JORDAN POV
Aku menelan ludah untuk yang kesekian kalinya. Hubunganku dengan Ariana belum berjalan dengan baik dan kami sudah dipertemukan.
"Ree."
Aku memanggil Ariana dari dalam ruangan. Ariana berjalan dengan tergopoh-gopoh, "Ada apa, Bos?" Aku sedang terpaku menatapnya saat menyadari kalau Ariana sedang menatapku kesal dan memukul meja kantorku dan menatapku tajam, "Ehem."
"Maaf, saya ingin kamu bawakan dokumen yang sudah saya kirim. Tolong di print." Ia mengangguk dan keluar dengan tergesa-gesa.
ARIANA POV
Aku mengusap keningku tanda kalau lelah. Gimana ga lelah? Daritadi, Jordan nyuruh aku buat ini-itu di ruangannya. Dia sengaja nyuruh-nyuruh aku. Dia emang orang paling freak. Aku membanting pintu mobil dan menjalankannya ke apartemen Dave.
Setelah menyapa satpam dan mbak-mbak lobby, aku naik dan memasukkan kartu cadangan dari Dave. Aku membuka pintunya dengan kasar. "ASTAGA,REE!" kata Dave. Dia lebay banget sih. Aku menghempaskan tubuh di sebelahnya dan menggerutu pelan. Dia menatapku khawatir. "Ada apa?" tanyanya singkat dan jelas. Aku tersenyum dan mengalihkan topik,
"Udah makan malem belom?"
"Belom."
"Ih, sini deh gue masakin."
Kami berdua makan dalam diam. aku menghela napas untuk yang kesekian kalinya.
BRAK!!!
Dave membating sendok dan garpunya dan menatapku frustasi, "Don't make me angry, Ree. Tell me what's going on?" tanyanya. Aku menatapnya takut dan menceritakan semuanya. Mulai dari Jordan yang mewawancaraiku sampai Jordan yang menatapku dengan tatapan anehnya.
DAVE POV
Aku menatap Ariana dengan pandangan tidak percaya. Seriously?! Dia bekerja bersama Jordan. Berarti dia bertemu serigala brengsek itu 5 hari dalam seminggu. Oh no! Ini bencana. "Dave, lo ngapain sih?" Tanya Ariana. Aku seperti orang gila sekarang. Bolak-balik mondar-mandir ga jelas. "Dave, bisa ga lo berenti bentar aja dan sit down please?!!" kata Ree dengan nada membujuk. Aku berhenti dan menatapnya, "Kamu harus keluar dari kantor itu!" "Kenapa sih?" "JORDAN ITU COWOK BRENGSEK-REE!!!" "Gausah teriak-teriak kali," "Aku akan bilang ke Jordan untuk keluar dari tempatnya," "Terus gue kerja dimana?" Di kantorku. Kamu maunya duit banyak kan? Aku bisa kok sediain itu," kataku sambil menuju telepon apartemen untuk menelepon kantor Ariana. Tiba-tiba,pergelangan tanganku dicekal olehnya, "LO COWO PALING GA PENGERTIAN YANG PERNAH GUE TEMUIN!!! JUST GO TO HELL! DAN JANGAN PERNAH NAMPAKKIN MUKA LO DI DEPAN GUE!" teriaknya dengan airmata yang mengalir di pipi merahnya.
ARIANA POV
Ok, kurasa ini terlalu keterlaluan buat Dave. Dan buatku sendiri. Tapi mau gimana lagi. Dave-nya nyebelin banget sih. Dia seenaknya ngatur-ngatur. Liat aja, emang aku mau main sama dia lagi.
gausah menghibur diri lo, Ree.
Hati brengsek. Hati nurani gue alay banget. Aku menggerutu dan membuka laptop. ASTAJIM!!!!!!!! E-mail dari Jordan sudah berserakan kayak sampah di halaman emailku.
jordan_theone@gmail.com :
-Tolong buat pembahasaan untuk meeting besok .
-Besok kamu datang lebih pagi karena rapat akan mulai jam 9.
-Print dokumen yang kukasih untuk presentasi nanti.
Aku menepuk jidatku. Besok masih harus kerja ya? Ah, males banget aku. iPhoneku berdering kencang. Aku segera mengambilnya dengan kasar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredicted Love {COMPLETED}
RomansaAriana, gadis riang yang menyimpan masa lalu penuh luka. Ia sudah berkomitmen bahwa tidak akan menyukai lelaki dalam beberapa waktu. Namun, apa yang bisa dilakukannya ketika lelaki itu datang memberikan kepedihan dan pelajaran hidup serta kebahagiaa...