.
.
.
.
.
.
.
.
.Happy Reading 😘😘😘
Di taman rumah sakit, Wendy duduk di atas kursi roda dengan Jin sebagai pendorongnya. Mengantarkan wanita cantik itu ke taman, dimana dulu mereka pernah bercerita tentang anak kecil bernama Hyera di sana. Seorang anak pintar tapi tak beruntung, karena memiliki penyakit ganas yang bersarang di tubuh kecilnya. Mengingat bocah itu, rasanya mampu membuat Wendy tersenyum membayangkan bila anaknya nanti berjenis perempuan yang cantik dan juga pintar seperti Hyera.
"Dokter Jin" panggil Wendy tanpa mau menatap ke arah pemilik nama.
"Iya, Wendy. Ada apa?" Jin menyahut tenang, sembari menikmati suasana taman yang berada di depannya sekarang.
"Bagaimana dengan keadaan Hyera? Apa dia sudah sembuh?" tanya Wendy antusias, yang justru membuat Jin menghembuskan napas gusarnya lalu duduk di bangku taman, bersebelahan dengan tubuh Wendy yang berada di atas kursi roda.
"Kamu masih mengingatnya?"tanya Jin terdengar lelah.
"Tentu saja. Dia adalah anak pintar yang banyak memberi saya pelajaran hanya dengan melalui kisah inspiratifnya. Dari kisahnya saja, saya belajar banyak hal, seperti rasa syukur karena diberikan kesehatan oleh yang maha kuasa. Bahkan juga ingin, bila anak yang saya kandung ini berjenis kelamin perempuan, yang cantik dan pintar seperti Hyera"
"Benarkah?" tanya Jin sembari tersenyum tipis, yang diangguki antusias oleh Wendy.
"Sepertinya hati dan pikiranmu sudah merasa lebih baik sekarang."
"Iya, saya harus merasa begitu, Dok, demi anak yang saya kandung ini. Dipikir lagi, apa yang Dokter ucapkan kemarin itu memang benar, bila tidak seharusnya saya membencinya hanya karena saya membenci Ayahnya. Dia tidak memiliki salah apalagi dosa, yang harus membuat saya tidak menerimanya. Dia anak saya, seseorang yang saya miliki di saat masalah besar begitu hebatnya menyerang saya. Dia ... penyemangat hidup saya." Wendy menjawab tenang, sembari mengusap perut ratanya.
"Saya turut bahagia mendengarnya, bila kamu mau mengerti dengan apa yang saya ucapkan kemarin. Saya hanya tidak ingin kamu menyesal, karena sebuah kematian seseorang tak akan mampu membuatmu kembali menarik apa yang sudah kamu lakukan."
"Maksud Dokter?"
"Hyera, gadis kecil yang kamu temui dulu, sekarang dia sudah pergi ke Surga." Jin menjawab tenang, membuat Wendy terkejut mendengarnya.
"Hye... ra meninggal?" Wendy bertanya syok, merasa tak percaya dengan kabar yang baru diterimanya.
"Iya. Hyera lebih memilih menyerah dengan penyakitnya, karena dia sudah lelah bertahan. Tapi ada satu kisah menarik dari hidup Hyera, kamu tahu apa?" tanya jin sembari menatap ke arah wendy yang hanya bisa menggeleng, merasa belum mempercayai bila bocah cantik yang ditemuinya dulu, sekarang sudah pergi dari dunia ini.
"Di balik tawanya, sebenarnya Hyera ingin ayahnya datang menjenguknya. Meskipun hanya satu kali saja, dia akan bahagia melihatnya. Karena semenjak tahu Hyera mengidap penyakit ganas, Ayahnya pergi meninggalkannya tanpa ada kata apa pun sebelumnya. Mendengar keinginan Hyera, mamanya berusaha mencari ayahnya demi kesembuhan Hyera, apa pun yang mama Hyera lakukan itu hanya demi kesembuhan putrinya itu. Tapi sayangnya, setelah Hyera bertemu dengan ayahnya, Hyera hanya tersenyum dan menatapnya tanpa berkedip. Saat itu saya melihatnya begitu haru, saya bahkan sampai menangis, apalagi saat Hyera mengatakan 'Ayah, Hyera bahagia melihat Ayah. Aku bertahan demi Ayah. Tapi sekarang, aku lelah dan ingin menyerah. Boleh kan, Yah?' saya benar-benar terenyuh mendengarnya." Tanpa sadar, Wendy menangis mendengar kisah Hyera yang begitu tragis. Padahal penyakitnya sudah cukup membuat tubuh kecilnya tersiksa. Tapi di balik itu semua, ternyata ayah gadis itu juga sempat meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Really Bad Boy [ COMPLETED ]
Romance(Konten 21++) "Dia mengambil keperawananku dengan paksa. Kini aku mengandung anaknya" - Wendy Bagaimana kehidupannya setelah itu? Akan kah Wendy bisa bahagia.