Rasa kesal terlukis jelas di wajah anak bernama Jisung, ibunya baru saja pergi meninggalkan dirinya untuk membantu sang ayah dengan keperluan bisnis. Sudah hampir satu minggu ayahnya belum pulang. Padahal ini sedang libur sekolah, Jisung kan juga mau ikut. "Bilang saja ingin honeymoon" pikirnya.
Sialnya, Jeongin sedang pergi dari kemarin dan baru pulang 2 hari yang akan datang dikarenakan menjenguk neneknya yang sedang sakit. Niatnya untuk menginap disana sirna sudah, sedangkan rumah teman yang lain terlalu jauh dari rumah, sehingga ibunya melarang.
Dan yang lebih parahnya lagi, sang ibu menitipkan anaknya pada tetangga barunya. Minho ssaem. Sudah berkali-kali Jisung menolak, tapi akhrinya tetap saja ibunya menang. Sekarang Jisung tengah duduk di sofa ruang tamu milik tetangganya.
"Padahalkan aku sudah dewasa, umurku 17 tahun" ucap Jisung pelan sambil meremat ujung bajunya karena kesal.
"Jisung masuk lah kedalam" ujar seorang pria dari balik dinding.
Anak itu menurut, mulai bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan menuju sumber suara.
"Kamu tidurlah dikamar ini, biar hyung tidur disofa" Minho menunjuk kamar utama yang berada dilantai dasar, yaitu kamar miliknya.
Yang ditawari segera menggelengkan kepala, karena sungkan. "Ti-tidak, lebih baik saya tidur di sofa atau gak tidur dirumah aja"
"Kau ingin kita satu ranjang?" balas Minho spontan.
Jisung makin mempercepat gelengan kepalanya, pipinya yang merona tidak dapat dihindarkannya lagi. Minho yang melihatnya hanya mengacak-acak rambut Jisung gemas.
"Baiklah h-hyung kalau begitu saya ambil barang-barang saya dirumah terlebih dulu" anak tersebut membalikan badannya dan langkah nya terhenti karena Minho sudah lebih cepat menggenggam lengan miliknya.
"Sini hyung antarkan"
~
Sudah hampir waktunya jam makan malam. Jarinya bolak-balik menekan tombol power ponsel untuk melihat jam. Sementara dirinya masih duduk diatas ranjang besar milik tuan rumah dengan kedua kaki sambil dipeluk sejak setengah jam yang lalu, setelah pergi untuk mandi.
"Jisungie?" Pintu kamar tersebut terbuka dan dilihatnya kepala si pimilik rumah yang nongol dicelah pintu.
"Keluarlah, jangan didalam melulu, apakah kau tidak bosan melihat kamarku?" Lanjutnya.
Jisung menuruti perkataan yang lebih tua. Menghampiri Minho yang masih dibalik pintu. Lagi-lagi lengan Jisung ditarik olehnya, kali ini menuju ruang makan dirumah tersebut.
"Duduklah, ini sudah waktunya jam makan malamkan?" Minho menyambut Jisung untuk duduk disebelahnya.
Kemudian mata anak tersebut berbinar-binar ketika dilihatnya 3 kotak ayam goreng di atas meja bar. "T-terima kasih hyung"
"Hyung tidak makan?"
"Ini bukan makananku, habiskan lah"
Jisung heran dengan perkataan si pemilik rumah, kini ia beranggapan "apakah ia alergi ayam?"
~
Waktu menunjukan sekitar pukul tengah malam, Jisung terbangun dari tidur karena tenggorokannya terasa kering. Kemudian Ia memberanikan diri berjalan keluar dari kamar menuju dapur untuk mencari segelas air dengan tubuh yang seluruhnya sedikit sadar, tidak lupa juga membawa ponsel dalam genggamannya untuk berjaga-jaga.
Berjaga-jaga apa? Entahlah suka-suka dia aja.
Sebelum ketempat tujuan, Jisung menyempatkan diri untuk menengok si pemilik rumah yang tidur di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO's THERE | [P A R T 1 : END ]
Vampiros[ P A R T 1 : C O M P L E T E D ] 'Siapa sangka jika yang tinggal disebelah rumahmu bukanlah manusia' ⚠️DALAM BOOK INI TIDAK TERJADI PENGALIHAN/PENGURANGAN TOKOH KARENA SEMUA SUDAH DIATUR DAN DISUSUN SECARA TERORGANISIR ⚠️READER DIHARAPKAN BIJAK, BA...