I am jealous (2)

549 40 0
                                    

     Fortuner yang dikemudikan Haru bergerak perlahan memasuki wilayah pantai Ancol. Melewati bundaran terus melaju, kupikir akan berhenti di sepanjang beach pool yang biasa rame.

      Tebakanku salah, mobil terus melaju melewati beach pool menuju pantai carnaval. Dan berhenti tepat di depan  "Seggara resto and cafe". Haru mematikan mesin mobil, lalu bersandar.

      "Mau ngapain ke sini?" Tanyaku ketus.

      "Makanlah, katanya kamu lapar," sahutnya enteng.

      Makan? Di resto mewah begini? Bisa mules perutku makan sambil membayangkan harganya yang bakal nguras dompet.

      "Aku gak lapar," kataku bergeming. Haru tersenyum miring.

     "Jadi tadi bilang laper karena minta perhatian cowok brondong putih tadi. Siapa namanya tadi?" Tanya Haru sinis.

     Kutatap mata coklatnya dengan marah. Apa maksud pertanyaannya? Di sekolah tadi dia juga melemparkan sindiran yang menyebalkan. Ngaco banget sich!

     "Ngomongnya pake aku aku lagi, so sweet banget sama muridnya,"

      "Maksud kamu apa sich! Kamu mencariku cuma mau ngajak berantem?" Tanyaku melotot. Haru menggaruk kepalanya sambil nyengir. Seketika tatapannya berubah menjadi lembut.

      "Maaf, aku cemburu lihat dia memegang kamu. Aku aja gak pernah pegang," kilahnya aneh.

      Cemburu? Dia cemburu pada anak SMA? Kalau 8 tahun lalu saat kami baru ketemu, mungkin saja bisa terjadi sesuatu, beda umur kami tipis. Sekarang kan gak mungkin.  Gila apa aku ada main sama Darren yang baru berumur 16 tahun.

      "Turun yuk, kita makan dulu. Aku laper. Nunggu kamunya lama banget." Ajaknya sambil membuka pintu.

      "Siapa suruh nunggu," jawabku ketus. Aku tetap diam di kursi penumpang.

     "Katanya gak mau berantem kok masih ketus sich!" Protesnya kembali menutup pintu.

     "Kamu jadi kayak ABG yang lagi ngambek sama pacarnya dech," godanya sambil menowel hidungku. Kutepis tangannya kasar.

      "Apaan sich, gak lucu," Bener juga sich aku jadi merasa kayak ABG yang lagi ngambeg tapi bukan sama pacar. Haru bukan pacarku, dia mantan muridku.

      "Lama-lama aku cium nich," ancam Haru. Dia mendekat pura-pura mau mencium.

      "Oke, kita turun," teriakku menahan gerakan konyolnya. Jantungku kembali berdetak dengan cepat. Haru tersenyum senang. Sebelum keluar Haru mengambil jas hitam yang tadi tergeletak di kursi belakang,  menutup pintu lalu berlari ke pintuku. Sebelum dia sempat membukanya, aku sudah membukanya terlebih dahulu. Aku tidak mau diperlukan terlalu istimewa. Lagi-lagi Haru nyengir.

     Kami beriringan masuk ke dalam resto mewah itu. Seorang gadis cantik menyambut kami, Haru ngomong sebentar kemudian gadis itu mengantar kami ke tempat yang tidak pernah aku bayangan. Berkhayal pun aku tidak berani. Duduk makan dengan pemandangan pantai yang luar biasa kece. Dibilang norak, emang norak sich..

     Membeli suasana, itu yang selalu aku dengar dari pembicara orang-orang yang suka memanjakan lidah keluar masuk restoran mahal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Membeli suasana, itu yang selalu aku dengar dari pembicara orang-orang yang suka memanjakan lidah keluar masuk restoran mahal. Buatku makan itu masalah rasa bukan harga.

     Kebetulan aku termasuk orang yang gak bisa sembarang makan. Perut kampungku susah menerima makanan mahal hahaha...

      Setelah memersilakan kami duduk, gadis cantik itu pamit.

     "Terima kasih mbak," jawab  Haru sopan. Aku hanya mengangguk..

     "Cantik ya," kataku lirih. Entah setan mana yang menyuruhku melontarkan perkataan itu. Haru menatapku dengan dahi berkerut.

      "Cemburu ya? Tahu gitu aku ajak ngobrol lama si mbak, biar kamu makin cemburu," bisiknya menggoda.

      "Apaan sich," elakku menjauh. Kami duduk bersebelahan pada kursi rotan yang hanya cukup untuk berdua. Haru ikut bergeser mendekat yang membuat aku terjepit di ujung kursi. Tangannya yang bergerak mau memeluk pundakku terhenti di udara bersamaan dengan datangnya mbak cantik tadi membawa buku menu.

                ********
Ais Haru mulai melancarkan rayuan gombalnya. Gombal gak sich...

Cinta lama belum kelar, harus dikelarkan.

Hepi-hepi ya bacanya, yang ngetik dag dig dug der hatinya...

Apaan sich, gak jelas ketularan Haru..

Met malam semua

ARCANE (Yang tak terduga) Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang