Hot Medicine (WARNING)

5.3K 391 18
                                    

This part have mature and sensual content

Min Yoongi terbaring lemah diatas tempat tidur bersama sebuah handuk kompres yang berada diatas kening nya. Sudah lebih dari enam jam pria itu hanya terpejam dengan lenguhan serta rancauan acak yang terdengar begitu lirih ditelinga Dana. Suhu tubuhnya yang masih terasa panas belum kunjung hilang meski tak sepanas saat awal tadi---saat Dana menemukan pria itu tergolek lemah diatas tempat tidur dengan suhu tubuh lebih dari tiga puluh sembilan derajat, sepulang kantor tadi.

Dana sudah sempat bersikukuh mengajak Yoongi untuk memeriksakan diri ke rumah sakit, atau lebih mudahnya memanggil seorang teman doktenrya untuk memeriksa diri---namun dengan seluruh sisa kekuatan nya, Min Yoongi menolak dan hanya ingin diurusi oleh Dana, tidak dengan yang lain.

Belakangan ini Min Yoongi memang nampak terlalu sibuk dengan pekerjaan nya. Sering kali pulang larut malam dengan keadaan perut kosong, pula suasana hatinya yang nampak tak baik membuat Yoongi terlihat semakin mengkhawatirkan dimata Dana. Sering kali wanita itu banyak mengingatkan Yoongi untuk lebih memperhatikan diri dan kesehatan nya, karena Min Yoongi memang laki-laki yang tak begitu mengkhawatirkan dirinya sendiri dan malah membuat orang lain yang mengkhawatirkan nya. Sampai pada akhirnya kekhawatiran Dana berbuah kenyataan, mendapati sang suami tergolek lemah tentu saja membuat kekuatan nya ikut melemah.

Dana kembali mencelupkan handuk kompres Yoongi kedalam air hangat, meletakan nya kembali diatas kening sang suami sambil menyeka bulir-bulir keringat di leher juga pelipis prianya. Mengamati raut lemah suaminya membuat hati Dana terasa nyeri. Mata pria yang biasanya berbinar itu terus saja terkatup. Bibir yang kerap kali memberi ucapan-ucapan manis itu nampak begitu kering juga pucat. Sungguh, Dana ingin suaminya cepat pulih.

Dana meraih telapak tangan Yoongi yang tergeletak lemah diantara sisi tubuhnya---menggenggam erat sambil ikut merasakan suhu panas yang menjalar pada lengan nya. Wanita itu pun mengecup singkat punggung tangan Yoongi sambil sesekali mengusapnya lembut dengan ibu jari, "kumohon cepat sembuh, sayang. Jangan membuatku khawatir." Ucapnya lirih ditengah gemuruh kerisauan nya---Kim Dana mendaratkan satu kecupan singkat pada ujung kening Yoongi, "kubilang cepat sembuh, Yoon."

Pria yang matanya terkatup nyaris disepanjang malam itu menghela napas, membaurnya bersama hawa panas yang ikut mengudara. Pun akhirnya kelopak matanya terbuka, samar-samar mencoba mengumpulkan pengelihatan nya yang masih kabur, "Dan?" ucapnya saat hal pertama yang didapatinya adalah kehadiran sosok sang istri yang tengah menatapnya dengan raut gundah, "aku lapar." Berucap, ia mengerjap beberapa kali untuk lantas mengulas sebuah senyum manis namun syarat akan kelemahan.

Melihat sang suami tersenyum tak lantas membuat Dana merasa senang ataupun berniat mengulas senyum. Wanita itu masih saja menatap sendu pada Yoongi dengan mata yang mulai terasa memanas, "siapa sih yang menyuruhmu sakit? Aku kan tidak mengizinkan suamiku untuk sakit, lalu kenapa kau sakit?" rancaunya dengan likuid bening yang ikut turun bersama suaranya yang mulai terseguk, "itu sebabnya selama ini aku selalu saja mengomel karena kau yang terus pulang malam, melupakan jam makan, belum lagi belakanga ini kau terlihat seperti menyimpan banyak beban, kau tahu bagaimana aku mengkhawatirkanmu, Yoon?" cecarnya dalam tangis yang semakin menjadi, "lagian kenapa sih tidak mau pergi kerumah sakit atau kupanggilakn dokter?! Menyebalkan sekali!!!"

Yoongi yang mendengar omelan sang istri malah tersenyum lebar. Melepaskan genggaman Dana pada jemarinya untuk lantas terulur dan menyeka air mata Dana dengan lembut, "aku ini sedang sakit, kenapa malah marah-marah?"

"Aku kesal. Kau tahu bagaimana bingung nya aku melihatmu seperti ini? rasanya aku juga menjadi ikut lemah melihatmu seperti ini, apa kau tahu itu?" menghapus air matanya yang tak kunjung berhenti dengan bar-bar, Dana kembali meraih handuk kompres dan memperbaharuainya untuk kembali ia letakan diatas dahi Yoongi, "aku sudah buatkan bubur, aku ambilkan dulu lalu minum obat." Dana hendak berdiri dari duduknya, namun lekas urung tak kala pergelangan tangan nya tertahan hingga kembali jatuh terduduk dipinggiran ranjang, "apa lagi? Katanya lapar?" ketus Dana.

The Way to in Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang