09

4.8K 197 4
                                    

Happy reading.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dinginnya pagi, memberi hawa kesejukan untuk Yoongi yang masih terbaring di lantai, sedangkan tubuhnya masih sepenuhnya tidak tertutup kain. Memberinya kesadaran, terlihat dari kelopak matanya yang perlahan mulai terbuka. Di keheningannya, Yoongi berpikir tentang apa yang sudah terjadi padanya, mencoba mengingat-ingat kejadian apa saja yang sudah dialaminya.

Terakhir yang Yoongi ingat, ia bertemu dengan Jennie, mantan kekasihnya yang masih memiliki tempat di hatinya yang kosong. Dan Jennie juga masih mengingat, bila ia pergi meninggalkan wanita itu, setelah ia sempat membentak dan memakinya.

Sampai saat Yoongi membangunkan setengah dari tubuhnya, sembari memijat keningnya yang serasa pusing dan berat. Namun tak lama, Yoongi justru dibuat terkejut, melihat kondisi kemeja dan celananya yang tidak berada di tubuhnya, karena saat ini Yoongi melihat tubuhnya yang telanjang bulat tanpa sehelai kain di sana. Membuat laki-laki itu kembali mengingat-ingat, kejadian setelah ia pergi meninggalkan Jennie di kantin yang masih berada di kawasan kantornya.

"Setelah aku bertemu dengan Jennie... lalu aku ke mana?" gumam Yoongi lirih, sembari memijat keningnya yang serasa berdenyut sakit sembari mengingat-ingat kejadian setelah ia menemui mantan kekasihnya itu. Sampai saat Yoongi berpikir untuk memakai kemeja dan celananya lebih dulu, sembari berusaha mengingat kejadian tadi malam.

"Ah iya, aku minum sampai tak sadarkan diri di ruangan ini." Yoongi kembali bergumam lirih setelah selesai memakai kemeja dan celananya, lalu meregangkan otot-otot tubuhnya, yang terasa remuk setelah semalaman tidur di lantai. Sampai saat Yoongi berdiri dan berjalan ke arah sofa, lalu duduk di sana sembari menyenderkan tubuhnya yang terasa kaku dan pegal-pegal.

"Tapi ... kenapa aku tidak memakai kemeja? Dan celanaku juga ini kenapa tidak aku pakai?" Yoongi bergumam tak habis pikir, kala matanya melihat ke arah tubuhnya yang sempat tak memakai baju dan celana.

"Apa tadi malam aku sempat bercinta dengan salah satu Karyawanku?" tebak Yoongi ragu-ragu, meski rasanya hanya itu jawaban yang kemungkinan besarnya paling benar. Yoongi menghembuskan napasnya, seolah dugaannya adalah hal paling lumrah terjadi, bila mengingat kepribadiannya yang suka sekali bercinta dengan wanita yang tidak memiliki hubungan dengannya, dan kebanyakan dari semua wanita itu adalah Karyawannya yang bekerja di perusahaanya sendiri.

Yoongi kali ini justru termenung, mengingat pertemuannya dengan Jennie kemarin. Rasanya, lelaki itu tidak bisa percaya bila wanita yang masih ia cintai itu datang untuk menemuinya. Dan yang lebih membuat Yoongi tak percaya adalah kisah Jennie selama ini, selama mereka tidak pernah bertemu selama hampir tujuh tahun lamanya. Yang baru Yoongi dengar kenyataannya, ternyata wanita itu begitu pilu menghadapi kehidupannya.

Karena Jennie tak mendapatkan pertanggung jawaban dari Jongin, yang begitu pengecutnya, meninggalkan Jennie dengan janin di kandungannya, ke luar negeri hanya untuk melanjutkan pendidikannya.

Tidak di situ saja, Jennie bahkan harus kehilangan janinnya saking frustrasinya wanita itu di masa lalu dulu. Membuat Yoongi serasa bisa merasakan bagaimana perasaan Jennie pada saat itu, meski Yoongi tidak pernah di sana, saking kecewanya lelaki itu.

"Andai aku tahu, bila Jongin meninggalkanmu dan lari dari tanggung jawabnya. Pasti aku tidak akan rusak sampai seperti ini, karena aku pasti akan menjadi Ayah untuk Anakmu, Jen."

"Tapi sayangnya, aku terlalu kecewa denganmu, Jen. Sampai aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikanku ke London, dan menjalani kehidupan bebas di sana."

Yoongi kembali menghembuskan napas kasarnya, seolah sangat jelas mengatakan bila lelaki itu begitu menyesali waktu yang tidak pernah mau berpihak padanya. Hanya keandaian yang mungkin bisa Yoongi kumandangkan, berharap bisa mengobati penyesalannya.

Really Bad Boy [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang