24

3.1K 160 2
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

Happy reading 😘😘😘

Yoongi menggeram lirih, merasakan kepalanya yang terasa berdenyut sakit. Sampai saat tubuhnya ia bangunkan setengahnya, lalu menatap ke arah jendela kamarnya yang sudah ada sinar mentari, menandakan hari sudah pagi. Dalam kediamannya, Yoongi  menghembuskan napas gusarnya merasa lelah sekaligus sakit di beberapa bagian tubuhnya, setelah dihajar habis-habisan oleh Papanya.

Namun lamunannya seketika buyar, kala matanya mendapati Wendy terlelap dengan kondisi tubuhnya sedang duduk dan kepalanya berada di tepi ranjang. Membuat Yoongi berpikir, bila wanita itu sudah menjaganya semalaman tanpa teman.

"Wendy" panggil Yoongi lirih sembari menepuk pelan pundak Wendy. Namun tak membuat wanita itu terjaga dari tidur lelapnya, membuat Yoongi berpikir bila Wendy cukup kelelahan menjaganya semalaman, karena biasanya wanita itu yang selalu terbangun lebih pagi dari biasanya Yoongi terbangun.

"Tidurnya pasti tidak nyaman." Yoongi menurunkan tubuhnya dari ranjang, lalu menggendong tubuh Wendy untuk dibaringkan di atas ranjang meski rasanya Yoongi sangat kesusahan melakukannya karena rasa remuk dan sakit yang masih menjalar pada beberapa bagian dari tubuhnya.

Namun tak lama, Wendy justru terbangun setelah merasa tubuhnya melayang lalu terbaring di atas sebuah kasur empuk.

"Yoongi?" gumam Wendy sembari ingin membangunkan tubuhnya, namun justru dicegah oleh Yoongi yang mengisyaratkan kepada Wendy untuk tetap berbaring.

"Kamu pasti kelelahankan, setelah menemaniku semalaman dengan keadaan duduk seperti tadi? Lebih baik kamu istirahat saja dulu," cegah Yoongi tepat di atas wajah Wendy yang hanya berjarak 30 cm dari wajahnya.

"Tapi ... bagaimana dengan keadaanmu? Apa kamu masih merasa sakit?" tanya Wendy khawatir, terlebih saat melihat bagaimana wajah Yoongi saat ini yang banyak luka memar akibat ulah Papanya sendiri.

"Aku tidak apa-apa" Yoongi menjawab seadanya sembari membaringkan tubuhnya tepat di samping tubuh Wendy.

"Oh begitu?" Wendy menjawab kaku, merasa aneh bila saat sadar seperti ini, dirinya dan Yoongi justru berbaring di atas ranjang yang sama.

"Iya. Kamu tidak perlu memikirkan keadaanku ! Tapi, aku sangat berterima kasih atas pembelaanmu kemarin." Yoongi menoleh ke arah Wendy yang turut menatapnya, meski itu tidak bertahan lama karena Wendy segera memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Iya. Tapi, aku mau tanya sesuatu sama kamu."

"Apa?"

"Di kamarmu ini banyak sekali foto-foto seorang gadis remaja dan banyak foto di antaranya, kamu juga ada di sampingnya. Apa dia itu mantanmu yang tidak bisa kamu lupakan?" tanya Wendy sembari menunjuk ke arah dinding, di mana banyak foto yang tertata rapi di sana.

"Kenapa kamu menanyakan hal itu? Apa kamu cemburu, hm?" goda Yoongi sembari memiringkan tubuhnya ke arah Wendy yang masih berbaring, membuat wanita itu segera berpikir untuk mengelak ucapan Yoongi saat ini.

"Enak saja. Bukan begitu," sungut Wendy tidak terima, membuat Yoongi terkekeh mendengarnya.

"Lalu kenapa?"

"Aku hanya penasaran saja. Mungkin karena dia cantik. Jadi aku akan mengerti, bila kamu susah melupakannya karena dia memang menarik dari segi segalanya."

"Kamu sok tahu" cibir Yoongi terdengar kesal.

"Kenapa begitu?"

"Aku tidak bisa melupakannya, karena dia gadis pertama yang membuatku nyaman. Dia baik, pintar, ramah ke semua orang dan dia juga orangnya pengertian ...." Yoongi terdiam sesaat, membuat Wendy kian penasaran dengan sosok gadis yang Yoongi cintai selama ini.

Really Bad Boy [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang