Yoongi's Secret Door

3K 304 20
                                    

Yoongi kembali meneguk habis sisa kopi dalam cangkirnya. Pria itu lantas meletakan cangkir kopinya dengan sedikit gretakan kasar yang membuat lawan bicara dihadapan nya sedikit terkesiap.

Sebenarnya Yoongi sudah dilingkupi emosi sejak awal pertemuan nya dengan pria bergigi kelinci dihadapan nya—oh, barangkali lebih tepatnya sejak ia mendapatkan telepon dari pria itu dihari kemarin, "katakan aku tak bisa memberikan titipan nya pada istriku, kau pikir dia tidak akan curiga, hah?"

"Dokter Min, kumohon kali ini saja, penuhi permintaan hyung." Pinta pria yang kini menatap Yoongi dengan penuh harap, "kau sendiri tahu kan selama ini hyung tidak pernah banyak menuntut padamu, dia selalu saja diam memenuhi segala aturanmu, jadi kumohon kali ini saja, dokter Min."

Yoongi mendesah berat. Meraup kasar permukaan wajahnya dengan sebuah helaan napas berat diakhirnya. Pria itu kemudian melirik sekilas pada sebuah kotak besar berbalut bungkus kado berwana merah muda dengan pita merah yang menghiasi, "baiklah, aku akan membawanya, tapi beri aku waktu untuk memikirkan hal apa yang harus aku katakan padanya saat memberikan kado ini, bagaimana?"

Pria yang penampakan wajahnya menyerupai kelinci itu mengangguk cepat dengan sebuah senyuman penuh kelegaan, "tidak masalah dokter Min, yang penting pemberian hyung bisa sampai ditangan Dana nonna bagaimanapun caranya."

Yoongi mengangguk. Ia akhirnya bisa merasa lebih rileks dari sebelumnya. Urat-urat yang terasa kaku kembali melentur—bersamaan dengan tubuhnya yang terdorong untuk bersandar pada sofa sebuah caffe dengan pemandangan pinggir pantai yang nampak nyaman, "ngomong-ngomong bagaimana keadaan nya? Apa kesehatan nya membaik, Jungkook-ssi?" tanya Yoongi dengan mata yang menatap jauh ke arah pantai.

"Begitulah, beberapa bulan ini hyung terlihat lebih segar. Tapi sepertinya dia belum ingin meninggalkan rumah sakit." Jelas pria bernama Jungkook itu.

"Tidak masalah, biarkan dia berada dirumah sakit selama yang dia inginkan. Yang terpenting awasi selalu dia, jangan sampai keberadaan nya tercium siapapun---dan juga, jaga kesehatan nya, jangan sampai keadaan nya memburuk!" Yoongi mendesah sekilas, ia kembali menatap presensi Jungkook, "hubungi aku jika dia atau kau memerlukan apa pun, Jungkook-ssi!"

Jungkook mengangguk paham, "iya, dokter Min. Aku pasti akan menjaga hyung dengan baik, kuharap kau juga menjaga Dana noona dengan baik."

Ucapan Jungkook tersebut menerbitkan sebuah senyum miring pada bibir Yoongi, "kau tak perlu mengingatkanku tentang itu, Jungkook-ssi," Yoongi berdiri dari tempat duduknya, ia lantas mengambil kotak besar itu, "sampaikan salamku padanya, aku akan mengunjunginya saat punya waktu luang. Katakan juga padanya jika aku akan memberikan hadiahnya pada Dana."

"Iya, terimakasih dokter Min, hati-hati dijalan," Jungkook menundukan tubuhnya dengan penuh hormat, sedangkan Yoongi hanya mengangguk singkat---lantas segera mengayun tungkainya keluar dari dalam caffe tanpa perduli lagi pada Jungkook yang masih menatap kepergian nya.

****

Jungkook menggeser pintu sebuah ruangan dan mendapati sosok pria yang sejak tadi dicarinya tengah duduk diatas kursi roda sambil memandang kearah luar jendela. Ia mendekati pria itu perlahan dengan senyum rekah dan sekotak cake coklat yang merupakan titipan dari Yoongi, "hyung?" panggil Jungkook.

Pria diatas kursi roda itu lantas menoleh, ia tersenyum tak kala mendengar suara yang begitu ia kenal, "Kook? Dari mana saja kau?" pria itu memutar roda kursinya dengan terampil hinga mendekat kearah Jungkook berdiri, "kukira tadi kau ditaman, tapi suster Kim bilang kau pergi keluar."

Jungkook meletakan kotak kue itu keatas pangkuan pria yang wajahnya berubah bingung, "aku bertemu seseorang tadi, dia membelikan kue coklat kesukaanmu."

The Way to in Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang