"Apa yang Terjadi dengan Clarissa dok?bagaimana kondisi Clarissa dok" Tanya Alvariel Kepada Sang Dokter "Keadaan Clarissa"
***
"Apa yang terjadi dengan Clarissa dok Jawab!" Alvariel tidak sabaran untuk mengetahui kodisi Clarissa "sejauh ini kondisinya baik baik saja,dia gadis yang kuat dia dapat bertahan dengan peluru yang menusuk punggungnya,dan untungnya peluru tersebut tidak mengenai tulangnya,namun dia masih belum sadar,saya permisi sebentar"Dokter Itu pun memberi tahu kondisi Clarissa,dan berlalu dari hadapan Alvariel,ada rasa lega di hati.Alvariel mengintip Clarissa dari kaca rumah sakit,Dan Seorang perawat pun keluar dari ruangan operasi.
"Dimana anggota keluarga dari pasien yang bernama Clarissa?" Tanya suster itu "saya sus saya pacarnya" jawab Alvariel,"Nona Clarissa akan kami bawa ke kamar no 305 di lantai 4" ucap suster itu.
Sementara para suster yang berada di dalam sedang menggeret ranjang yang di tiduri Clarissa ke luar dan membawanya Ke Lift,Alvariel pun mengikuti suster menuju lift namun Lift nya tidak cukup.
Alhasil Alvariel menaiki tangga dengan terburu buru menuju lantai empat,Alvariel sampai lebih dulu di lantai Empat,sedangkan Clarissa dan suster yang lain masih di lift,Alvariel pun menunggu di depan Lift.
Setelah menunggu beberapa menit akhirnya pintu lift terbuka dan menampakan Suster yang sedang menggeret Ranjang Clarissa,Alariel mengikuti suster itu dari belakang Menuju kamar rawat Clarissa.
Alvariel memilih kamar VIP untuk Clarissa,suster-suster itu pun pergi meninggalkan kamar rawat Clarissa,sedangkan Alvariel duduk di bangku di samping ranjang Clarissa sambil memegang tangannya,mulut dan hidung Clarissa memakai oksigen.
"Hey Princess Wake Up, Look Me,There I'm Waiting For You" Alvariel mengecup telapak tangan Clarissa, "Cepet cepet bangun ya,jangan ngebo terus" Alvariel berbicara pada Clarissa,namun belum ada Reaksi sama Sekali Dari Clarissa.
Alvariel terus terjaga sampe malem,dia bahkan tidak tidur,dia berharap Clarissa membuka matanya,namun perlahan mata Alvariel pun mulai terpejam karna dia sudah benar benar lelah dan mengantuk.
***
Sejak tadi Kenzie berada di dalam sebuah gudang tua yang sudah tak terpakai,semenjak Alvariel membahas soal Raisa,tiba-tiba saja bayang bayang masa lalu nya terlintas di pikirannya.
"Kenapa aku gak bisa lupain kamu?KENAPAAA!!!!" Teriak Kenzie Sambil memukul Sebuah kaca yang ada di depannya,telapak tangannya pun mengeluarkan darah.
"Kamu hanya masa lalu aku,jangan pernah muncul lagi di pikiran ku,pergi dari sisi ku!PERGIII" Kenzie membanting sebuah meja yang ada di depannya,dia pun menyenderkan tubunnya ke dinding dan perlahan dia merosot ke bawah.
Dia manaruh kepalanya di antara kedua lututnya,perlahan air mata menetes di pipinya,tiba tiba saja seorang wanita masuk ke dalam gudang karena mendengar sebuah teriakan yang cukup keras.
Teriakan Kenzie terdengar sampai ke luar gudang,Alya seorang model yang tidak sengaja melewati gudang itu dan mendengar suara teriakan dari dalam pun segera masuk ke dalam gudang,ketika sudah berada di dalam gudang Alya mengedarkan pandangannya.
Tatapannya bertemu pada seorang pria yang sedang menenggelamkan kepalanya,di antara dua lutut,Alya menghampiri Kenzie dan berjongkok di depannya,Alya memegang pundak Kenzie.
Kenzie pun mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang memegang pundaknya,Alya menundukkan kepalanya,Alya memandangi tangan Kenzie yang berdarah karna memukul kaca tadi.
"Tangan mu ber-" ucapan Alya terhenti ketika Kenzie memeluknya dan mendorong diri nya ke belakang,karna Alya tidak siap Alhasil Kenzie dan Alya berpelukan sambil tiduran ,Kenzie menenggelamkan Wajahnya di Tekuk leher Alya.
Alya dapat merasakan deru nafas yang sangat berat di lehernya,dia pun mengelus kepala Kenzie dengan lembut,jujur dia sedikit kaget,atas perlakuan Kenzie yang tiba-tiba memeluknya.
Kenzie melepaskan pelukannya,dan langsung berdiri dia pun mengelap air matanya dengan kasar,sedangkan Alya masih berusaha berdiri,Kenzie mengulurkan tangannya,dengan senang hati pun Alya menerima ulurang tangan Kenzie.
"Maaf soal tadi,aku tidak bermaksud" ucap Kenzie membelakangi Alya "ya Tidak Apa-apa,tapi tangan mu berdarah" Alya terus memandangi tangan Kenzie yang terluka.
"Hanya luka kecil" ucap Kenzie yang masih membelakangi Alya "tapi setidaknya obati dulu" Alya terus memperingati Kenzie "ini sudah larut malam,tidak baik untuk seorang perempuan masih berkeliaran di sekitar sini,dimana rumah mu?".
Kenzie mengalihkan Pembicaraan nya,namun Alya sadar bahwa Kenzie sedang mengalihkan pembicaraannya,Alya pun berjalan menuju pecahan kaca yang tadi Kenzie Pecahkan.
Kenzie yang mendengar suara langkah kaki di belakangnya pun segera menoleh,di lihatnya Alya yang mengambil serpihan kaca dan merobek baju panjang bagian bawahnya.
Dia pun menghampiri Kenzie dan menarik tangannya lalu mengikatkan Kain baju miliknya ke tangan Kenzie "jika kau tidak ingin di obatkan,tidak masalah,tapi setidaknya kau harus mencegah darahnya agar tidak keluar terus."
Alya memandang mata Kenzie "kenapa kau begitu peduli padaku?" Tanya Kenzie sambil membalikan badannya ingin membelakangi Alya,namun dengan segera Alya memegang lengan Kenzie dan membalikannya menghadap tubuhnya.
"Jika kau sedang bertanya,atau berbicara kepada seseorang maka kau harus menatap matanya,bukan malah membelakangi tubuh mu" ucap Alya dengan beraninya,sedangkan Kenzie terus memandangi Alya.
"Aku tau kau sangat lah terkenal karna bisnismu itu,tapi jangan anggap aku tidak berani terhadap mu,jika kau salah aku akan menegurmu,seperti kesalahan yang batu saja kau perbuat" Ucap Alya dengan panjang lebar.
Kenzie mendekatkan tubuhnya tepat di depan tubuh Alya,sedangkan Alya terus memandangi mata Kenzie sambil mendongak 'wanita ini benar benar tidak takut pada ku' batin Kenzie,Kenzie mendekatkan wajahnya ke wajah Alya.
Kenzie menempelkan hidungnya di hidung Alya,Nafas Kenzie menyapu wajah Alya "kau beneran tidak takut padaku?" Tanya Kenzie masih terus menempelkan hidungnya di hidung Alya,sedangkan Alya Masih terus menatap mata Kenzie.
"Apa kau lihat di mata ku,ada sebuah ketakutan?" Jawab Alya,Kenzie pun menatap mata Alya dengan Intens,Kenzie mencari ketakutan di mata Alya namun dia tidak menemukan nya,tidak ada ketakutan di mata Alya.
Kenzie pun memundurkan kepalanya "dapet ketakutan di mata gw?" Tanya Alya Sambil melipat kedua tangannya,"dimana rumah mu?" Kenzie mengalihkan pembicaraannya,dia benar benar tidak menemukan ketakutak di mata Alya.
"Aku bisa pulang sendiri" Alya bergegas pergi dari hadapan Kenzie,Tapi baru beberapa langkah tangannya di cekal oleh Kenzie "Aku Akan Mengantarmu"
Alya Gabriella Anatasya
Tbc
Vote ya Gusy
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARIEL ✔
Fiksi RemajaSeorang Gadis Yang Perlahan Mengubah Hidup Ku,Yang Mengisi Kekosongan Hati Ku,Yang Mengobatiku Akan Masa Lalu Yang Selalu Menyakiti Ku, Clarissa Davira Elvina Awal Pertemuan Kita Memang Tidak Sengaja,Dari Situ Aku Sudah Bisa Melihat Ke Lain Nan Nya...