"Sudah kuduga mereka berdua tidak akan hadir" Jisung berujar dalam hati dengan tatapannya yang tak lepas dari papan absen bertulis Hwang Hyunjin yang dicentang dengan keterangan sakit, sedangkan gurunya itu dikabarkan ijin keluar kota oleh Jaehwan ssaem.
Plis deh, Jisung tidak sebodoh itu, ia tahu semuanya jika mengenai kedua makhluk yang berkeliaran disekitarnya.
"Jisung!"
"Oh, hai Felix"
Felix menarik bangku dekat situ, duduk dan berbicara kepada Jisung yang tengah duduk melihat papan absen yang menggantung. "Kau mau ikut tidak? Besok kami bertiga, eh maksudku berlima akan pergi menonton film bersama. Mumpung akhir pekan"
Jisung memalingkan wajahnya kepada Felix. "Duanya lagi siapa?"
"Kak Changbin dan Kak Bangchan" jawab Felix cengengesan, matanya membentuk eye smile.
"Biar aku sama Jeongin pergi sendiri, tidak mau jadi nyamuk disana"
"Ayolah please" tangan Felix menarik lengan Jisung, sedangkan yang ditarik jadi kesal.
Jisung mendekat kepada Felix, matanya was-was melihat sekitar, dan berbisik tepat ditelinga Felix. "Ngomong-ngomong, sejak kapan Kak Chan dan Seungmin pacaran?"
Seketika itu Felix bangkit dari kursinya, dan mengeluarkan ekspresi terkejut yang kelihatan sekali dibuat-buat dari olehnya, overacting. "Astaga sepertinya kau bukan teman kami"
"Buruan ceritakan"
"Nanti saja lewat chat, tuh liat orangnya dateng" kedua mata Felix menunjuk Seungmin yang baru saja masuk ke ruang kelas, yang pastinya dengan buku pelajaran dalam pelukannya.
~
Tok Tok Tok
Jari jemari Jisung tidak berhenti mengetuk pintu rumah tetangganya. Sudah sekitar 10 menit dirinya berdiri di sana, namun tak ada yang membukakan pintu.
"Ayolah, aku tau kalian didalam sana" Dirinya berbicara agak keras sambil jemarinya yang masih mengetuk pintu rumah. Sejak kejadian kemarin malam dikamarnya, Jisung sangat khawatir terhadap Hyunjin, sebab ia tahu bahwa yang dipanggil hyung olehnya tidak sebaik apa yang diduganya setelah mendengar ucapan dari Hyunjin semalam.
"Aish, sudahlah aku mau pulang"
Dug
"Shhh, aw" Jisung mengusap kepalanya yang terbentur oleh sesuatu disaat ia membalikan tubuhnya ingin berjalan pulang.
"Mau kemana"
"Mana Hyunjin?!" Kedua tangan Jisung menarik-narik dekat kerah baju seseorang dihadapannya, sambil menahan air mata untuk tidak keluar.
Ia tidak menjawab, tatapannya sangat dingin. Membiarkan setiap pukulan dari seorang didepannya yang menghujam dada miliknya. Percuma, ia tidak merasakan apapun. Kemudian tangannya memberhentikan anak tersebut dan menarik lengannya untuk masuk ke dalam rumah.
"Tenanglah" Jisung disambutnya masuk ke dalam pelukannya.
"Lepaskan!" Krrk. Jisung menggigit bahu pria tersebut supaya melepaskan pelukannya.
Bugh
Tubuh Jisung didorong hingga menubruk dinding. Mukanya meringis menahan sakit dipunggungnya yang baru saja mencium dinding cukup keras.
Dengan gigi taring yang sudah ditampakan dan matanya yang berubah merah, segera ia menghampiri anak yang baru saja didorongnya. Mengekung Jisung, dan wajahnya mendekat siap untuk menerkam anak yang berada dalam kekungangnya.
"Kenapa? Haus? Nih buruan gigit" Bukan takut, Jisung malah menatapnya seolah menantang sambil kepalanya ikut dimiringkan.
Wajah Minho semakin dekat dan
chup
Jisung membalikan kepalanya, membuat bibir mereka saling bertemu. Setelah itu Jisung menangkup rahang yang lebih tua, dan membuat kedua bibir dari mereka semakin menempel. Disesapnya dalam-dalam sambil lidahnya menelusup masuk ke dalam rongga mulut seorang vampire yang menampakan celahnya. Jisung memimpin permainan, mempraktekan apa yang sudah dilakukan Minho kepadanya waktu pagi hari itu.
Disisi lain Minho semakin beringas ketika lidah Jisung mengeluarkan darah akibat tersayat oleh taringnya yang tajam. "Mmhh" Jisung mengerang pelan.
Kini tangan Minho mulai masuk meraba kedalam badan Jisung yang masih terbungkus baju, sampai jarinya mengenai titik sensitive anak tersebut. Membuatnya semakin menggeliat kegelian.
Jisung melepaskan ciumannya, mendorong vampire tersebut untuk menjauh. Lengannya menyeka bibir yang basah mengkilap akibat saliva mereka berdua.
"Aku kesini mau ketemu Hyunjin!"
"Tapi kau yang memulainya duluan" balas Minho sedikit tidak terima.
"Itu supaya kau tidak menggigit ku!"
Tanpa basa-basi lagi, Minho langsung menyeret Jisung ke lantai dua.
"Mau kemana ini"
"Bukalah" Mata Minho melirik pada pintu yang berada didepan mereka.
Kriet
"HYUNJIN!!!" Tangisan Jisung pecah dikamar tersebut. Melihat Hyunjin tengah terkapar tidak berdaya di atas kasur namun matanya masih bisa melihat Jisung yang datang ke arahnya. Badan Hyunjin dipenuhi luka, namun tidak berdarah.
"Ssss—siapa yang melakukan ini?" Suara Jisung bergetar parah, duduk dibawah, tangannya meraih tangan Hyunjin dan mengusapnya pelan.
"Yang bersalah harus dihukum bukan?" Saut Minho yang masih bersandar pada pintu kamar itu.
"Dasar KEJAM!" Jisung menekan ujung ucapanya, matanya yang sudah sembab melirik ke arah sumber suara yang dirasa sangat menyebalkan.
"Mmmmen-jjauhllah, ia hanya memanfaatkanmu" Hyunjin mendesis pelan kepada Jisung.
"Hyunjin berhentilah berbicara jika kau masih mau hidup"
Tidak tahan oleh setiap ucapan yang keluar dari bibir Minho. Jisung bangkit menghampirinya, mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi dan menghempaskannya kuat-kuat.
Plak
Satu tamparan keras mendarat pada pipi kiri milik pria yang masih bersandar pada depan pintu.
"Beraninya kau!" Bentak Minho. Dengan sekejap tangan kirinya memegang pundak dan tangan kanannya memiringkan kepala anak tersebut. Kemudian menancapkan taringnya pada leher Jisung dan menghisap darah yang keluar secara brutal.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO's THERE | [P A R T 1 : END ]
Vampiros[ P A R T 1 : C O M P L E T E D ] 'Siapa sangka jika yang tinggal disebelah rumahmu bukanlah manusia' ⚠️DALAM BOOK INI TIDAK TERJADI PENGALIHAN/PENGURANGAN TOKOH KARENA SEMUA SUDAH DIATUR DAN DISUSUN SECARA TERORGANISIR ⚠️READER DIHARAPKAN BIJAK, BA...