Daritadi Ree hanya diam. Hanya bilang "Ya" dan "Tidak". Atau menggeleng dan mengangguk. "Ree. Kamu kenapa? Sakit?" Tanyanya khawatir.
"Gue mau kita break dulu."
"Maksud kamu?"
"Kita introspeksi diri dulu. Apa lo bisa move on dari Stephanie?"
Emosi Dave tiba-tiba membuncah.
"Kamu ga percaya sama aku? Laku kamu sendiri? Udah move on sepenuhnya dari Jordan?"
"Move on itu butuh proses. Kita istirahat dulu deh dari pacaran kita yang ga jelas ini."
"Terserah kamu aja."
Dan Dave meninggalkan Ree sendirian. Yang membuat Ree semakin yakin kalau Dave masih mencintai Stephanie. Perlahan, cairan bening itu jatuh dari mata lentiknya.
******
Stephanie tidak bisa kerja dengan baik. Ia khawatir kalau Ree marah dengan Dave dan Dave akan membencinya. Ia menggigit jarinya ketakutan. Tiba-tiba terdengar ketukan dari luar ruangannya.
"Masuk."
Matanya terbelalak seketika, "Dave? Kenapa?" Tanyanya takut. Ia yakin pasti akan dibentak atau dilabrak Dave. Ia sudah siap.
"Aku mau menerima permintaan kamu."
"Hah?"
"Mungkin aku emang masih cinta sama kamu."
Stephanie tersenyum dan segera berlari ke arah Dave. Ia tersenyum bahagia. Mungkin, Ree memang penghambat hubunganku dengan Dave dan lebih baik dia tidak ada di dekat Dave,batin Stephanie senang.
#tbc.
Hellow! Kali ini update lama karena gatau mau nulis apa. So, Phanie is back. Jangan langsung sebel sama dia yaa... :D

KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredicted Love {COMPLETED}
RomantizmAriana, gadis riang yang menyimpan masa lalu penuh luka. Ia sudah berkomitmen bahwa tidak akan menyukai lelaki dalam beberapa waktu. Namun, apa yang bisa dilakukannya ketika lelaki itu datang memberikan kepedihan dan pelajaran hidup serta kebahagiaa...