Lunch

3.9K 316 29
                                    

Kim Dana berdiri mematung sejenak didepan ruangan yang pada pintunya tertuliskan nama dr. Min Yoongi, Sp.B melirik sejenak pada kotak bekalnya sebelum sebelah tangan nya mengetuk pintu kayu tersebut, "siapa?" ucap seseorang dari dalam ruangan, yang Dana kenali betul jika itu suara Min Yoongi.

"Aku, Dana." Ujar Dana dari luar ruangan. Hingga tak lama pintu yang tertutup itu dengan cepat terbuka dan menampakan sosok tampan berbalut jubah dokter berdiri diambang pintu, "Hai," sapa Dana dengan senyum canggung.

Yoongi yang terkejut mendapati sang istri yang tiba-tiba bisa berada di tempat kerjanya masih mematung, menatap tak percaya pada sosok wanita yang giginya mungkin akan kering karena tak henti menguarkan cengiran canggung, "Dan, apa yang kau lakukan disini?" tanya Yoongi.

Dana mengangkat tangan yang tengah memegang kotak bekal kehadapan Yoongi, "makan siang bersama." Ucapnya menunjukan maksud dan tujuan kedatangan nya, "kau belum makan, kan?"

Yoongi jelas menggeleng, masih dengan raut kosong yang bercampur dengan gemercik rasa bahagia karena mendapati istri tercintanya sengaja datang membawakan sekotak bekal makanan untuknya, "belum, ayo masuk," Yoongi meraih pinggang Dana dan membawanya masuk kedalam ruang kerja sekaligus ruang praktiknya, "tidak ada sofa, jadi kau duduk disini saja." Yoongi mendorong turun bahu Dana untuk duduk didepan meja kerjanya yang memang nampak sederhana.

Mata Dana menilik fokus, mengamati ruang kerja sang suami dari setiap sudutnya. Memang benar terlihat jauh lebih sederhana ketimbang apa yang selama ini Dana bayangkan. Diruangan itu hanya ada dua kursi untuk pasien yang berkonsultasi didepan meja kebesaran Yoongi, satu kursi milik Yoongi, sebuah troley bad serta lemari transparan berisikan obat dan perlengkapan medis, "ruanganmu jauh lebih sederhana dari yang kubayangkan. Kupikir putra dari pemilik rumah sakit ini punya ruangan tiga kali lipat lebih besar dari ini."

Yoongi yang mendengarnya tersenyum, ikut duduk dikursi sebelah Dana dan berakhir mengusap lembut surai hitam sang istri, "ini ruang peraktik ku, aku punya ruangan lain seperti yang ada dibayanganmu."

"Benarkah? Seperti ruangan CEO atau direktur seperti milik ayahku atau kak Namjoon?" tanya Dana yang masih betah mengamati ruangan tersebut.

"Tidak, miliku jau lebih besar dari yang kau bayangkan." Ucap Yoongi dengan wajah yang sengaja dibuat seolah angkuh.

Dana mengangguk beberapa kali dengan raut yang nampak jengah juga syarat dengan ejekan, "ya ya ya, tuan pewaris yang kaya raya." Sarkasnya.

Yoongi pun tersenyum, sekali lagi menggusak kepala sang istri dengan gemas---lantas matanya melirik pada kotak bekal yang ada dipangkuan Dana, "jadi apa menu bekal makan siang kita hari ini?"

Dana teringat---menatap Yoongi sejenak lantas mengangkat kotak bekalnya dan meletakan diatas meja. Membuka satu persatu kotak bekalnya hingga menampakan beberapa hidangan menggugah selera yang sengaja ia siapkan sebelum berangkat kekantor pagi tadi, "kimbab, telur gulung,tumis daging, dan buah-buahan, is it oke?" tanya Dana. Menatap pria disampingnya menunggu tanggapan.

Yoongi hanya tersenyum. Melirik sekilas pagi kotak bekal diatas meja lantas mengangkat kedua bahunya,"anything, aku suka semua masakanmu, sayang," katanya terdengar merayu, "tapi kenapa ini terasa seperti piknik, ya? Haruskah kita makan ditaman belakang rumah sakit?" goda Yoongi yang mendapatkan decak sebal dari Dana, "oke oke, aku bercanda," kemudian meraih sumpit kayu dan mengapit sepotong kimbab, lantas segera memasukan nya kedalam mulut dan berseru, "enak sekali." Katanya memuji."

Kim Dana tersenyum, menatap pada Yoongi yang kembali melahap bekal buatan nya. Meski sudah sering kali mendapat pujian atas masakan nya, Dana tetap saja selalu merasa senang saat sang suami menikmati apapun yang ia sajikan. Tidak pernah terdengar mengeluh atau berkomentar soal masakan Dana. Ya, bagi Dana itu jadi satu keberuntungan sederhana menjadi istri seorang Min Yoongi.

The Way to in Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang