Apple to apple

499 40 2
                                    

     Guru adalah oknum pertama yang layak dipersalahkan jika siswa tidak dapat mencapai nilai yang diharapkan. Guru adalah kambing hitam  terindah dalam dunia pendidikan. Bahkan seorang pengawas bilang begini ke aku ketika melihat hasil ulangan harianku yang sangat amburadul, di mata mereka.

      "Apa saja yang anda kerjakan di kelas, kok nilai anak-anak begini?" Sadis gak sich pertanyaannya. Mata beliau yang agung itu menatapku tajam. Pingin rasanya mencukil mata itu dan buang ke laut, seperti lagu anak-anak kecil. Gemes dan marah bercampur menjadi satu.

      Apa yang aku di kerjakan di kelas? Pertanyaan sarkastis yang membuat ubun-ubun berasap. Emangnya aku main gundu atau lompat tali?  Sembarangan saja mengomemtari kerjaan orang tanpa tahu penyebabnya.

    Emang gampang mengajar IPA pada anak-anak yang lebih suka pegang handphone daripada buku pelajaran? Anak yang lebih suka ber whashap ria daripada mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah? Sangat aktif di sosial media, update twitter, instagram bahkan ada yang jadi youtuber tapi tenang dalam proses pembelajaran alias gak ngerti sama sekali.

     "Kayaknya sich saya di kelas ngajar Pak," sahutku cuek. Pak Bowo dan bu Kasek yang duduk di dekat pak pengawas melotot kaget.

     Bodo amat, dia aja gak menghargai pekerjaan orang. Emang dia tahu usahaku membuat anak-anak mau belajar? Dengan tengilnya si bapak bertubuh tambun itu kembali berujar yang menambah luka hati ini. Aku merasa seperti Betaria Sonata, selalu terluka.

     "Nilai yang diperoleh siswa itu gambaran gurunya. Nilai 100 % menjadi tanggung jawab guru. Kalau nilainya jelek, tanyakan bagaimana gurunya mengajar, bagaimana gurunya mentransfer ilmu yang dimiliki," Kepala sekolahku manggut-manggut, aku diam dah males menanggapi.

     Terus si bapak mulai  bercerita tentang kehebatannya jaman menjadi guru dulu di sekolah A. Katanya bagaimana dia mengubah perilaku anak pinggiran stasiun Manggarai menjadi lebih rajin belajar. Katanya nilai murid-muridnya menjadi bagus, sekolahnya menjadi berprestasi dan bla bla bla yang lainnya. Ngomong doang mah semua orang juga bisa, benar tidaknya siapa yang tahu. Gak ada buktinya kok.

      Aku dah gerah banget berada satu ruangan dengan pak pengawas hebat itu. Padahal suhu ruangan menunjuk angka 16 derajat celaius. Kumainkan pulpen yang kupegang untuk membunuh rasa bosanku.

     "Jadi begitu ya Bu. Bu siapa tadi?" Tanyanya sambil menengok bu kasek yang duduk di sebelahnya. Hadeh pak, gimana lu bilang guru atau pengawas hebat nama orang yang baru saja diperkenalkan saja situ lupa, gerutuku dalam hati.

     "Bu Arcane Pak," jawab bu Kasek cepat.

     "Oya bu Arcane. Coba lebih kreatif cara ngajarnya, perbanyak latihan Fisika kan banyak hitungan jadi harus banyak latihan soal. Dan buat anak-anak senang untuk belajar. Itu kunci keberhasilan guru,"  pesannya panjang lebar. Aku hanya nyengir. Beruntung aku yang dijadikan umpan hari ini, kalau guru lain mungkin ada yang menangis darah saking malunya.

     "Bu Arcane boleh kembali ke kantor. Terima kasih waktunya," perintah Bu Kasek sambil tersenyum manis. Tanpa diperintah dua kali aku langsung berdiri, berpamitan dengan sopan dan berlalu.

      Sebenarnya aku sudah terbiasa dengan sikap pengawas sekolah kalau datang berkunjung. Tugas mereka memang mengawasi kami tapi gak usah lebay juga kali. Kalau mau membandingkan yo aplpe to apple dong, mosok apel sama jeruk. Dia itu mantan guru IPS bandingin sama guru IPA. Sama gak sich, kompleksitasnya?

         *********

Nah lho emosi Arcane makin memuncak gegara pak pengawas. Mending ganteng bisa menyejukkan pemandangan hahahha

Wajahnya gini ngomongnya nyebelin, bikin mual gak sich

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajahnya gini ngomongnya nyebelin, bikin mual gak sich... anggap sebelahnya bu kasek ye..

Wis ah... selamat berkomentar aja..
Matur nuwun

ARCANE (Yang tak terduga) Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang