Part 13 - Hello, London

55.2K 3.4K 38
                                    

Tepat di hari keberangkatannya ke London, Aruna berangkat bersama Raka yang sebelumnya menawarkan diri untuk Raka ke bandara. Selama perjalanan menuju bandara, mereka lebih banyak diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing. Aruna sendiri akhirnya memilih tidur setelah lama termenung.

"Run. Udah sampe." Suara lembut Raka membuat Aruna mengerjapkan matanya. Ia memandang ke arah depan dan mendapati bahwa mereka sudah berada di parkiran bandara. Aruna berusaha mengumpulkan kesadaran kemudian bersiap dengan merapikan dandanannya yang sedikit terlihat tidak fresh karena tertidur.

Setelah dirasa siap, mereka turun dari mobil, Raka dengan sigap membawakan koper milik Aruna. Keduanya sempat menghabiskan waktu di sebuah coffee shop terlebih dahulu seraya sesekali mengobrol, sebelum Aruna memutuskan untuk check in karena masih banyak waktu sebelum pesawatnya take off.

Aruna melirik arloji di pergelangan tangannya, "Kayanya aku harus check in deh. Satu jam lagi take off." Aruna kemudian bersiap-siap dan mengambil tasnya yang semula terletak di kursi kosong di sebelahnya.

Dengan segera Raka mengantarkan Aruna ke dalam. Aruna membalikkan badannya menghadap Raka untuk berpamitan dan mengucapkan terima kasih karena sudah menyempatkan diri mengantarnya meski tahu bahwa jadwal Raka sangat padat setiap harinya.

"Take care ya. Please let me know, kalau kamu udah landing."

Aruna mengangguk paham. "Makasih udah anter ya."

"Jangan pernah dilepas ya?" Raka mengusap cincin pertunangan mereka yang sudah bertengger dengan cantik di jari manis Aruna. Cincin yang menjadi pertanda bahwa pria itu sudah mengikatnya.

Aruna terdiam kaku menatap cincin itu. Seolah tau banyak pikiran menghantui benak Aruna, Raka segera membawa Aruna ke dalam pelukannya, mendekap Aruna dengan erat seraya berbisik, "Aku sayang kamu."

"I know." Gumam Aruna sambil merasakan harum menenangkan yang merebak dari parfum Raka.

Raka menguraikan pelukan mereka lalu memadang Aruna dengan lamat-lamat. Pria itu mengelus puncak rambut Aruna. "Jaga diri baik-baik ya. Aku khawatir kamu kenapa-kenapa sendirian di sana."

"Okay, bye. Hati-hati ya baliknya."

Lalu Aruna segera mengantri untuk check in lalu menyerahkan dan memperlihatkan passpor dan tiketnya pada petugas Bandara.

Setelah selesai melewati bagian keamanan, Aruna sedikit berbalik, menatap Raka sekali lagi. Dia masih setia berdiri melihat Aruna. Ketika menyadari bahwa Aruna tengah menatapnya, Raka melakukan gesture dadah. Aruna tersenyum simpul. Lalu segera berbalik sepenuhnya untuk menuju boarding lounge dan menghilang dari pandangan Raka.

•••


Udara dingin mulai menerpa Aruna ketika ia menapakkan kakinya di London. Udara dingin membuat hidungnya menjadi sedikit kemerahan. Setelah menempuh penerbangan panjang, Aruna akhirnya sampai di Heathrow Airport London.

Tak butuh waktu lama bagi Aruna untuk mendapatkan taxi yang akan mengantarnya menuju Apartemennya di London. Selama perjalanan, Aruna sibuk mengetikkan sesuatu dalam ponselnya. Ia memberi kabar kepada keluarga dan teman-temannya bahwa Aruna sudah landing dengan selamat.

Saat Aruna hendak menyimpan ponselnya ke dalam tas, ada satu panggilan dari James yang merupakan teman sekantornya. Pria berkacamata itu memepertanyakan keberadaan Aruna dan mengajak Aruna untuk ikut serta menghabiskan waktu di sebuah cafe bersama Leah dan Ben.

Meski sedang mengalami jetlag, Aruna pun mengiyakan ajakan James. Namun, ia akan berganti pakaian dan menaruh barangnya terlebih dahulu sebelum menyusul teman-temannya. Terlebih, Aruna harus segera menyerahkan oleh-oleh berupa bumbu indonesia, kain batik, beberapa makanan khas Indonesia, dan lain-lain kepada teman-temannya tersebut.


Affair LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang