With you (2)

604 36 2
                                    

      "What?" Teriakku marah.

       Kutatap lekat wajah pacar gantengku, dadaku berkecamuk. Jadi benar dia hanya pura-pura sopan?

       Haru malah tersenyum menanggapi emosiku.

      "Sabar, jangan marah dulu. Tapi aku suka lho kalau kamu lagi marah, jadi ingat jaman dulu saat hanya bisa melihatmu dalam diam. Di kelas, kantor guru, dalam bis yang membawa kita pulang bareng. Ah masa-masa itu, sangat memacu adrenalin," katanya menggoda. Aku beringsut menjauh, Haru cepat menarik tubuhku dan memelukku dari samping.

      Tubuhku gemetar dalam pelukannya. Aku ketakutan, kata-kata Haru dan kondisi kami hanya berdua di dalam apartemennya membuatku semakin ketakutan. Aku mulai meragukannya.

      "Calm down honey, sorry just teasing you. I promised to take care of you?" bisiknya menenangkanku. Bisikan lembutnya sedikit meredakan ketakutanku.

       Haru berjanji menjagaku, janjinya dengan siapa? Tangan Haru bergerak membelai rambutku, sungguh aku seperti bocah kecil yang terhipnotis olehnya. Aku mantan gurunya yang bodoh ini tak berkutik dalam kungkungan "cintanya".

      Kuberanikan diri melihat mata laki-laki muda didekatku. Lagi-lagi dia tersenyum, tangannya menangkup pipiku. Masih dengan senyum lembutnya dia bertanya.

      "Aku tanya sesuatu boleh?" Aku mengangguk lemah.

      "Arcane, cintakah kamu padaku?" Aku tersentak.

      Tuhan, kenapa dia tanyakan itu? Akankah pesen yang selalu kuberikan untuk murid perempuanku akan terjadi padaku.

     "Jangan pernah percaya pada laki-laki yang mengatakan cinta padamu dan mengambil milikmu yang paling berharga. Jika dia mencintaimu, dia akan menjagamu,"

      "Kenapa, apa yang kamu inginkan dariku?" Tanyaku kasar.

      "Aku ingin tahu perasaanmu padaku. Cintakah kamu padaku?" Tanyanya serius.

      Cintakah aku padanya? Berulang lertanyaan itu berputar-putar dalam pikiranku. Kupejamkan mataku, sejenak kubuang pikiran-pikiran buruk yang sejak tadi menghantuiku.

       Kuingat lagi setiap hal yang Haru lakukan untukku, perhatian-perhatian kecilnya, dukungan dan kehadirannya ketika aku sedang bermasalah. Delapan tahun Haru sabar menungguku, ketika datang Haru menawarkan  kenyamanan dan perlindungannya.

     Berlebihankah kalau aku bilang, aku mencintainya?

     Haru memperpendek jarak wajah kami, dadaku berdegup cepat. Tidak, Haru tidak melakukan yang kutakutkan. Dia hanya menempelkan dahi kami, embusan napasnya menyapu wajahku.

      "Jangan katakan kalau kamu tidak mau mengatakannya. Tapi kamu harus tahu, aku sangat mencintaimu," Diciumnya keningku lalu tubuhku dipeluknya erat.

      "Menikahlah denganku sayang,"  ujarnya lirih.

     Tubuhku mengejang. Apa maksud anak ini, Haru melamarku?

     "Kalau kita nikah, kamu gak usah pindah rumah. Kita gak perlu berjauhan lagi, kita tinggal di sini, berdua," katanya datar.

     Kucoba menarik diri dari pelukannya, tapi Haru menahan tubuhku tetap dalam pelukannya.

       "Biarkan aku memelukmu seperti ini. Aku hanya ingin bersamamu," bisiknya lirih di telingaku.

      "Har, kamu serius?" Tanyaku ragu. Haru mengurai tubuhku dari pelukannya.

      "Honey bunny, kamu ngrusak suasana dech. Aku mati-matian belajar romantis kamunya gak romantis gitu," sentaknya jengkel. Muka gantengnya langsung cemberut.

      Aku lupa, dia gak suka aku panggil nama!

     "Maaf lupa. Jangan marah, aku mencintaimu," kucium pipinya cepat. Haru kaget, seketika tawanya pecah.

      "Eits stop, gak peluk-peluk lagi entar khilaf lho," katanya menahan Haru yang mau memelukku lagi.

      "Peluk doang sayang," rengeknya manja. Aku menggeleng menolak permintaannya.

       Haru tersenyum licik,  tidak menyerah dia menarik tanganku dan menciumnya. Dia tampak sangat bahagia.

      "Jadi kapan kita nikah?"

      Aku kembali terdiam. Aku mencintainya tapi aku tidak tahu mungkinkah kami menikah?
   
                ******
Arcane dilamar? Mau gak ya...
Mungkinkah cinta akan menyatukan dua hati dengan berjuta perbedaan itu?

Cinta itu ribet ya?  Seribet pikiran Arcane yang trauma dengan kemungkinan penolakan orang tua Haru.

Semangat Arcane...

      

ARCANE (Yang tak terduga) Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang