"Hi kid let's play a game" ujar seorang pria sambil memberikan smirk menyeramkan dalam keadaan yang sangat dekat.
Seungmin menggeleng ribut. "M—maaf tuan, b—biarkan aku pergi" sanggahnya dengan kepala tertunduk dan mata terpejam kuat karena ketakutan.
Pria itu meraih dagu Seungmin, mengangkat wajah tersebut untuk membuatnya saling bertatap-tatapan. "Lihatlah wajah cantik ini" Tangan darinya mengusap permukaan wajah Seungmin dari pipi hingga dagu.
"K—kumohon tuan"
"Jangan menangis!"
Tubuh Seungmin tersentak.
"Lihat aku!"
Dengan keadaan terpaksa, Seungmin membuka kedua kelopak matanya secara perlahan. Nampaklah seorang pria dengan rambut berwarna abu-abu terang, rahang tegas, mata abu-abu, dan kulit putih pucat layaknya mayat.
"Anak pintar"
"Tadi itu temanmu kan?"
Seungmin tidak menjawab.
"Aku bertanya! Dia itu temanmu bukan?!
"B—benar tuan"
Pria itu tersenyum, namun malah terlihat bagai seringaian yang begitu mematikan. "Jadi aku akan memberikan tugas kecil kepadamu, bawa temanmu kepadaku dan aku akan berhenti mengganggumu"
Seungmin kembali menggelengkan kepalanya ribut. "Tidak! Dia temanku, dan aku tidak akan membahayakan temanku!"
Brak
Tembok pilar yang menjadi tumpuan badannya retak begitu saja akibat tinjuan mentah dari pria tersebut.
"Apa susahnya menurut!"
"Dengar! Jika kau tidak membawa temannu itu kepadaku dalam waktu satu minggu" pria itu mendekatkan wajahnya kepada telinga Seungmin dan berbisik. "Kau yang akan menjadi penggantinya" ujarnya dan pergi dari sana meninggalkan Seungmin yang sudah tersungkur di lantai semen akibat dari menahan rasa ketakutannya.
.
.
.
"Jadi apa kau mau menceritakannya Min?"Seungmin yang sudah melamun terlalu lama, melirik kepada Jisung yang kini sedang bertopang dagu dihadapannya.
"Mungkin lain kali sung"
~
Hari yang sama sekali tidak ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Bahkan Seungmin sendiri berharap kalau tanggal hari ini lebih baik hilang dari kalender. Seungmin sudah mengunci pintunya rapat-rapat, menutup tirai sampai cahaya rembulan tak menembus sampai ke kamarnya. Bodoh, mengapa dihari seperti ini orangtuanya malah pergi ke luar kota, dan hanya tersisa supir serta pembantunya dirumah.
Seungmin terduduk diatas ranjang dengan mata was-was. Waktu sudah menunjukkan pukul hampir tengah malam, dan penampakkannya tak kunjung muncul yang buat Seungmin bergetar semakin ketakutan. Selimut yang menutupi tubuhnya semakin ia pererat, serta telepon genggam yang tak luput dari pengawasannya.
"Hi kid, waiting for me?"
Seungmin dibuat kalut setengah mati. Pandangannya sudah beredar kepenjuru kamar, namun tak ada siapa-siapa disana kecuali dirinya. Sampai ada sebuah tangan mendarat tepat diatas kepalanya, dan rambutnya terjambak hingga ia tergeret jatuh ke lantai.
"Maafkan aku, kumohon lepaskan" rintihnya.
Chris terduduk diatas sofa, sedangkan Seungmin sudah berlutut dilantai sambil menangis minta ampun. Pastinya Chris tidak memperdulikan ucapan Seungmin. Setelah dirasa cukup mendengar celotehan yang menurutnya sangat tidak penting, Chris bangkit berdiri lalu menjambak rambut itu lagi sampai membuat kepala Seungmin mendongak supaya menatapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
WHO's THERE | [P A R T 1 : END ]
Vampir[ P A R T 1 : C O M P L E T E D ] 'Siapa sangka jika yang tinggal disebelah rumahmu bukanlah manusia' ⚠️DALAM BOOK INI TIDAK TERJADI PENGALIHAN/PENGURANGAN TOKOH KARENA SEMUA SUDAH DIATUR DAN DISUSUN SECARA TERORGANISIR ⚠️READER DIHARAPKAN BIJAK, BA...