Sad Fate

2.3K 272 4
                                    

Pagi itu, dari celah kaca kecil pada pintu--Kim Dana kembali mencuri pandang pada sosok yang tengah tenang menikmati hangat sinar mata hari. Meski pria itu hanya dapat merasakan tanpa tahu secerah apa sinar yang ditawarkan sang fajar.

Sedangkan di sampingnya, ada Jungkook yang masih setia mendampingi dengan dua tangan yang bersidekap di depan dada, namun memberi atensi penuh pada wanita yang telah menyita seluruh malamnya untuk berbagi konversasi, "mau sampai kapan memandanginya? Kau harus lekas pulang, noona--atau suamimu bisa saja melaporkanmu sebagai orang hilang."

Dana mendesah berat. Membawa tungkainya untuk mundur satu langkah dan menatap presensi Jungkook dengan sendu. Wanita itu lantas kembali mengambil tiga langkah menuju sisi kiri Jungkook dan bersandar tepat disamping pria yang kembali menatapnya dengan aneh, "rasanya aku tidak ingin pulang, Kook," Dana kembali menghela, "rasanya akan semakin banyak masalah yang menunggu saat aku pulang." Katanya, kemudian menunduk lesu.

"Tapi kau harus menghadapinya, noona--harus!!!" Jungkook lagi-lagi memberi usapan lembut pada surai hitam Dana. Pria itu tak tahu harus memberi ketenangan lewat hal semacam apa, dan pada akhirnya akan selalu berakhir pada sentuhan lembut di puncak kepala wanita yang telah ia anggap layaknya seorang kakak, "aku tahu ini berat, tapi semua masalah ini akan semakin menumpuk jika kau terus lari dan tak mencari penyelesaian."

Dana hanya terdiam, memandang ujung kakinya yang tengah gusar membentuk pola abstrak pada lantai marmer rumah sakit itu, "menurutmu akan seperti apa hidupku setelah ini, Kook?"

Jungkook menoleh singkat pada Dana. Menurunkan kedua tangan nya dari dada dan memasukan keduanya kedalam saku hodie hitamnya. Terdiam sejenak, Jungkook lantas mendesah sebelum berucap, "hidupmu akan baik-baik saja, noona. Aku sangat mengenalmu, dan Kim Dana yang kukenal adalah wanita yang kuat dan selalu bisa melalui segala kesulitan."

Dana membeku seraya meneguk sulit salivanya. Mengerjap beberapa kali bersama dua bulir air mata yang ikut tumpah dan kembali membuat Jongkook mencoba memberinya kekuatan dengan menepuk lembut pada bahu Dana, "katamu, kau butuh penjelasan atas semua ini, bukan?" Tanya Jungkook yang dibalas sebuah tatapan beserta anggukan antusias dari Dana, "untuk itu kau harus pulang, kau harus mencari penjelasan yang kau inginkan. Karena mungkin saja--orang-orang disekitarmulah yang punya penjelasan paling akurat dari semua ini."

****

Dana berjalan gontai pada lorong menuju unit apartment nya. Kakinya terasa berat--bersama rasa enggan untuk semakin dekat pada rumahnya.

Ia tahu bahwa akan ada masalah lain yang akan menanti saat ia membuka pintu rumahnya--mendapati satu lagi sosok laki-laki yang mungkin akan membuatnya semakin gila dan bertambah frustasi.

Sejak dalam perjalanan tadi, ada banyak kemelut yang Dana pikirkan dalam kepalanya; tentang apa yang akan terjadi saat ia bertukar tatap dengan Yoongi, atau tentang alasan apa yang akan ia jabarkan atas ketidak pulangan nya kemarin, atau jawaban apa yang akan ia ucapkan atas pertanyaan suaminya nanti, dan yang paling pelik adalah; apakah perasaan nya akan tetap sama pada Yoongi setelah Dana kembali mendapati kehadiran Jimin.

Dana membeku sejenak di depan sebuah pintu berwana gelap. Menatapnya kosong sambil mengatur ulang segala pikiran dalam kepalanya. Ia ingin pulang dan dilihat Yoongi dalam keadaan normal, ia belum siap kalau harus membagi cerita hari kemarin nya dengan siapapun.

Setelah beberapa menit berlalu, Dana akhirnya mengambil satu langkah maju. Menekan tombol pada pintu untuk kemudian memutar kenop pintunya dengan perlahan.

Saat telah masuk kedalam, Dana menyempatkan diri merotasi tubuhnya dan kembali menutup pintu kokoh itu, untuk kemudian kembali berotasi. Namun, saat tubuhnya hendak bergerak, ia dikejutkan dengan kehadiran sosok Yoongi yang tengah berdiri tak jauh dari hadapan nya. Memandang sosok Dana dengan tatapan nyalang, "dari mana saja kau?" Tanya Yoongi yang perlahan berjalan menuju tempat Dana yang masih mematung.

The Way to in Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang