Bad news

715 56 0
                                    

      Mengetahui anak-anak didikku mempunyai keistimewaan tertentu seperti yang mereka ceritakan dalam obrolan ala kafe kami hari Senin yang lalu sangat menyenangkan. Artinya aku tahu apa yang harus aku lakukan untuk membantu mereka berkembang. Tapi bagaimana kalau yang kita tahu adalah sebuah berita buruk tentang penyakit yang mereka derita?

     Seperti biasa setiap Jumat setelah pulang sekolah, kami guru-guru muda alias jomlo  suka menghabiskan waktu untuk window shoping di Pasar Baru. Kali ini karena berbagai alasan aku hanya bisa pergi berdua dengan mbak Dani.

    

     Menyusuri jalan panjang yang membentang membelah ruas kanan kiri pertokoan sambil cerita ngalor ngidul, membuat perut kami mulai keroncongan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Menyusuri jalan panjang yang membentang membelah ruas kanan kiri pertokoan sambil cerita ngalor ngidul, membuat perut kami mulai keroncongan. Akhirnya kami memutuskan makan di warung prasmanan Ibu Semarang di belakang toko Barata. Gayanya jalan-jalan di komplek pertokoan makannya ke warung juga, gak modal banget ya! Makanan disajikan pada meja panjang, kita pilih,  ambil dan bayar di depan kasir. Konsep rumah makan yang hemat karyawan. Menu yang disajikan seperti masakan rumahan yang pas dilidahku. Judul warungnya aja "Ibu Semarang" aku orang Purwodadi dan mbak Dani orang Ambarawa, jelas masakannya pas di lidah.

     Setelah membayar kami duduk di bangku kosong dekat pintu masuk. Menu yang aku pilih sedikit nasi, sayur bayem, sambel, pepes tahu dan ikan tenggiri goreng. Bikin ngiler gak sich?

     "Rame ya mbak," komentarku sambil makan. Warung memang cukup rame meski sudah jam 3 sore masih banyak orang antre mengambil makanan.

     "Iya, masakannya enak harganya lumayan murah untuk ukuran Pasar Baru makanya selalu rame," sahutnya sambil terus mengunyah.

     "Padahal kalau masak sendiri, uang Rp 30.000 bisa buat makan 3x," sahutku nyengir. Untuk orang kampung sepertiku sekali  makan tiga puluh ribu mahal banget eh mbak Dani bilang murah.

     "Halah, gak tiap hari ini. Santai akhir bulan gajian kok," sahutnya cuek. Gaya  cueknya itu yang membuatku nyaman berada dekat dengannya. Enjoy aja, begitu prinsipnya.
Kami pun kembali menikmati makan siang terlambat kami.

     "Kemarin dapat cerita dari Lucia katanya si pak Antonius naksir kamu lho dik?"

     "Heh," Makananku nyangkut di kerongkongan.

     "Kenapa, minum dulu," kata mbak Dani menyodorkan es teh manisku. Segera kuteguk minumanku, lega.

    "Semangat banget hahaha," ledeknya tertawa.

    "Semangat apaan, sebel tahu!" Jawabku sewot. Tawa mbak Dani semakin keras. Dengar nama Antonius aja sudah malas, bukan sentimen tapi gak suka. Sama aja yach.. Gimana mau suka dengan laki-laki yang nyinyirnya melebihi perempuan. Baru beberapa hari aja sudah membuat polemik yang gak masuk akal. Untung aku masih waras untuk tidak melabraknya.

     "Jangan terlalu sebel, entar malah suka beneran lho," Aku geleng-geleng menahan geli. Jadi ingat Santo, teman di organisasi klasis yang pernah bilang naksir tapi cuma ngomong dari mulut ke mulut.  We lah dalah, naksir kok kayak promosi. Sudah pasti "lamaran siluman" itu aku tolak meski dia bilang sudah menyiapkan rumah untukku. Opo meneh kuwi?

     "Kok malah ngalamun," senggolnya membuyarkan lamunanku. Aku nyengir kuda.

     "Laki-laki ember mah cuekin aja mbak, yang lebih jantan masih banyak. Oya mbak, dengar-dengar Robin dan Pendi itu anak tunggakan ya?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan.

     "Iya bener. Kasihan lho si Robin itu," bisiknya lirih. Suaranya yang tiba-tiba berubah membuatku penasaran.

     "Emang kenapa mbak?"

     "Dia kan sakit thalassemia,"  Deg, jantungku seperti berhenti berdetak.

          *********
Yey bisa update, ada beberapa istilah bahasa Jawa biar pada bisa bahasa Jawa.
Opo meneh kuwi: apalagi itu.
Tunggakan: tidak naik kelas
Matur nuwun vote dan komennya. Banget-banget terima kasih.

    
     

ARCANE (Yang tak terduga) Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang