Meet parents of students (2)

473 37 0
                                    

      Aku langsung ke kantor guru, ternyata wali kelas yang lain sudah lebih dulu turun.  Tumpukan rapor dalam map biru sudah siap dibagikan, map tanda terima rapor juga sudah siap.

      "Jangan lupa map tanda terima Bapak, Ibu," teriak mbak Dian mengingatkan.

      "Siap, sudah bu Dian," jawab Soni santai.

     "Siap, terima kasih diingatkan," jawab Nita. Mbak Dian tertawa renyah, tenaga tata usaha kami ini memang oke banget. Meski sedikit jutek tapi mbak Dian sangat bisa diandalkan.

     "Sudah jam 9 kita masuk kelas yuk?"

     "Oke, kemon," lagi-lagi Soni yang menjawab. Beriringan kami berjalan meninggalkan kantor guru.

      Karena rapor yang dibawa banyak terpaksa minta tolong anak untuk mengangkatnya. Aku bilang terpaksa karena aku paling gak suka minta anak membawakan bukuku.

     "Ibu masih kuat bawa," tolakku setiap ada anak mau membawakan bukuku.

Faktanya aku masih kuat kok, kalau ini terpaksa berat banget membawa 28 map tebal. Sampai di ruang kelasku, orang tua sudah duduk manis menunggu. Beberapa orang tua yang sudah hadir tadi tidak ada di aula.

      "Wah sudah rame, gak pada di atas ya?" Tanyaku gak jelas pada siapa.

      "Iya Bu, sudah terlambat," sahut mama Nathan. Lha iyalah telat, undangan jam 7.30 jam 9 baru nongol.

     "Biasa Bu, buka toko dulu," jawab mama Dias. Dan masih banyak lagi alasan yang mereka berikan, aku hanya bisa nyengir.

     Kurapikan rapor dan perlengkapannya di atas meja. Kusodorkan map tanda terima rapor kepada mama Rico yang kebetulan duduk paling depan untuk ditandatangani secara estafet.

      "Terima kasih atas kehadiran Bapak dan Ibu hari ini. Terima kasih untuk kepercayaan yang Bapak dan Ibu kepada kami. Maaf jika saya tidak bisa menjadi wali kelas yang baik buat putra putri Bapak Ibu. Saya bukan orang yang pinter basa basi, beginilah adanya saya. Mungkin Bapak Ibu mendapat laporan dari anak-anak kalau saya sering marah. Itu semua benar, maaf jika tidak berkenan," Beberapa orang tua menanggapi ocehanku dengan senyum. Mereka sudah hafal kelakuan guru aneh ini.

      "Sebagai wali kelas, saya bersyukur anak-anak yang semester 1 saya laporan pasif, sekarang sudah berubah. Mereka jauh lebih bertanggungjawab dan mempunyai inisiatif untuk kemajuan diri mereka sendiri. Saya puas dengan perkembangan mereka, ini yang saya mau. Semoga di kelas 9 mereka jauh lebih baik lagi. Sekali lagi terima kasih atas kerja sama Bapak dan ibu semuanya," Aku diam sebentar sebelum mulai lagi.

     "Apa pun hasil yang diperoleh anak-anak itulah hasil perjuangan mereka. Jadi mari kita terima dengan lapang dada, seandainya ada yang masih jauh dari harapan. Bagi saya, yang terpenting adalah anak-anak bisa belajar bertanggung jawab dalam hidup. Baik supaya tidak membuang waktu, kita langsung bagi saja ya," Begitu selesai bicara, rapor langsung aku bagi secara berurutan. Setelah itu mereka pamit pulang, beberapa orang tua masih ngobrol sebelun berpamitan. Cara membagi rapor yang cukup efektif .

      Lega, tugas tahun ini selesai dengan baik meski harus melalui beberapa proses yang tidak menyenangkan. Keluar dari kelas, aku berpapasan dengan mama Nick Herawan. Si mama yang cantik itu tersenyum.

     "Bagaimana mam, bagus kan hasilnya?" Tanyaku mendekat.

      "Iya Bu, puji Tuhan,"sahut mama Nick tersenyum cerah.

      "Saya yakin dia bisa dipercaya, tinggal didampingi saja," Saya kenal mama Nick  karena kedua cicik Nick alumni sekolah kami juga. Jadi dah kenal lama.

       "Terima kasih bu Arcane, sudah mendorong dia," Aku tertawa.

        Mendorong apa, aku kan sukanya membully Nick, cowok ganteng, pinter tapi cemen gak berani jadi ketua OSIS. Laki kok maunya jadi wakil, gak keren dong...

      Nick yang melihatku ngobrol dengan mamanya berlari mendekat sambil cengar-cengir. Kebiasaan buruk si debay ganteng itu.

      "Gak usah tertawa. Elegan dikit napa?" Mama Nick tertawa, didepannya aku membully anaknya. Aku gak jayus kan?

                **********

Lega, bisa nulis part ini. Yes, lunas gak ada utang lagi.

Bahagia banget Arcane diucapin makasih sama ortu murid, berasa terima berkat yang luar biasa.

Emak-emak pada makasih gak sama guru. Jangan salah persepsi ya?

Ucapan terima kasih yang betul-betul lahir dari hati saya buat guru anak saya. Makasih sudah didik Bimo yang susah belajar hahaha... seperti mak e dulu waktu sekolah.

Kacang ora ninggal lanjaran, begitu kata bapak saya almarhum.

Salam
 
      

      

ARCANE (Yang tak terduga) Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang