Yoongi PoV
Jika kembali pada beberapa waktu kebelakang, memutar kembali tabiatku sebagai manusia; mungkin serakah adalah salah satu sifat yang begitu melekat pada diriku. Menginginkan segala hal untuk kumiliki, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan, serta meutup mata tentang segala pertentangan.
Untuk sebagaian orang atau mungkin semua orang yang mengenalku---Min Yoongi mungkin adalah sosok paling angkuh yang pernah mereka temui. Pria muda yang kerap kali memuja harta dan kedudukan. Mengendalikan segala sesuatu dengan kekuasaan.
Meski terdidik sebagai seorang dokter, namun seorang Min Yoongi adalah pria yang menggilai harta. Bisa jadi menjadi dokter hanyalah sebuah kedok---padahal niat hati terbesar adalah memiliki kekuasaan tertinggi dalam hirarki kehidupan.
Namun, nyatanya ada sesuatu atau lebih tepatnya seseorang yang akhirnya bisa menumpahkan segala keserakahanku. Membalikan ketamakanku hingga rasanya aku siap jika harus kehilangan segala sesuatunya. Aku siapa kehilangan tahtaku, kehilangan kekuasaanku, bahkan kehilangan segala materi yang telah kutumpuk dalam pundi-pundi hartaku.
Keserakahan itu tiba-tiba lenyap ketika kudapati lagi senyuman itu. Kudengar lagi suara lembut yang pernah menyapa pendengaranku bertahun-tahun lalu. Mendapati sosok cantik yang nyatanya tak pernah berubah sejak terakhir kali aku bertemu, meski kala itu wajahnya masih begitu lugu dan penuh kesan manis.
Kembali menemukan sosok yang membuatku menetapkan diri untuk menjadi seorang dokter. Sesuatu yang telah kujanjikan pada sosoknya kala masih menangisi sebatang lolipop.
"Aku bilang aku tidak punya uang." Teriak seorang anak laki-laki yang terduduk diatas tanah. Tangisnya masih juga belum reda, terlebih saat dua orang bocah yang lebih besar darinya terus mendesak sang bocah untuk memberi mereka uang.
"Katanya kau ini orang kaya, masa tak punya uang?! Sebaiknya cepat berikan atau kami akan memukulmu!" ucap salah satu anak berbadan gempal. Ia lantas menarik kerah baju bocah kurus itu hingga membuatnya berdiri.
"Aku benar-benar tidak punya. Ibuku tidak memberiku uang saku hari ini."
Kedua bocah berbadan besar itu lantas menyeringai, "sudahlah, kita hajar saja bocah ini." ucap salah satunya. Kemudian menarik kuat dan hendak memberikan bogem mentah pada anak bertubuh kurus itu.
"YAA, HENTIKAN!!!" ketiga bocah yang tengah berada dalam tensi panas itu sontak menoleh. Mendapati seorang gadis dengan seragam sekolah, bersama rambut hitamnya yang dikuncir dua tengah berjalan gagah kearah mereka, "kubilang hentikan, dasar pereman kecil!!!" ucap gadis kecil itu sambil menarik tangan bocah gempal dari kerah baju si kurus.
"Siapa kau?" tanya si bocah bertubuh gempal.
"Aku Kim Dana, kenapa?" menantang dua bocah yang tubuhnya jelas dua kali lebih besar dari tubuhnya, Kim Dana malah dengan berani mendorong bahu dua bocah itu tanpa rasa takut sedikitpun, "berhenti bersikap sok jagoan, atau kupastikan besok kau tak akan lagi bisa bersekolah di...Hansong." ucapnya lugas.
Dua bocah berbadan besar itu malah tertawa lebar. Menertawakan ancaman serta keberanian gadis kecil yang nampak tak takut pada mereka, "kau pikir siapa dirimu hingga berani mengancamku? Hah?"
Kim Dana mendecak meremehkan. Gadis kecil itu lantas merogoh saku mantelnya dan mengeluarkan ponsel, "ayah? Ini aku, hm. Ayah, mulai besok bisakah kau mengeluarkan dua orang murid bandel bernama..." Kim Dana terdiam sejenak, melirik name tag yang tertera pada seragam dua bocah gempal itu, "Kim Jinsu dan Kang Daehyun. Hm, mereka mengangguku, jadi kaeluarkan saja me---"
Dua bocah itu segera menarik paksa ponsel Kim Dana. Keduanya nampak cemas karena ternyata Kim Dana tak sedang bergurau, "o---oke, kami akan pergi, jadi bilang pada ayahmu untuk tidak mengeluarkan kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way to in Love ✔
Romance🔞🔞🔞 Kim Dana jelas punya mimpi akan kehidupan pernikahan idelanya. menghabiskan sisa hidup dengan pria yang dicintai adalah sesuatu yang ia inginkan. Namun, gadis itu punya takdir sial yang mengharuskan nya menikah dan menghabiskan waktu hidupnya...