Epilogue

4.4K 280 27
                                    

Yoongi berjalan cepat saat keluar dari dalam ruang operasi. Berkali kali pria itu melirik pada ponselnya--lebih tepatnya memasatikan setiap menit yang terlewati pada jam. Tungkai pria itu mengambil langkah lebar meski kaki nya tak sepanjang atau setinggi milik kedua asisten nya yang turut mengimbangi langkah cepat Yoongi dengan kewalahan.

"Dokter, setelah ini anda harus segera ke ruang konverensi. Lima belas menit lagi rapat dengan dewan direksi akan segera dimulai." Ucap seorang dokter muda beperawakan tinggi tegap namun dengan wajah tampan yang di hiasi lingkaran mata hitam. Nampak sekali tipikal residen di tahun-tahun pertama.

Yoongi membuka pintu ruangan nya dengan terburu, "serius Seung Jae-yya, aku tak bisa hadir dalam rapat itu." Yoongi lantas membuka jubah dokter nya, meraih setelan kemeja putih dan celana hitam dari dalam loker, "aku benar-benar sedang dalam masalah." Ucap Yoongi yang kemudian bergegas masuk kedalam kamar mandi ruangan nya. Menyisakan dua orang dokter muda yang nampak kebingungan dengan tingkah dokter konsulen nya tersebut.

"Sebenarnya ada apa dengan dokter Yoongi? Menurutmu dia akan terkena masalah semacam apa?" Tanya seorang dokter muda bernama Seung Jae.

Sedangkan dokter lain nya yang bernama Jin Goo mengedikan kedua bahu, "mana aku tahu, kau pikir aku istrinya."

"Hm, istriku," sahut Yoongi yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi bersama penampilan nya yang sudah berubah; mengenakan stelan kemeja putih dan celana bahan berwarna hitam, "dia bisa saja menggantungku jika tidak segera datang menemuinya." Ucap Yoongi saat ia membenarkan posisi kerah kemejanya.

"Jadi anda benar-benar tidak akan menghadiri rapat, dokter?" Tanya Seung Jae yang terlihat sedikit panik.

"Kau pikir masih ada waktu untuk menghadiri rapat!!!" Yoongi lantas mengambil sepasang sepatu pantopel hitam dari kolong meja kerjanya. Dengan terburu namun penuh ketelatenan kaki nya tanpa hambatan masuk kedalam sepatu, "katakan saja pada ayahku kalau aku punya urusan mendadak!"

"Kalau begitu nanti aku yang akan digantung oleh ayahmu, dok. Presdir Min sudah berpesan padaku agar memastikan kau datang di rapat kali ini." Keluh Seung Jae dengan wajahnya yang nampak mulai memucat.

Yoongi lekas berdiri saat sepasang sepatunya telah melekat sempurna. Ia lantas memegang bahu kedua dokter muda itu dengan masing-masing tangan sambil menatap keduanya bergiliran, "Kang Seung Jae, Yoo Jin Goo. Kali ini saja, kali ini tolong selamatkan hidupku, ya?! Aku janji akan memberi nilai sempurna pada penilaian mendatang, oke?"

Kedua dokter muda itu acuh dan malah mendecih pada tawaran Yoongi yang seharusnya terdengar menggiurkan untuk dokter residen seperti mereka--nila sempurna dari dokter konsulen. Tapi ternyata tidak untuk kedua calon dokter spesialis bedah tersebut, "aigoo, sunbae-nim, kami mungkin akan tergiur jika itu ditawarkan oleh dokter lain nya, tapi untuk anda, kami tidak akan tertipu untuk yang kedua kalinya." Ucap Seung Jae dengan segaris senyum miringnya.

Yoongi yang merasa dirinya diserang hanya dapat menghela napas panjang. Ia mengingat-ngingat alasan lalu dirinya memberi penilaian pas-pasan kepada dua orang dokter dibawah bimbingan nya itu, padahal saat itu Yoongi sudah berjanji akan memberi nilai tinggi pada mereka, "eeyy kenapa kalian berdua menjadi pendendam seperti itu padaku?" Ucapnya dengan senyum cerah yang teramat sangat dibuat-buat, "saat itu aku terpaksa memberi kalian nilai pas-pasan. Tapi kali ini aku janji akan memberi nilai yang tinggi, lagi pula kinerja kalian memang benar-benar sudah meningkat." Ucapnya penuh akal bulus.

Kedua dokter itu pun saling melempar tatap. Tengah bertelepati dengan tawaran Yoongi yang kali ini terdengar bersungguh-sungguh, "aku sih mau saja, tapi aku takut pada ayah anda, dokter." Seung Jae menggedikan bahunya dengan ngeri.

The Way to in Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang