Aland Dan Aditya Pun ikut pulang menggunakan motor mereka sendiri,dan meninggalkan Alvariel dan Clarissa berdua di Rumah Sakit.
"Eughhh"
***
Alvariel Melenguh dan mulai membuka matanya,dia melihat ke arah samping ranjang rumah sakit,sebuah garis terukir di bibirnya,dia mencoba untuk mengelus rambut Clarissa dengan tangan yang di impus karna tangan satunya sedang di gunakan Clarissa sebagai bantal kepalanya.
Walaupun sangat sulit untuk mengelus kepala Clarissa dia tetap berusa dan akhirnya sampai di kepala Clarissa,Alvariel terus memandangi wajah Clarissa,cukup lamanya baginya memandangi wajah damai yang sedang tertidur di atas tangannya.
Karna merasa ada yang mengelus kepalanya Clarissa mulai membuka matanya,dia duduk dengan tegak dan memandangi Alvariel yang sudah sadar,"L-lu udah sadar" tanya Clarissa pada Alvariel.
"Blm nih gw masih tidur" Alvariel kembali memejamkan matanya,Clarissa yang merasa di permainkan pun memukul bahu Alvariel cukup keras,sampai Alvariel mengaduh kesakitan .
"Aduhhh Sakit" Alvariel memegangi bahunya yang baru saja di pukul Clarissa,Clarissa yang melihat Alvariel mengaduh kesakitan pun langsung terlihat panik.
"Ehhhh Apa yang sakit?dimana yang sakit?mau gw panggilin dokter?" Tanya Clarissa 'berturut-turut' tanpa jeda,Alvariel hanya tersenyum geli melihat Clarissa 'heboh' sendiri.
"Lebay Lu gw gpp kali,btw makasih ya" Alvariel kembali tersenyum."untuk apa?" Tanya Clarissa pada Alvariel karna menurutnya dia tidak pernah melakukan apapun untuk Alvariel,malahan Alvariel lah yang menyelamatkan nyawanya.
"Lu udah mau nemenin gw di sini,ko lu gk pulang?" Clarissa yang di tanya seperti itu pun lantas gugup untuk menjawabnya."y-ya k-kan g-gw i-itu jagain lu iya jagain lu" Clarissa memalingkan mukanya dari Alvariel.
"Ngomong kayak gitu aja susah amat sih,yakin jagain gw?" Tanya Alvariel penuh tatapan selidik,Clarissa pun langsung berdiri dan salting di buatnya" i-iya jangan natap gw kayak gitu ihhh".
Alvariel tertawa karna tidak tahan dengan wajah lucu Clarissa,Clarissa pun mendengus kesal tapi tiba tiba tawa Alvariel terhenti karna mendengar suara.
Kriukk.....kriukkk
Gelak Tawa Alvariel kembali pecah,sampai sampai ia merasa perutnya sakit.Alvariel pun menghentikan tawanya "lu belum makan?" Tanya Alvariel,Clarissa diam dan enggan menatap Alvariel karna ia tau pasti mukanya sudah merona,sebab malu perutnya bunyi tanpa seizinnya.
Memang sejak tadi Clarissa belum makan,nasi goreng yang tadi di belikan denaya dan maisha ntah tidak tau dia taro mana ,karna terlalu cemas dengan Alvariel dia tidak memperdulikan dirinya.
"Mata lu sembab,lu habis nangis?" Tanya Alvariel kembali,Clarissa pun kembali menatap wajah Alvariel "gak kok gw gak nangis" jawab Clarissa mencoba mengelak,"sini coba duduk di bangku" Alvariel menyuruhnya duduk di bangku yang berada di sampingnya.
Clarissa pun menurut,dan duduk di bangku yang berada di samping Alvariel,Alvariel mengangkat dagu Clarissa, sebab Clarissa Menunduk "bukannya udah gw bilang,jangan nunduk nanti mahkota lu jatuh"
Tatapan mereka pun bertemu,Dengan segera Clarissa memalingkan mukanya,"Ehhh hp gw dimana?" Alvariel mencoba mencairkan suasana,"ada di tas lu" jawab Clarissa "ambilin dong" Clarissa menatap Alvariel yang memintanya dengan Ekspresi muka memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARIEL ✔
Teen FictionSeorang Gadis Yang Perlahan Mengubah Hidup Ku,Yang Mengisi Kekosongan Hati Ku,Yang Mengobatiku Akan Masa Lalu Yang Selalu Menyakiti Ku, Clarissa Davira Elvina Awal Pertemuan Kita Memang Tidak Sengaja,Dari Situ Aku Sudah Bisa Melihat Ke Lain Nan Nya...