16. Hope it doesn't happen

2.2K 340 16
                                    

"Manis"

Jisung terduduk penuh ketakutan disudut kamar sambil memeluk kedua lututnya. Ia tidak tahu harus berbuat apa, kedua manik indahnya perlahan mulai mengeluarkan air mata. "Pergilah—hiks, kumohon" Dengan nada bergetar ia mencoba untuk mengusir pria itu, namun yang ada ia malah semakin melangkah mendekatkan diri kepada Jisung.

"Aku hanya ingin sedikit darahmu"

Entah mengapa dalam hidupnya selalu dilingkupi oleh para makhluk yang haus akan darah. Jisung semakin mengeraskan tangisannya dikala tangan vampire tersebut meraih dagunya dan menatapnya dengan smirk yang begitu menyeramkan oleh dua taring panjang yang muncul diantara kedua belah bibir.

Seluruh badan Jisung terangkat, lantai tidak lagi dapat dipijaknya. Chris mengangkatnya dengan cara mencekik Jisung.

"Aaaa—akan kulaporkan kepada ayahku—hhh"

Chris mendecih. "Percuma, mungkin kedua orang tua mu sudah tewas sekarang" ujarnya, lalu membanting tubuh Jisung cukup keras ke lantai.

Seluruh badannya terasa remuk, jangankan untuk mengangkat tubuhnya, bernapas saja Jisung sudah kesusahan. Darah mengalir dari belakang kepalanya, dan menggenang disekitar tubuh. Pandangan Jisung mulai menggelap, yang terakhir ia lihat adalah Chris berjalan menghampirinya, dan tak lama ia merasakan benda tajam yang merobek lehernya.

...

"MAMAH!!!—hhhh"

Keringat dingin membasahi wajah, Jisung mengalami mimpi buruk. Ia segera mengecek seluruh bagian tubuh, bersandar pada headboard ranjang, juga mengedarkan pandangannya ke sekitar. Tidak ada siapa-siapa.

Setelahnya terdengar ketukan sebanyak tiga kali dari pintu kamar, dan nampak ibunya yang masuk ke dalam dengan tatapan garang.

"Kamu masih inget sekolah ga sih?!"

Jisung termenung sejenak sebelum mencerna ucapan sang bunda yang tengah memarahinya. Mencari keberadaan jam, dan dibuat terkejut selepasnya. "Hah jam 7?!"

"Udah gak usah ikut-ikutan kaget, buruan mandi, Chris udah nungguin kamu di bawah"

Tunggu sebentar, siapa Chris?

"Loh mah, kan Jisung udah bilang kalau aku udah punya pacar—huwaaaa"

Si ibu pijat kedua pelipisnya. "Ya udah, mamah usir dulu Chrisnya" katanya dan berjalan meninggalkan putranya.

"Eh tunggu dulu mah, biar Jisung aja yang ngomong!"

~

Perasaan Jisung hari ini benar-benar gak enak. Sehabis pergumulan yang cukup panjang di ruang tamu, Chris sungguh mengantar Jisung ke sekolah setelahnya.

Jisung sudah menghubungi Minho lewat aplikasi chat, dan dirinya hanya mendapatkan jawaban singkat dari Minho. Batinnya bertanya-tanya, "apakah Hyung mengetahuinya? Tapi inikan bukan kemauanku" Jisung mengacak-acak rambutnya frustasi. "Arghhhh"

"Cie tipenya om-om"

Jisung mendecak kesal, lalu memukul belakang kepala Felix cukup keras dengan tangan kosong. "Sembarangan kalau ngomong"

Yang dipukul hanya tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya. Felix sukses membuat temennya badmood di pagi hari.

"Min, liatkan tadi Jisung keluar mobil sama siapa?" Timpal Felix sekali lagi, namun sekarang dengan suara yang cukup keras. Seungmin mengangguki ucapan Felix. Dan Minho melintas dihadapan ketiga murid itu disaat Felix berujar demikian.

WHO's THERE | [P A R T 1 : END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang