02

8.2K 279 0
                                    

Wendy berlari sekuat tenaganya, meninggalkan Bosnya yang baru saja menyentuh bagian dari tubuhnya. Membuat wanita itu berpikir, bila pria tersebut sudah gila dan tidak memiliki moral apalagi sopan santun. Terlebih, wendy sempat melihat pria itu bercinta di ruangannya dengan seorang Karyawan seksi. Tidak kah pria itu berpikir, bila ruangannya itu adalah tempatnya bekerja.

Bagaimana mungkin, Bosnya itu bisa memiliki pemikiran untuk menyalurkan hasrat nafsunya di sana. Bukankah, para karyawan di perusahaan ini sering mengunjungi ruangannya, sekedar bertanya proyek atau meminta tanda tangan, atau apalah yang sekiranya itu penting. Tapi kenapa dengan mudahnya, Bosnya itu bercinta seenaknya di sana terlebih pintunya tidak dikunci. Dan astaga, rasanya wendy tak bisa berpikir jernih sekarang, saking syoknya ia akan tingkah laku Bos barunya di tempatnya bekerja saat ini.

Sampai saat wendy berada di meja kerjanya dengan napasnya yang sedikit ngos-ngosan, meskipun ada kelegaan dari deru napasnya saat ini. Membuat Irene yang duduk di sampingnya seketika menoleh, menatap teman barunya itu dengan sorot mata kebingungan.

"Wendy, Ada apa?" Wanita cantik dengan penampilannya yang seksi itu bertanya, sembari menatap wajah wendy yang terlihat ketakutan dan bahkan keningnya berkeringat deras, seolah baru dikejar-kejar sesuatu.

"Mba irene" Wendy menggenggam lengan teman barunya itu dengan tangan bergetar, membuat Irene kian dibuat khawatir dengan kondisi wendy saat ini.

"Ada apa? Kamu kenapa?" Irene kembali bertanya dengan nada kian khawatir, sembari menggenggam tangan wendy yang berada di lengannya, seolah ingin mengatakan bila semua akan baik-baik saja.

"Aku pikir ... Bos kita itu sudah gila," cicit wendy lirih sembari melirik ke arah kanan dan kirinya, takut bila ucapannya akan didengar orang lain.

"Bos kita gila? Maksud kamu Pak Yoongi?" Irene bertanya lagi seolah ingin memastikan sesuatu, yang seketika diangguki setuju oleh wendy.

"Ada apa dengan Pak Yoongi?" tanya Irene, yang kali ini membuat wendy kembali melirik ke arah kiri dan kanannya. Mencari keadaan yang aman, untuk berbicara tanpa didengar orang lain. Sampai saat wendy berpikir bila sekitarnya aman, kepalanya sedikit didekatkan ke arah telinga irene, membuat wanita cantik itu fokus mendengarkan apa yang akan wendy ucapakan.

"Pak yoongi... bercinta dengan salah satu Karyawan seperti kita di ruangannya, mba irene," bisik wendy lirih, tepat di depan telinga Irene yang terdiam dan fokus mendengarkan.

Wendy tidak mungkin menceritakan kejadian yang baru menimpanya, tentang bagaimana Pak Yoongi, Bos barunya itu bertingkah laku begitu menjijikan. Karena sudah menjamah tubuhnya dan bersikap kurang ajar padanya. Wendy hanya tidak ingin, kalau orang tahu bila harga dirinya sempat direndahkan terlebih oleh Bosnya sendiri.

Namun semua seakan tidak irene hiraukan, karena saat ini wanita seksi itu justru tertawa keras setelah mendengar ucapan polos dari bibir teman barunya tersebut. Membuat wendy yang melihat Irene tertawa itu seketika melotot, merasa tak percaya dengan tanggapan teman barunya itu.

Terlebih sekarang, semua orang yang sama-sama bekerja di sana, menatap tak suka ke arah mereka, seolah kosentrasi mereka sudah terganggu dengan tawa jahanam milik Irene saat ini. Membuat wendy buru-buru menepuk lengan Irene, mencoba untuk memperingatinya bila tawanya itu bisa saja membunuh mereka di jam berikutnya.

"Astaga. Aku tertawa sangat kencang, AKU MINTA MAAF SEMUANYA." Irene berteriak di akhir ucapannya ke arah seluruh teman-temannya, sembari mendirikan tubuhnya. Membuat wendy bisa bernapas lega melihat Irene segera sadar dan langsung minta maaf atas kesalahannya, setidaknya tidak ada yang akan melempar barang-barang di tempat mereka bila irene melakukannya.

"Apa kamu tidak berpikir, bila kita bisa mati terbunuh, hanya karena tawamu, Mba irene" wendy berujar kesal, yang justru membuat irene tertawa kecil mendengarnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Really Bad Boy [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang