TIN...
"Sialan!" Jisung memekik kesal. Suara klakson yang berasal dari luar mengganggu tidur siangnya dan dengan langkah yang tertatih-tatih ia beranjak dari kasur menuju balkon yang tepat berada di luar kamar tidur untuk mencari sumber suara.
Kriet
Pintu kaca besar berbalut gorden berwarna putih tersebut dibukanya dengan tenaga yang belum terkumpul sepenuhnya.
Badannya bertumpu pada pagar balkon dengan bantuan kedua tangan. Kemudian dirinya menengok ke arah kiri dan kanan untuk mencari sumber suara berasal dengan kepalanya yang sedikit nongol melebihi batas pagar.
"Dasar orang bodoh, gak ada siapa-siapa malah bunyi-in klakson" Celetuk Jisung kesal setelah kedua bola matanya yang belum melek sempurna melihat sebuah mobil sedan yang keliatan cukup mewah parkir di depan rumah kosong sebelah rumahnya dengan mesin yang masih menyala.
Setelah dirasa cukup misuh-misuhnya, Jisung masuk kembali ke dalam kamar dan tutup pintunya rapat-rapat. Kebetulan di hari Minggu ini Jisung gak punya kegiatan apa-apa, jadi siap-siap lanjutin tidur siangnya. Sedangkan Jeongin, anak yang rumahnya diujung komplek dan satu sekolah dengannya baru datang nanti sore buat main dan mengerjakan tugas bersama.
"JISUNG! Kesini deh, kenalin tetangga baru kita!"
Anak kelebihan pipi itu baru saja mau pejamin matanya kembali. Tapi langsung melek lagi setelah ibu nya teriak dari lantai dasar.
"Apaan sih mah, males ah" saut Jisung dengan suara yang cuma bisa dia dengar sendiri sambil tangannya menaikan selimut menutupi wajah.
BRAK
"Buruan turun! Kamu malu-maluin mamah aja! Kalau gak turun mamah potong uang jajannya!"
"Astaga mamah, memangnya tetangga baru kita pejabat?" Jisung mendengus, tangannya memegang pelipis dengan posisi badannya yang sudah duduk bersandar pada sandaran ranjang serta kakinya yang masih tertutup selimut.
"Yang pindah ke sebelah rumah kita tuh guru yang bakal ngajar di sekolah kamu! Gak pake lama buruan turun!"
Mata Jisung yang sebelumnya masih sayu berubah bulat sempurna.
"Bener sih disekolah lagi nyari guru fisika, tapi masa iya? Pasti udah tua terus tampangnya galak-galak gak jelas" batin Jisung keburu pesimis duluan, soalnya rumah sebelah ukurannya tidak jauh besar dengan rumahnya. Makanya Jisung beranggapan bahwa yang pindah kesebelah rumah adalah sebuah keluarga.
Pemuda tersebut bangkit dari ranjangnya, dengan langkah berat menuju tangga yang tidak jauh dari pintu kamar. Jisung menuruni tangga perlahan tanpa suara, dan sekali-kali mengintip disela pagar tangga. Namun usahanya nihil, yang dia lihat cuma ibunya yang lagi duduk di sofa ruang tamu.
Saking keasyikan ngintip dan ngumpet dibalik celah, Jisung tidak sadar kalau satu anak tangga terlewati dan akhirnya-
Bruk
Jatuh.
Muka Jisung berubah meringis sambil mengelus lututnya yang sudah memerah lecet dan sedikit mengeluarkan darah.
"K-kamu gakpapa?"
Jisung memalingkan mukanya kepada seorang pria yang menanyakan keadaannya.
Byeol bichi naerinda-syararallarallara~
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO's THERE | [P A R T 1 : END ]
Vampire[ P A R T 1 : C O M P L E T E D ] 'Siapa sangka jika yang tinggal disebelah rumahmu bukanlah manusia' ⚠️DALAM BOOK INI TIDAK TERJADI PENGALIHAN/PENGURANGAN TOKOH KARENA SEMUA SUDAH DIATUR DAN DISUSUN SECARA TERORGANISIR ⚠️READER DIHARAPKAN BIJAK, BA...