21

3.5K 155 1
                                    

.
.
.
.
.
.
.

Happy reading 😘😘😘

Seperti pagi biasanya, Wendy memang sangat mudah terbangun seperti saat ini. Namun apa yang baru dilihatnya saat ini justru seperti pagi kemarin, di mana ada Yoongi yang bertelanjang dada di sampingnya.

Membuat Wendy menggeram malas, meski pada akhirnya wanita itu hanya terdiam, membayangkan kejadian kemarin. Jimin, lelaki itu sudah menikah dengan sahabatnya, membuat kesan buruk akan lukanya yang sudah cukup sakit dirasa. Terlebih lagi sikap Seulgi yang begitu mudah berubah, padahal dulu mereka begitu akrab dan bahkan wanita cantik itu juga sangat mendukung hubungannya dengan Jimin. Tapi kemarin, sosok ceria nan ramah itu menghilang, seiring datangnya sikap angkuhnya.

Wendy menghembuskan napasnya begitu pasrah, lalu menatap ke arah Yoongi yang masih terlelap. Dilihat dari wajah dan dengkurannya, Wendy sangat bisa meyakini bila Yoongi sangat kelelahan setelah menyetir untuk waktu yang cukup lama kemarin.

Dalam keheningan pagi, Wendy berganti menatap langit-langit kamar lalu membangunkan setengah dari tubuhnya yang saat ini sedang telanjang bulat. Tanpa mau berpikir apa-apa lagi, Wendy menurunkan tubuhnya lalu berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah selesai mandi, Wendy hanya berganti baju, yang memang kemarin Wendy bawa sendiri baju-baju miliknya dari rumahnya. Tanpa mau ber-make up dulu, Wendy langsung berjalan keluar dari kamar, menikmati setiap ruangan rumah yang terpampang indah di hadapannya. Sampai saat langkahnya berada di dapur, di mana sudah ada wanita paru baya yang sering Yoongi panggil dengan sebutan Bibi itu berada di sana.

"Pagi, Bi." Wendy menyapa hangat ke arah wanita itu, membuatnya sempat terlonjak kaget melihat calon istri majikannya itu berada di dapur.

"Loh, Nona Wendy jam segini kok sudah bangun? Ini kan masih pagi, sedangkan Bibi belum masak apapun untuk sarapannya Nona Wendy dan Tuan Yoongi" Wanita itu berujar senduh, membuat Wendy tertawa kecil mendengarnya.

"Aku tidak apa-apa kok, Bi. Aku memang terbiasa bangun pagi, makanya sekarang aku bisa ada di sini." Wendy menjawab ramah, membuat wanita yang berada di depannya itu merasa bersalah.

"Nona Wendy pasti mau sarapan kan? Bibi belum masak apa-apa, Non. Nasinya saja baru bibi masukin mesin penanak nasi, belum matang."

"Apa sih, Bi? Aku di sini itu mau membantu Bibi masak, bukan untuk sarapan kok."

"Jangan, Non. Nanti Tuan marah sama Bibi, kalau Nona Wendy sampai masak di dapur. Tuan Yoongi itu kan enggak bisa melihat wanita yang dicintainya kenapa-kenapa, kaya Nona Jennie dulu." Wendy seketika terdiam, kala telinganya mendengar nama Jennie dari bibir pembantunya Yoongi itu.

"Jennie? Kekasihnya Yoongi?" tanya Wendy memastikan.

"Iya, Non. Tapi sekarang sudah putus, karena Nona Jennie itu cewek murahan yang hamil duluan, Non. Hamilnya sama sahabatnya Tuan Yoongi sendiri lagi, parah kan, Non?" Sekarang Wendy sedikit mengerti, kenapa Yoongi sempat mengatakan bila dia merasa trauma dengan wanita, sampai mengatakan bila semua wanita itu sama yaitu seorang pelacur.

"Padahal ya, Non. Tuan Yoongi itu cinta mati sama Nona Jennie sampai tidak mau ada yang menyakiti dia, tapi sayangnya Tuan Yoongi justru dikhianati." Wanita itu kembali melanjutkan ucapannya dengan nada sendu di akhir kalimatnya.

"Begitu ya, Bi?" Wendy menjawab seadanya yang langsung diangguki antusias oleh wanita paru baya itu.

"Iya, Non. Dulu Tuan Yoongi itu sampai frustrasi, semacam setres gitu, Non. Tapi Kakeknya yang kerja di London itu menjemputnya untuk kuliah di sana, supaya Tuan Yoongi bisa sedikit demi sedikit melupakan Nona Jennie. Di sana, apa yang Tuan Yoongi inginkan tidak pernah dibantah oleh Kakeknya, itu lah kenapa Tuan Yoongi identik sekali dengan pergaulan bebas sampai kecanduan sex dari sana. Tapi setelah lulus kuliah, Kakeknya menyuruh Tuan Yoongi untuk pulang ke indonesia lagi supaya bisa membangun bisnis sendiri di sini, karena Tuan Yoongi itu lulusan terbaik di universitas yang ada di London loh, Non." Wanita itu kembali bercerita dengan nada antusias, membuat Wendy tersenyum tipis untuk menanggapinya. Meski di dalam hati, Wendy merasa prihatin dengan nasib apa yang menimpa Yoongi selama ini tentang percintaannya.

Really Bad Boy [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang