Sweet Sentence

3.4K 380 0
                                    

Ini sudah lewat dari satu minggu sejak kunjunganku dan Yoongi kerumah nenek. Namun aneh nya---pikiranku seperti tak ada hentinya mengingat kejadian minggu lalu. Bukan hanya soal banyak hal menyenangkan yang kuhabiskan bersama nenek, melainkan tentang ucapan Yoongi yang sebenarnya tak ada yang istimewa. Hanya berucap bahwa ia semakin mencintaiku---yang entah itupun diucapka dengan tulus atau hanya sebuah action untuk menunjukan sikap manis nya didepan nenek. Tapi yang parahnya malah membuatku berdebar dan terus tersenyum seperti wanita setengah sinting.

Aku tahu jika perasaanku pada Yoongi baru dimulai. Aku pun baru saja memantapkan hati untuk belajar menerima dan mencintainya. Tapi sepertinya jika Min Yoongi terus saja memberi perlakuan manis padaku, rasanya tidak akan lama sampai aku benar-benar akan jatuh hati pada pria dingin yang diam-diam punya seribu satu cara untuk menunjukan sikap manis nya.

"Memikirkan apa?" Aku menoleh saat mendengar suara Yoongi---mendapati pria itu baru saja keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya berbalut bathrobe dan handuk kecil untuk mengusak rambutnya yang basah, "kutanya kau sedang memikirkan apa?"

Aku terkesiap, menatap pria itu lantas menggeleng cepar, "Tidak ada, hanya soal pekerjaan." Ucapku mengelak. Kembali mengambil potongan kripik kentang dan fokus pada layar televisi. Namun tak lama kurasakan kursi sofa terasa bergerak, hingga mendapati sosok Yoongi yang kini ikutan mengambil sepotong kripik kentang di sebelahku, "pakai bajumu dulu, Yoon. Kau bisa kena flu!"

Yoongi kembali meletakan keripik kentang nya. Pria itu malah beralih menatapku dengan sebuah seringai, "oh, kau mengkhawatirkanku?" Tanya Yoongi menggoda. Ia lantas mengangkat kedua kakinya dan duduk bersila menghadapku, "apa kau khawatir kalau aku sakit? Hm?"

Aku berdehem sekilas. Tatapan intens pria itu jelas membuatku gugup dan nyaris mati kutu. Memandang ke arah tak tentu hingga kembali kuakhiri dengan kembali berdeham singkat, "te---tentu saja khawatir. Aku juga khawatir saat chopa sakit."

Yoongi mengerutkan kening nya, "chopa? Siapa chopa?" Tanya Yoongi dengan raut penuh selidik.

"Anjing peliharaanku." Ucapku enteng, lantas mendapati raut terkejut dari wajah pria yang tengah membuka mulutnya lebar-lebar, "kenapa?"

"Yaaa, berani-berani nya menyamakanku dengan anjing peliharaanmu!!!" Kesal Yoongi. Pria itu menyambar gelas berisi coklat panas miliku, lantas menyesapnya dengan terburu, "aw, panas."

Aku terkikih memperhatikan tingkah pria dihadapanku. Mengulurkan tangan untuk menyeka sisa noda coklat di bibir Yoongi dengan ujung kaos lengan panjangku, "hey, jorok!" Yoongi memekik, lantas menjauhkan lenganku dari bibirnya, "bajumu kotor nanti."

"It's ok, aku bisa mencucinya nanti."

"And also it's ok for me" Yoongi mengambil selembar tisu dari atas nakas disebelah sofa, "aku bisa menyekanya dengan tisu." Menyeka noda coklat dimulutnya, pria itu kemudian kembali menatapku, "aku mengantuk sekali, Dan." Katanya tiba-tiba.

"Kalau begitu tidur! Tapi jangan tidur dengan bathrobe! Kuambilkan dulu pakaianmu." Aku hendak berdiri, menuju kamar, berniat untuk mengambilkan pakaian Yoongi. Namun, baru hendak mengambil langkah, kurasakan pergelanganku tertahan. Merotasi wajah, kudapati Yoongi tengah memegang pergelanganku, kemudian menarik lembut hingga membuatku kembali jatuh terduduk di atas sofa, "kenapa?"

Normal PoV

Min Yoongi malah tersenyum sambil mengedikan kedua bahunya. Pria itu lantas berbaring di sofa, menjadikan paha Dana sebagai bantalan kepalanya. Mengusak manja hingga membuat Dana lupa bagaimana caranya bernapas, "aku sudah sangat mengantuk, tidak sanggup kalau harus ke kamar dan berganti pakaian dulu." Ucap pria pucat itu dengan mata terpejam.

The Way to in Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang