ARIANA POV
"Aku ke kamar mandi dulu," kata Dave terbata-bata. Gimana engga?! Film itu 17 tahun ke atas. Okay! Aku emang udah diatas 17 tahun. Tapi,film itu najis banget. Geli deh. Udah gitu nontonnya bareng Dave pula. Gimana ga stress? Terdengar suara pintu terbuka. Dave muncul beberapa saat kemudian. Dia hanya meringis, "Mau kuantar pulang?" "Ga usah. Takut ngerepotin," "Yaudah. Aku teleponin taksi dulu ya," "Ok." Ia menekan beberapa angka di telepon rumahnya. Setelah menutup telepon, ia tersenyum kepadaku dan mengantarku keluar.
Kami duduk di lobby sambil menunggu taksi yang dipesan Dave. "Hubungan kita ini apa sih,Ree?" tanya Dave.Aku menatapnya yang sedang menatapku,
"Gatau deh."
"Hubungan kayak gini namanya apa ya?"
"Hubungan kayak gimana?" tanyaku yang mulai gugup.
"Saling peduli tapi gapunya status apa-apa."
"HTS kali ya?"
"Apa itu?" tanyanya penasaran.
"Hubungan Tanpa Status."
"Oh. Eh taksimu udah dateng," katanya sambil berdiri ke depan taksi. Aku merengut kesal. Ih,dia kan yang mulai percakapan gaje ini. Dan dia mengakhirinya dengan menggantung percakapan sialan ini. "Ree, ayo," "Iyaa." Tampak ia memberikan uang kepada sopir taksi itu. Aku menatap uang itu dan Dave secara bergantian, "Buat apaan tuh?" "Bayar taksilah, Ree," "Gue bisa bayar kok," "Udah masuk aja. Aku udah catet nomor taksinya. Aktifin handphone kamu. Oke?" "Iya, Papa," "Ok, byebye. Dan jangan panggil aku papa." "Iya, Sugar Daddy," kataku sambil terkikik. Dia melebarkan matanya dan menyuruh taksiku untuk segera berjalan.
****
DAVE POV
Aku sedang bekerja saat mendengar getaran di handphoneku. Kusambar handphoneku
Ree Hp : Halo sugar dadeh!
You : That shit-_-
Ree Hp : Gue bosen nih...
You : Baru juga jam 2. Udah bosen aja kamunya.
Ree Hp : Nanti jam 6 jemput gue yaa
You : Kalau inget.
Ree Hp : Damn!
Aku terkekeh melihat pesannya. Ia sungguh bisa membuat hariku berwarna. Aku kembali memfokuskan diriku untuk bekerja. Walaupun sesekali memeriksa handphone. Siapa tahu dia nge WhatsApp atau telepon aku.
---
Aku mengamati diriku sendiri. Kaos garis-garis dengan jeans biasa. Jordan bilang kalau kami harus datang tepat waktu kalau mau dia traktirin. Aku sudah bilang ke Ree kalau aku bisa bayar tapi yang ada dia malah ngotot bilang kalau pengen dibayarin
Flashback.
"Dave, tadi Jordan email gue," kata Ree di sela-sela menonton film porno sialan itu.
"Dia ga punya BBM atau WhatsApp ya? Sampe harus email segala."
"Gue emang gamau kasih dia nomor gue, Oon."
"Dia ngomong apaan ke kamu?"
"Katanya kalo mau di traktirin jangan terlambat datengnya."
"Jadi kamu mau tepat waktu supaya kita ditraktirin Jordan?"
"Coreccto!"
"Yaampun,Ree. Kamu pikir aku gapunya duit buat traktirin kamu?"
"Dave yang Mulia, mumpung ditraktirin gitu lhoo. Duit lo kan bisa kesimpen lagi di dompet."

KAMU SEDANG MEMBACA
Unpredicted Love {COMPLETED}
RomansaAriana, gadis riang yang menyimpan masa lalu penuh luka. Ia sudah berkomitmen bahwa tidak akan menyukai lelaki dalam beberapa waktu. Namun, apa yang bisa dilakukannya ketika lelaki itu datang memberikan kepedihan dan pelajaran hidup serta kebahagiaa...